Persepsi Kristen Terhadap Islam Menurut Montgomery Watt

Sabtu, 14 Januari 2023 - 15:08 WIB
loading...
Persepsi Kristen Terhadap Islam Menurut Montgomery Watt
William Montgomery Watt. Foto/Ilustrasi: AP/masjidma
A A A
Orientalis yang pakar studi-studi keislaman dari Britania Raya, William Montgomery Watt (1909-2006), mengatakan saat umat Kristen yang berada di bawah kekuasaan Islam , seperti John di Damascus harus sangat hati-hati dalam mengkritik Islam, sementara warga kerajaan Byzantine tidak ada hambatan sama sekali.

"Maka tidak mengherankan kalau gambaran Islam yang mereka hasilkan dapat dijelaskan sebagai berbagai macam karikatur," ujar William Montgomery Watt dalam buku yang diterjemahkan Zaimudin dengan judul "Titik Temu Islam dan Kristen" (Gaya Media Pratama, 1996).

Betapapun juga, katanya, umat Islam adalah musuh besar yang telah merebut kerajaan yang terdiri dari kawasan banyak provinsi yang maju, seperti Mesir dan Syria, termasuk juga Palestina, tanah leluhur keimanan Kristen dan yang masih menyisakan ancaman militer terus-menerus atas perbatasan selatan dan tenggara.

Dia menyebut tulisan-tulisan para teolog Byzantine dari abad delapan sampai tiga belas yang telah dipelajari secara cermat dan terinci oleh Adel Theodore Khoury, seorang Kristen Arab yang menjadi guru besar di Universitas Munster, Jerman.



Sekadar mengingatkan William Montgomery Watt adalah seorang penulis Barat tentang Islam. Ia pernah mendapatkan gelar "Emiritus Professor," gelar penghormatan tertinggi bagi seorang ilmuwan. Gelar ini diberikan kepadanya oleh Universitas Edinburgh. Penghormatan ini diberikan kepada Watt atas keahliannya di bidang bahasa Arab dan Kajian Islam (Islamic Studies).

Berikut selengkapnya tulisan William Montgomery Watt tentang persepsi Kristen terhadap Islam sebagaimana tertuang dalam buku "Titik Temu Islam dan Kristen":

Tulisan-tulisan para teolog Kristen menggambarkan Islam bukan sebagai kafir (heretika) Kristen dalam bentuk John di Damascus, melainkan sebagai agama salah yang cenderung menyembah berhala.

Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang salah, wakil dari kejahatan, diilhami oleh "bapak kebohongan" dan dengan sendirinya adalah anti-Kristus, sehingga sedemikian banyak yang dilakukan itu telah melampaui batas.

Al-Qur'an adalah kitab suci yang salah, karena Nabi Muhammad memasukkan bahan yang berasal dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bahkan menambah bahan-bahan lain yang berasal dari kekufuran dan bid'ah sebagai rekaan Manichean dan khayalan dirinya sendiri.

Dengan demikian, Islam adalah agama yang membahayakan inspirasi diabolik dan para ahli teologi Kristen dengan tegas begitu senang apabila Islam itu hancur binasa.

Perlu ditambahkan bahwa Professor Khoury adalah orang yang percaya kepada dialog dengan Islam dan tidak mengakui gambaran semacam ini. Sebaliknya Professor Khoury berpikir bahwa umat Kristen dewasa ini seharusnya mengetahui apa yang dipikirkan oleh leluhur-leluhur mereka.

Karena bangsa Byzantine mengetahui umat Islam sebagai prajurit asing yang buruk yang mereka ketemukan di medan laga, maka mereka itu dapat dimasukkan sebagai karikatur keimanan mereka.



Sungguhpun demikian, pencampur-adukan kebudayaan di semenanjung Iberia agaknya menghasilkan situasi yang berbeda, terutama setelah sebagian umat Islam berada di bawah kekuasaan Kristen.

Umat Kristen yang hidup berdampingan dengan umat Islam dan mengadakan kontak sehari-hari dengan umat Islam, malah menunjukkan bahwa umat Islam ini sebagai bangsa manusia yang masuk akal. Bahkan boleh dicatat bagaimana ketika Sevilla diduduki pada tahun 1248 Masehi oleh penduduk pegunungan dari utara dan bangsa Franka yang membantu mereka, ternyata mereka itu hebat begitu mengagumkan, ramah, halus budi bahasanya yang asri serta keindahan kotanya yang unggul dengan jalan apapun ke koa-kota perkampungan di sekitarnya.

Maka yakin kalau persepsi individual umat Islam ini masuk akal dan mereka adalah bangsa yang sangat terpelajar yang mengajak sebagian pemimpin Kristen tertarik kepada perolehan informasi yang lebih akurat tentang umat Islam, Islam adalah bangsa yang berbudaya.

Dari lingkungan antar-kultural sampai ke gerakan awal ke arah ilmu pengetahuan Islam faktual yang lebih besar. Ini adalah Dialogue tentang Islam, yang telah ditulis oleh Pedro de Alfonso pada tahun 1108 Masehi. Ia adalah seorang Spanyol yang awalnya beragama Yahudi lalu pindah ke agama Kristen.

Walaupun demikian, pengaruh utama pada petunjuk ini berasal dari Peter Yang Mulia (Peter the Venerable), kepala biara Cluny yang penting dari tahun 1122 sampai meninggalnya pada tahun 1156 Masehi.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3323 seconds (0.1#10.140)