Mengenal 2 Metode Penentuan Hilal, Ini Perbedaannya
Kamis, 31 Maret 2022 - 05:15 WIB
Perbedaan Metode Rukyat dan Hisab
1. Metode Rukyat
- Dari sisi matla, terjadi perbedaan antara sedunia, senegara, dan semasafattul qasri.
- Dari saksi, terjadi perbedaan tentang keadilan dan bilanganya.
- Dari sisi alat, terjadi perbedaan pendapat antara yang boleh menggunakan alat dengan yang tidak boleh menggunakan alat.
- Dari sisi laporan, terjadi perbedaan antara pendapat yang mengharuskannya sesuai dengan metodologirukyat yaitu hisab dengan pendapat yang tidak mengharuskan.
- Dari sisi penetapan, terjadi perbedaan pendapat yang mengharuskan rukyat ditetapkan oleh hakim/pemerintah agar mempunyai daya laku secara umum, dengan pendapat yang tidak mengharuskannya.
2. Metode Hisab
Dari sisi perhitungan terjadi perbedaan pendapat antar urfi dan haqiqi yaitu:
- Dari sisi haqiqi, terjadi perbedaan internal antara posisi hilal dan ijtima’
- Dari metode posisi hilal, terjadi perbedaan antara yang yang satu dengan yang lain tentang ufuk, ufuk haqiqi, ufuk mar’i, dan imkanur rukyat.
- Dalam metode ijtima' terjadi perbedaan tentang batas yaitu qabla ghurub dan qabla fajri.
- Dalam metode posisi hilal, terjadi perbedaan pendapat dalam segi metode perhitungannya, yaitu antara hisab taqribi dan haqiqi.
- Hisab taqribi haqiqi adalah prosedur sederhana, tanpa special trigonometri, koreksinya relative sedikit.
- Hisab haqiqi tahqiqi adalah prosedur sedikit panjang, mempergunakan special trigonometri, koreksinyarelative banyak.
Penggabungan Kedua Konsep Bisa Jadi Solusi
Hisab dan rukyat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, berpegang kepada hisab saja dan mengabaikan rukyah merupakan sunnah yang tidak diajarkan Rasulullah SAW. Sebaliknya menggunakan rukyah saja tanpa hisab itu pasti akan tersesat karena tidak didukung dengan keilmuan yang membidangim sehingga melahirkan ketidak akurasian rukyah tersebut.
Hal ini disebabkan kedua metode tersebut saling melengkapi tidak saling menjatuhkan hasil akhir hisab diproses melalui penggunaan pemikiran matematis. Kemampuan memadukan sistem hisab dan rukyat dapat menembus benteng ketegangan dan kekakuan pandangan para ahli hisab dan para ahli rukyat.
Tugas kita adalah meningkatkan kualitas hisab dalam rangka membantu pelaksanaan rukyat. Kemudian meningkatkan cara pelaksanaan rukyat demi persatuan umat Islam secara umum. Hal ini dilakukan untuk menjaga ukhuwah Islamiyah.
Wallahu A'lam
1. Metode Rukyat
- Dari sisi matla, terjadi perbedaan antara sedunia, senegara, dan semasafattul qasri.
- Dari saksi, terjadi perbedaan tentang keadilan dan bilanganya.
- Dari sisi alat, terjadi perbedaan pendapat antara yang boleh menggunakan alat dengan yang tidak boleh menggunakan alat.
- Dari sisi laporan, terjadi perbedaan antara pendapat yang mengharuskannya sesuai dengan metodologirukyat yaitu hisab dengan pendapat yang tidak mengharuskan.
- Dari sisi penetapan, terjadi perbedaan pendapat yang mengharuskan rukyat ditetapkan oleh hakim/pemerintah agar mempunyai daya laku secara umum, dengan pendapat yang tidak mengharuskannya.
2. Metode Hisab
Dari sisi perhitungan terjadi perbedaan pendapat antar urfi dan haqiqi yaitu:
- Dari sisi haqiqi, terjadi perbedaan internal antara posisi hilal dan ijtima’
- Dari metode posisi hilal, terjadi perbedaan antara yang yang satu dengan yang lain tentang ufuk, ufuk haqiqi, ufuk mar’i, dan imkanur rukyat.
- Dalam metode ijtima' terjadi perbedaan tentang batas yaitu qabla ghurub dan qabla fajri.
- Dalam metode posisi hilal, terjadi perbedaan pendapat dalam segi metode perhitungannya, yaitu antara hisab taqribi dan haqiqi.
- Hisab taqribi haqiqi adalah prosedur sederhana, tanpa special trigonometri, koreksinya relative sedikit.
- Hisab haqiqi tahqiqi adalah prosedur sedikit panjang, mempergunakan special trigonometri, koreksinyarelative banyak.
Penggabungan Kedua Konsep Bisa Jadi Solusi
Hisab dan rukyat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, berpegang kepada hisab saja dan mengabaikan rukyah merupakan sunnah yang tidak diajarkan Rasulullah SAW. Sebaliknya menggunakan rukyah saja tanpa hisab itu pasti akan tersesat karena tidak didukung dengan keilmuan yang membidangim sehingga melahirkan ketidak akurasian rukyah tersebut.
Hal ini disebabkan kedua metode tersebut saling melengkapi tidak saling menjatuhkan hasil akhir hisab diproses melalui penggunaan pemikiran matematis. Kemampuan memadukan sistem hisab dan rukyat dapat menembus benteng ketegangan dan kekakuan pandangan para ahli hisab dan para ahli rukyat.
Tugas kita adalah meningkatkan kualitas hisab dalam rangka membantu pelaksanaan rukyat. Kemudian meningkatkan cara pelaksanaan rukyat demi persatuan umat Islam secara umum. Hal ini dilakukan untuk menjaga ukhuwah Islamiyah.
Wallahu A'lam