Runtuhnya Emirat Granada: Kisah Tandem Isabela I dan Ferdinand II yang Lahirkan Spanyol

Selasa, 27 Agustus 2024 - 05:15 WIB
loading...
Runtuhnya Emirat Granada:...
Sejak Kekhalifahan Muwahhidun kalah perang dalam Las Navas de Tolosa pada tahun 1212, pemerintahan Islam terdesak oleh kerajaan-kerajaan Kristen. Ilustrasi: Ist
A A A
Sejak Kekhalifahan Muwahhidun kalah perang dalam Las Navas de Tolosa pada tahun 1212, pemerintahan Islam terdesak oleh kerajaan-kerajaan Kristen . Kekhalifahan sudah bukan lagi pelindung thaifah-thaifah kecil di Semenanjung Iberia, karena di Semenanjung Iberia kekuatan militer Kekhalifahan Muwahhidun sudah lemah.

Phillip K. Hitti dalam buku berjudul "History of the Arabs" yang diterjemahkan R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008) menyebut kekalahan dalam pertempuran tersebut menyebabkan Kekhalifahan Muwahhidun kehilangan daerah kekuasaan yaitu daerah Merida, Badajoz, dan Huelva kepada Kerajaan Leon. Kepada Kerajaan Castilla, Kekhalifahan Muwahhidun memberikan Cordoba, Murcia, Jaen, Alicante, dan Sevilla.

Selain daerah tersebut, Kekhalifahan Muwahhidun memberikan daerah Silves dan Beja kepada Kerajaan Portugal . Sementara itu Malorca dan Valencia yang semula dikuasai Kekhalifahan Muwahhidun diberikan kepada Aragon.



Berdirinya Emirat Granada cukup mengejutkan karena kembalinya Kekhalifahan Muwahhidun ke Maghrib merupakan keberhasilan yang luar biasa bagi gerakan Reconquista atauupaya penaklukan kembali Andalusia (Spanyol) oleh kaum Kristen Eropa .

Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut Emirat Granada menjadi satu-satunya dinasti Islam di Eropa.

Setelah ditelusuri, ternyata direbutnya Cordoba pada tahun 1236 disebabkan Emirat Granada bersekutu dengan Raja Castilla, Ferdinand III, yang tujuannya agar Emirat Granada tidak diserang oleh kekuatan militer pasukan Reconquista.

Sejak pertemuan tersebut, Emirat Granada bersedia menjadi bawahan kerajaan-kerajaan besar di Eropa, khususnya Kerajaan Castilla.

Muhammad I bin Nashir merupakan emir pertama bagi Emirat Granada. Tanpa peran Muhammad I bin Nashir, kemungkinan Emirat Granada akan jatuh bersamaan dengan jatuhnya Sevilla ke tangan Ferdinand III.

Emirat Granada sendiri berdiri sejak tahun 1230 dengan status sebagai thaifah kecil yang akhirnya berubah menjadi emirat sejak pemerintahan Islam yang lain runtuh di Andalusia dan sekitarnya, seperti Thaifah Jayyan dan Thaifah Sevilla.



Pada tahun 1482 penaklukan terhadap satu-satunya Islam di Semenanjung Iberia akhirnya dilaksanakan. Kebekuan politik karena buruknya komunikasi Emirat Granada dengan Kerajaan Castilla dan Aragon membuat pemimpin kedua kerajaan tersebut memutuskan untuk melakukan invasi.

Isabela I sebagai Ratu Castilla dan Ferdinand II dari Aragon sepakat untuk menghancurkan Emirat Granada. Perang tersebut terjadi selama 10 tahun secara bertahap. Kekuatan yang tidak seimbang membuat Emirat Granada terpaksa melakukan perjanjian di akhir tahun 1491 untuk menyerah. Tepatnya di bulan Januari tahun 1492, Muhammad XII menyerahkan Emirat Granada kepada Kerajaan Castilla dan Aragon.

Phillip K. Hitti menyebut keberhasilan menghancurkan pemerintahan Islam di Semenanjung Iberia akhirnya terwujud. "Isabela I dan Ferdinand II akhirnya menikah dan menggabungkan kerajaan menjadi Kerajaan Spanyol," ujarnya.

Pada tahun 1492, Kerajaan Spanyol juga memulai ekspedisi mencari rempah-rempah karena Turki Usmani memblokade jalur perdagangan dari Asia menuju Eropa dan sebaliknya.

Jati Pamungkas menjelaskan arti dari hancurnya pemerintahan Islam di Semenanjung Iberia adalah keberhasilan dari Reconquista dan juga kemenangan pasukan Salib dalam mengusir Islam dari tanah Eropa.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2469 seconds (0.1#10.140)