Kekayaan Abu Bakar 40.000 Dirham, Setelah Masuk Islam Tinggal 5.000 Dirham

Jum'at, 10 Juli 2020 - 09:14 WIB
Mereka kemudian bubar. Itulah yang kita lihat perbuatan Quraisy yang luar biasa kepadanya. Tetapi peristiwa ini belum seberapa dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa lain yang benar-benar memperlihatkan keteguhan iman Abu Bakar kepada Nabi Muhammad dan risalahnya itu. Sedikit pun tak pernah goyah. Dan iman itu jugalah yang membuat tidak sedikit kalangan orientalis tidak jadi melemparkan tuduhan kepada Nabi, seperti yang biasa dilakukan oleh mereka yang suka berlebih-lebihan.



Dengan ketenangan dan kedamaian hatinya yang demikian rupa, keimanan Abu Bakar tidak akan sedemikian tinggi, kalau ia tidak melihat segala perbuatan Rasulullah yang memang jauh dari segala yang meragukan, terutama pada waktu Rasulullah sedang menjadi sasaran penindasan masyarakatnya.

Iman yang mengisi jiwa Abu Bakar ini jugalah yang telah mempertahankan Islam, sementara yang lain banyak yang meninggalkannya tatkala Rasulullah berbicara kepada mereka mengenai peristiwa Isra.



Gelar Ash-Shidiq

Nabi Muhammad berbicara kepada penduduk Makkah bahwa Allah telah memperjalankannya malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan bahwa ia bersembahyang di sana. Oleh orang-orang musyrik kisah itu diperolok, malah ada sebagian yang sudah Islam pun merasa ragu.

Tidak sedikit orang yang berkata ketika itu: “Soalnya sudah jelas. Perjalanan kafilah Makkah-Syam yang terus-menerus pun memakan waktu sebulan pergi dan sebulan pulang. Mana mungkin hanya satu malam saja Muhammad pergi pulang ke Mekah!”

Tidak sedikit mereka yang sudah Islam kemudian berbalik murtad, dan tidak sedikit pula yang masih merasa sangsi.



Selanjutnya, sebagian dari mereka pergi menemui Abu Bakar, karena mereka mengetahui keimanannya dan persahabatannya dengan Nabi Muhammad. Mereka menceritakan apa yang telah dikatakannya Rasulullah mengenai Isra. Terkejut mendengar apa yang mereka katakan itu Abu Bakar berkata: "Kalian berdusta!"

"Sungguh," kata mereka. "Dia di masjid sedang berbicara dengan orang banyak."

"Dan kalaupun itu yang dikatakannya," kata Abu Bakar lagi, "tentu ia mengatakan yang sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan."



Abu Bakar lalu pergi ke masjid dan mendengarkan Nabi yang sedang melukiskan keadaan Baitulmukadas. Abu Bakar sudah pernah mengunjungi kota itu. Selesai Nabi melukiskan keadaan mesjidnya, Abu Bakar berkata: "Rasulullah, saya percaya." Sejak itu Nabi Muhammad memanggil Abu Bakar dengan "ash-Shiddiq".

Haekal menulis, pernahkah suatu kali orang bertanya dalam hati: Sekiranya Abu Bakar juga sangsi seperti yang lain mengenai apa yang diceritakan Rasulullah tentang Isra itu, maka apa pula kiranya yang akan terjadi dengan agama yang baru tumbuh ini, akibat kesangsian itu?



Dapatkah orang memperkirakan berapa banyak jumlah orang yang akan jadi murtad, dan goyahnya keyakinan dalam hati kaum Muslimin yang lain?

Pernahkah kita ingat, betapa jawaban Abu Bakar ini memperkuat keyakinan orang banyak, dan betapa pula ketika itu ia telah memperkuat kedudukan Islam?

Baca juga: Kasus Khalid bin Walid, Cara Pandang Umar dan Abu Bakar
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni.

(HR. Bukhari No. 1077)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More