Ini Dia Tokoh yang Ubah Hagia Sophia dari Masjid Menjadi Museum

Jum'at, 24 Juli 2020 - 13:47 WIB
loading...
A A A


Mustafa Kemal menyelesaikan sekolah militer ini pada usia 15 tahun, kemudian ia meneruskan tingkat lanjutan kemiliteran di wilayah Manastar. Namun pada saat sedang melanjutkan sekolahnya, ibunya memutuskan untuk menikah kembali dengan salah seorang pegawai pemerintahan tanpa memberitahukan terlebih dahulu terhadap Mustafa.

Karena ulah tersebut membuat Mustafa Kamal sangat marah terhadap ibunya dan meninggalkan rumahnya pergi ketempat kakak dari Ali Ridha Affandi. Karena kejadian itu hubungan antara Mustafa dan ibunya semakin jauh dan jarang mengunjungi ibunya dalam rentang waktu yang lama.


Ketika sedang melaksanakan sekolah Militer, di sekolahnya ada beberapa pelajaran yang sangat ia suka, yaitu pelajaran bidang adab dan syair, bahkan kesukaannya itu menular kepada temannya yang belajar di kelas yang sama yaitu Umar Naji.

Umar Naji adalah seseorang yang kelak akan menjadi seorang orator pada partai alIttihad wa at-Taraqqi atau disebut juga dengan partai Persatuan dan Pembangunan di Turki yang sangat dikenal pada masanya yakni tahun 1925.

Mustafa Kemal juga sangat menyukai pelajaran matematika dan sejarah.



Pada saat usianya menginjak 18-19 tahun ia datang seorang diri ke Istambul untuk melanjutkan sekolahnya yaitu sekolah Latihan Perang (Akademik Militer), ia lakukan itu ketika sesaat setelah belajar keras dengan dunia syair.

Walaupun syair telah ia tinggalkan, ia kerap melakukan sebuah orasi sebagai hobinya. Suatu ketika di sekolah lanjutannya itu diadakan perlombaan orasi antar mahasiswa, iapun mengikutinya.

Setelah selesai studi di sekolah Akademi Militer pada tahun 1899, pada tahun 1902 Mustafa masuk Sekolah Tinggi Militer di Istambul dan lulus pada tahun 1905 dengan pangkat kapten.



Harun Nasution dalam Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan menyebut setelah menyelesaikan jenjang pendidikannya, Mustafa lebih menaruhkan perhatiannya secara total pada lapangan politik. Untuk menambah wawasan keilmuannya dan mengasah naluri politiknya, Mustafapun belajar bahasa Prancis dan banyak membaca karya-karya pemikir politik Perancis.

Semasa belajar, Mustafa sudah mulai kenal dengan politik melalui seorang temannya bernama Ali Fethi. Temannya ini mendorongnya untuk memperkuat dan memperdalam pemikiran filosof-filosof Prancis seperti Rousseau, Voltaire, Auguste Comte, Montesquieu dan banyak lagi.

Menikah Lalu Cerai
Mukti Ali menulis saat menginjak masa dewasanya, Mustafa Kemal menikahi seorang wanita cantik yang berpendidikan Eropa yang bernama Latifah Hanim, putri dari Usakizade Muammer seorang pedagang kayu dari Izmir.



Kota Izmir adalah sebuah kota metropolitan yang terletak di ujung barat Anatolia dan merupakan kota terbesar ketiga di Turki setelah Istanbul dan Ankara.

Menurut Maryam Jameel, perkawinan mereka tidak berumur panjang dan berakhir dengan perceraian. Itu semua terjadi karena Mustafa Kemal memaksa dan menganjurkan Latifah untuk berpakaian seorang laki-laki dan menuntut persamaan hak bagi kaum wanita.

Jelas sekali ini adalah menentang kepribadian Latifah yang kental akan keislamannya sehingga ia sontak menuntut agar dapat diperlakukan seperti wanita terhormat bahkan ia sampai mengutuk apabila kehormatan wanita itu diinjak-injak.



Dari peristiwa ini kesetian Mustafa meluntur dan marah besar. Dengan perasaan yang amat marah iapun menceraikan dan mengusir Latifah. Setelah kejadian itu ia kembali berkumpul dengan minum-minuman keras bahkan sampai menjadi pemabuk yang berat.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4643 seconds (0.1#10.140)