Begini Reaksi Islam Terhadap Orientalisme Menurut Montgomery Watt

Senin, 23 Januari 2023 - 15:27 WIB
loading...
Begini Reaksi Islam Terhadap Orientalisme Menurut Montgomery Watt
William Montgomery Watt. Foto/Ilustrasi: AP/masjidma
A A A
Banyak orang Islam yang dipengaruhi oleh ide bahwa orang-orang "Orientalis" bersangkut paut dengan para penjajah yang memusuhi Islam. "Kaum orientalis terpelajar sungguh telah berikhtiar untuk memperlihatkan banyak masalah pokok kepercayaan orang Islam adalah salah, terutama yang sekunder, kecuali barangkali tidak banyak orang Islam yang sadar akan rincian-rinciannya," ujar William Montgomery Watt dan buku yang diterjemahkan Zaimudin berjudul "Titik Temu Islam dan Kristen, Persepsi dan Salah Persepsi" (Gaya Media Pratama Jakarta, 1996).

Menurutnya, yang lebih serius adalah sikap umum kaum orientalis dan bangsa Eropa pada umumnya dalam memandang Islam sebagai agama yang rendah dengan berbagai kelemahan, begitu pula dalam beberapa kasus yang terdapat pada asumsi superioritas pribadi penjajah itu.

"Memang benar, ada pula kesadaran di tengah kaum muslimin akan keterbelakangan negeri-negeri Islam dibandingkan dengan barat," ujar Montgomery Watt.



Dalam bukunya The Spirit of Islam, Ameer Ali, berikhtiar menentang anggapan yang merendahkan Islam. Dalam nada yang sama seorang Mesir, Muhammad Rashid Rida, yang menerbitkan jurnal bulanan Al-Manar tahun 1898-1935, hendak menekankan fakta bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat Eropa yang telah terjadi itu secara luas melampaui apa yang telah dipelajari dari kaum muslimin di Spanyol dan dari peradaban Islam secara umum.

Menurutnya, hal ini memperlihatkan bahwa kondisi keterbelakangan kaum muslimin sekarang ini bersifat temporer dan tidak perlu dirasakan inferioritas yang inheren. Argumen ini juga pada gilirannya ditunjukkan sebagai justifikasi bagi diterimanya pendidikan Eropa oleh kaum muslimin, karena dalam pengertian ini asal-usulnya berasal dari Islam.

"Sangat sedikit orang Islam yang mempunyai apresiasi mendalam terhadap pandangan intelektual barat dalam hal sejarah, ilmu pengetalluan dan filsafat," ujar Montgomery Watt.

"Orang-orang yang demikian itu cenderung kurang perhatian untuk menentang kaum orientalis ketimbang untuk memperlihatkan para penganut agama Islam bagaimana mereka dapat menerima tingkat westernisasi dan malah masih mempertahankan identitasnya yang berbeda," lanjutnya.

Akibatnya, kata Montgomery Watt lagi, sekalipun ada berbagai ikhtiar untuk menolak apa saja yang dilihat sebagai serangan terhadap Islam, mereka tidak akan pernah terpengaruh dengan orang-orang barat yang terdidik, dibandingkan dengan pengaruh para ilmuwan barat.



Satu garis berpikir untuk menyatakan bahwa Al-Qur'an yang mengantisipasi berbagai ragam penemuan-penemuan ilmiah itu belum terjadi sampai abad-abad belakangan ini, misalnya: rotasi dan revolusi bumi (QS 39: 5); pembuahan tumbuh tumbuhan lewat angin (QS 15: 22); revolusi matahari, rembulan dan planet-planet pada orbit-orbit yang telah ditentukan (QS 36: 38 dan seterusnya); air sebagai asal-usul bagi semua makhluk hidup (QS 21: 30); model kehidupan lebah (QS 16: 69); persilangan seks pada tumbuh tumbuhan dan makhluk-makhluk yang lain (QS 36: 35).

Diperbincangkan bahwa semenjak hal-hal pokok itu tidak mengetahui makhluk yang bernama manusia pada masa hayat Muhammad SAW, mereka membuktikan bahwa Al-Qur'an itu betul-betul mempunyai asal-usul samawi dari Tuhan.

Garis pemikiran inilah yang dibicarakan oleh seorang ahli kedokteran Perancis, Maurice Bucaille, yang menghasilkan buah penanya yang mempunyai pokok isi masalah yang diperlihatkan tersebut, sungguhppun terdapat banyak kesalahan ilmiah dalam kitab Bibel. Al-Qur'an, dengan demikian, mendahului ilmu pengetahuan yang ada pada zamannya dan mengantisipasi penemuan-penemuan terkemudian.

Injil Barnabas

Sekadar mengingatkan William Montgomery Watt adalah seorang penulis barat tentang Islam. Ia pernah mendapatkan gelar "Emiritus Professor," gelar penghormatan tertinggi bagi seorang ilmuwan. Gelar ini diberikan kepadanya oleh Universitas Edinburgh. Penghormatan ini diberikan kepada Watt atas keahliannya di bidang bahasa Arab dan Kajian Islam (Islamic Studies).



Berikut selengkapnya tulisan Montgomery Watt tersebut:

Di antara orang-orang Islam yang dinyatakan menyerang Islam tidak ada usaha mendapatkan pemahaman yang senyatanya tentang pandangan intelektual barat dan menciptakan "oksidentalisme" Islam sebagai serangan balasan terhadap orientalisme.

Malahan mereka dipenuhi dengan argumen-argumen superfisial menentang Kristen dan pandangan-pandangan barat. Jadi komunitas Ahmadiyah yang heretik (bid'ah) itu menyatakan dirinya telah mendapatkan kuburan Yesus di Srinagar, Kashmir dan mengadopsi pandangan bahwa Yesus hanya jatuh pingsan di tiang kayu salib, lalu pulih lagi dan pergi ke timur untuk menyebarkan ajarannya. Bukti bagi pengidentifikasian kuburan yang khusus sebagai kuburan Yesus itu adalah tidak ada gunanya sama sekali.

Sebagian orang Islam mendapatkan senjata lain untuk menyerang Kristen dalam kitabnya yang disebut Injil Barnabas. Manuskrip asli tentang kitab yang disebut Injil Barnabas ini hanya ada di (dalam bahasa) Italia dan pertama kali didengar di Amsterdam pada tahun 1709, lalu kemudian diperoleh jalannya ke perpustakaan Imperial di Vienna.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1579 seconds (0.1#10.140)