Perawakan Abu Bakar Ash-Shiddiq Menurut Sayyidah Aisyah

Selasa, 19 September 2023 - 15:44 WIB
loading...
Perawakan Abu Bakar Ash-Shiddiq Menurut Sayyidah Aisyah
Berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip. Ilustrasi: Ist
A A A
Sayyidah Aisyah ra mendeskripsikan ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq , sebagai berikut: Berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak jelas.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Abu Bakr As-Siddiq - Yang Lembut Hati" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) menyebut Abu Bakar sukses dalam usaha dagang. "Keberhasilannya dalam perdagangan itu mungkin saja disebabkan oleh pribadi dan wataknya," ujar Haekal.



Begitu damai perangainya, sangat lemah lembut dan sikapnya tenang sekali. Tak mudah ia terdorong oleh hawa nafsu. Dibawa oleh sikapnya yang selalu tenang, pandangannya yang jernih serta pikiran yang tajam, banyak kepercayaan dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang tidak diikutinya.

Sayyidah Aisyah menyebutkan bahwa ia tak pernah minum minuman keras, di zaman jahiliah atau Islam, meskipun penduduk Makkah umumnya sudah begitu hanyut ke dalam khamar dan mabuk-mabukan. Ia seorang ahli genealogi - ahli silsilah - bicaranya sedap dan pandai bergaul.

Ibn Hisyam, penulis kitab Sirah mengatakan:

"Abu Bakr adalah laki-laki yang akrab di kalangan masyarakatnya, disukai karena ia serba mudah. Ia dari keluarga Quraisy yang paling dekat dan paling banyak mengetahui seluk-beluk kabilah itu, yang baik dan yang jahat. la seorang pedagang dengan perangai yang sudah cukup terkenal. Karena suatu masalah, pemuka-pemuka masyarakatnya sering datang menemuinya, mungkin karena pengetahuannya, karena perdagangannya atau mungkin juga karena cara bergaulnya yang enak."



Masa Kecil

Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di Makkah. Lepas masa anak-anak ke masa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang pakaian. Usahanya ini mendapat sukses. Dalam usia muda itu ia kawin dengan Qutailah bint Abdul Uzza. Dari perkawinan ini lahir Abdullah dan Asma'. "Asma' inilah yang kemudian dijuluki Zatun-Nifaqain," tulis Haekal.

Sesudah dengan Qutailah Abu Bakar menikah lagi dengan Umm Rauman binti Amir bin Uwaimir. Dari perkawinan ini lahir pula Abdur-Rahman dan Aisyah.

Kemudian di Madinah, Abu Bakar menikah dengan Habibah binti Kharijah, setelah itu dengan Asma' bint Umais yang melahirkan Muhammad.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1172 seconds (0.1#10.140)