Kisah Sayyidah Aisyah Kehilangan Kalung Malah Dituduh Selingkuh dengan Shafwan
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 09:41 WIB
18. Dan Allâh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allâh Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allâh mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
20. Dan sekiranya bukan karena kurnia Allâh dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allâh Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). [ QS an-Nûr/24 :11-20]
Dengan turunnya ayat ini, maka permasalahan ini pun menjadi jelas. Rasulullah SAW dan Ummul Mukminin ‘Aisyah ra merasa lega. Begitu juga yang dirasakan oleh kaum Muslimin, namun mereka merasa berang dengan orang-orang yang ikut andil dalam mencoreng nama baik ummul Mukminin.
Sumpah Abu Bakar
Abu Bakar As-Shiddiq ra tersulut emosinya ketika tahu bahwa Misthah bin Utsâtsah, sepupu beliau yang selama ini dibantu ekonominya ternyata ikut andil dalam menyebarkan berita yang telah melukai hati Rasulullah SAW dan seluruh kaum Muslimin ini. Bahkan sampai beliau bersumpah untuk tidak akan membantunya lagi. Lalu turunlah firman Allâh Azza wa Jalla :
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allâh mengampunimu? dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [ QS an-Nûr/24 : 22]
Akhirnya Abu Bakar Radhiyallahu anhu membantu Misthah kembali karena mengharap ampunan dari Allâh Azza wa Jalla .
Dalam ayat-ayat di atas, Allâh mencela mereka yang terperangkap dalam jebakan orang-orang munafik dan memuji kaum Mukminin yang tidak termakan isu ini dan menyikapinya dengan bijak sembari menyakini kedustaan berita ini.
Di antara yang tersanjung dengan ayat ini adalah Abu Ayyub al-Anshari ra. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis yang memberitakan bahwa salah sahabat Rasulullah dari kaum Anshar saat mendengar berita ini, beliau mengatakan :
Kita sama sekali tidak pantas untuk mengucapkan ini, Maha Suci Engkau (Ya Rabb kami), ini adalah dusta yang besar [HR. Bukhari, al Fath, 28/110, no. 7370]
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa orang ini adalah Abu Ayyub ra.
Setelah perkara ini menjadi jelas, Rasulullah SAW kemudian menuntaskannya dengan memberikan sanksi kepada mereka yang terlibat.
19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allâh mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
20. Dan sekiranya bukan karena kurnia Allâh dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allâh Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). [ QS an-Nûr/24 :11-20]
Dengan turunnya ayat ini, maka permasalahan ini pun menjadi jelas. Rasulullah SAW dan Ummul Mukminin ‘Aisyah ra merasa lega. Begitu juga yang dirasakan oleh kaum Muslimin, namun mereka merasa berang dengan orang-orang yang ikut andil dalam mencoreng nama baik ummul Mukminin.
Sumpah Abu Bakar
Abu Bakar As-Shiddiq ra tersulut emosinya ketika tahu bahwa Misthah bin Utsâtsah, sepupu beliau yang selama ini dibantu ekonominya ternyata ikut andil dalam menyebarkan berita yang telah melukai hati Rasulullah SAW dan seluruh kaum Muslimin ini. Bahkan sampai beliau bersumpah untuk tidak akan membantunya lagi. Lalu turunlah firman Allâh Azza wa Jalla :
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allâh mengampunimu? dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [ QS an-Nûr/24 : 22]
Akhirnya Abu Bakar Radhiyallahu anhu membantu Misthah kembali karena mengharap ampunan dari Allâh Azza wa Jalla .
Dalam ayat-ayat di atas, Allâh mencela mereka yang terperangkap dalam jebakan orang-orang munafik dan memuji kaum Mukminin yang tidak termakan isu ini dan menyikapinya dengan bijak sembari menyakini kedustaan berita ini.
Di antara yang tersanjung dengan ayat ini adalah Abu Ayyub al-Anshari ra. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis yang memberitakan bahwa salah sahabat Rasulullah dari kaum Anshar saat mendengar berita ini, beliau mengatakan :
Kita sama sekali tidak pantas untuk mengucapkan ini, Maha Suci Engkau (Ya Rabb kami), ini adalah dusta yang besar [HR. Bukhari, al Fath, 28/110, no. 7370]
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa orang ini adalah Abu Ayyub ra.
Setelah perkara ini menjadi jelas, Rasulullah SAW kemudian menuntaskannya dengan memberikan sanksi kepada mereka yang terlibat.
(mhy)
Lihat Juga :