Begini Isi Surat Al-Fatih kepada Sultan Mesir tentang Penaklukan Konstantinopel

Senin, 20 Juli 2020 - 08:36 WIB
loading...
Begini Isi Surat Al-Fatih kepada Sultan Mesir tentang Penaklukan Konstantinopel
Sultan Muhammad Al-Fatih saat memimpin pasukannya. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
SULTAN Muhammad Al-Fatih mengirim beberapa surat pemberitahuan tentang penaklukkan Konstantinopel kepada penguasa Mesir , penguasa Iran , penguasa Makkah , dan penguasa Qurman. ( ).

Menurut Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, beliau juga mengirim beberapa surat kepada penguasa-penguasa negeri tetangga yang beragama Nasrani seperti Murah, Valachie, Hungaria, Bosnia , Serbia , Albania dan semua wilayah yang menjadi kekuasaannya.



Berikut ini adalah sebagian isi surat Sultan Al Fatih kepada penguasa Mesir Inal. Surat ini ditulis oleh guru Al-Fatih, Syaikh Ahmad Al-Kurani:

“... Sesungguhnya salah satu tradisi yang baik dari para leluhur kita adalah bahwa mereka merupakan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, yang tidak takut terhadap celaan orang-orang yang mencerca. Sedangkan kami senantiasa menjalankan sunnah-sunnah itu, sebagaimana kami juga selalu menapaki jejak mereka sebagai refleksi dari amal kami terhadap firman Allah yang berbunyi:

اتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

”Perangilah orang-orangyang tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir.” (At-Taubah: 29)

Sebagaimana kami juga selalu berpegang teguh kepada sabda Rasulullah, bahwasanya:

مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ

"Barangsiapayang kedua kakinya berdebu di jalan Allah, maka Allah akan mengharamkan dia untuk masuk neraka." (HR Bukhari)

Allah telah memberi kami berkah dan nikmat di tahun ini sehingga kami diberi kemampuan untuk terus berpegang teguh kepada agama Allah, Pemilik Kejayaan, dan Kemuliaan dan diberi kemampuan untuk selalu berpijak di atas perintah Allah dengan menjalankan kewajiban jihad di Islam dengan berpedoman pada firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Wahaai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir di sekitarkamu itu, dan hendaklah mereka merasakan kekerasan darimu, dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orangyang bertakwa." (At-Taubah: 123)



Kami telah menyiapkan pasukan perang dari kalangan mujahidin, baik dari laut maupun darat untuk menaklukkan kota yang dipenuhi dengan kemungkaran dan kekufuran, yang kini berada di tengah-tengah kekuasaan Islam. Kota ini semula dibanggakan dengan lantunan syair:

“Dia laksana bintik-bintik di kulit yang indah,
dan dia laksana awan tipis penutup rembulan.”



Kota ini sebagiannya berada di laut dan sebagian lain ada di darat. Maka kami siapkan untuk itu, sebagaimana Allah telah memerintahkan dalam firman-Nya:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ

”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.” (Al-Anfal: 60)

Kami telah mempersiapkan semua sarana perang, dari tombak dan lembing, manjaniq, meriam, dan semua senjata darat lainnya. Kami juga telah menyiapkan perahu dan kapal untuk armada perang di laut. Kami melakukan serangan pada tanggal 26 Rabiul Awwal yang berlangsung beberapa bulan di tahun 857 H.



Setiap kali mereka diseru kepada kebenaran' mereka selalu ingkar dan menyombongkan diri, sedangkan mereka itu termasuk orang-orang kafir. Maka kami kepung mereka kami perangi mereka. Maka berkecamuklah perang antara kami dan mereka selama 46 hari.

Maka tatkala fajar shadiq menyingsing pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula, kami melancarkan serangan laksana bintang yang dilemparkan kepada setan-setan yang dilakukan dengan kebijakan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan keadilan Umar Al-Faruq RA serta pukulan Al-Haidar dari Bani Utsman. Allah telah mengaruniakan kemenangan sebelum matahari terbit dari ufuk Timur. ( )

سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ

”Golongan itu akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya Hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (Al-Qamar: 45-46)



Orang yang pertama kali terbunuh dan terpenggal kepalanya adalah Tukfurham yang terlaknat. Maka hancurlah mereka sebagaimana binasanya Kaum ‘Aad dan Tsamud. Maka ruh mereka segera dibawa oleh malaikat azab dan mereka akan dimasukkan ke dalam neraka, tempat yang sejelek-jeleknya. Maka terbunuhlah orang-orang yang terbunuh dan tersisalah yang masih hidup.



Kaum mujahidin berhasil mengambil alih simpanan harta mereka, termasuk harta-harta yang dipendam. Jadilah mereka orang-orang yang tidak pernah disebut, dan orang-orang yang zalim itu dimusnahkan hingga ke akar-akarnya. Sungguh segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Dan di hari itu orang-orang mukmin bergembira atas pertolongan Allah. ( )

Maka tatkala kami berhasil menang atas orang-orang kafir ini, kami membersihkan busur panah kami dari rumah-rumah ibadah. Dan kami keluarkan dari gereja-gereja itu palang salib dan lonceng-lonceng gereja. Lalu kami jadikan tempat-tempat penyembahan berhala itu menjadi masjid-masjid kaum muslimin. Mulialah tempat-tempat itu dengan khutbah-khutbah. Terjadilah kehendak Allah dan gagallah apa yang mereka lakukan...” ( )

Sultan Muhammad Al-Fatih juga mengirimkan surat kepada penguasa Makkah melalui penguasa Mesir. Sedangkan penguasa Mesir telah membalas surat Sultan Muhammad Al-Fatih dan hadiah-hadiahnya dengan untaian syair yang demikian indah dan mempesona. Di antaranya adalah bait-bait syair seperti di bawah ini:



"Kau pinang dia saat masih perawan dan tak ada mahar yang kuberikan
kecuali pedang yang tajam, tombak dan pasukan-pasukan penunggang kuda
Barangsiapa yang menjadikan malam gulita sebagai maharnya
dia akan mendapatkan telur benteng itu sebagai tempat pelaminannya
Allah Mahabesar, tidaklah kau memetik buah ranumnya kecuali karena ayahmu telah menanam jauh sebelumnya



Dalam surat penguasa Mesir juga terdapat bait-bait syair:

“Allah Mahabesar, inilah pertolongan dan keberhasilan
inilah kemenangan yang tidak pernah terbetik dalam pikiran.”

Salah seorang penyair Mesir berkata mengenai penaklukkan ini:

"Demikianlah, hendaklah dalam perjuangan ada semangat membakar
Jika tidak, tidak akan pernah kering sarung pedang yang ganas



Pasukanmu adalah laut, samudera adalah kuda yang kencang larinya
jika gelombang yang bergulung-gulung tidak segera berhenti geraknya

Yang mengelilingi panji-panji yang menunjukkan kemenangan
dia mendapat pertolongan, dukungan sebagai hamba dan pelayan

Wahai penolong Islam, Wahai orang yang dengan serbuannya
pada musuh-musuh kafir di hari-hari yang demikian mencekam

Bergembiralah dengan kemenangan yang menjadi buah bibir di seluruh bumi
Hujan berlalu digiring angin timur dan burung unta.” (Baca juga: Sejarah Hagia Sophia, antara Katedral Kristen Ortodoks dan Masjid )
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2841 seconds (0.1#10.140)