Rasulullah Sudah Peringatkan Utsman bin Affan Akan Terbunuh karena Fitnah
loading...
A
A
A
RASULULLAH Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengabarkan kepada Utsman bin Affan dan maupun kepada para sahabat secara berulang-ulang bahwa akan terjadi fitnah yang bakal menimpa Utsman dan para sahabat beliau yang berada di atas kebenaran. (
)
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengisyaratkan untuk mengikuti beliau (Utsman) ketika terjadi fitnah.
Di antara yang sahih dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang hal ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Radhiyallahu‘anhu , beliau berkata: Rasulullah SAW menyebutkan adanya fitnah. Lalu ada seseorang yang lewat dan Nabi berkata :”Orang yang memakai penutup muka ini akan terbunuh pada saat itu.”
Abdullah bin Umar mengatakan: ”Aku melihat (orang tersebut) adalah Utsman bin Affan.”
Ka’ab bin Murrah al-Bahziz meriwayatkan kisah yang serupa dengan yang di atas. Beliau telah mendengar Rasulullah menyebutkan tentang fitnah, lalu tiba-tiba Utsman datang dalam keadaan memakai penutup muka dan beliau mengisyaratkan kepada Utsman, seraya berkata :”Orang ini dan para sahabatnya di atas kebenaran dan petunjuk.”
Abdurrahman at-Tamimi dalam bukunya berjudul "Utsman bin Affan, Khalifah yang Terzhalimi" menyebut bahwa baik kedua riwayat ini untuk satu kisah atau dua, semuanya mengabarkan bahwa Nabi SAW menjelaskan akan terbunuhnya Utsman dalam fitnah. Dan riwayat Ka’ab menambahkan bahwa beliau dan para sahabatnya di atas kebenaran ketika terjadinya fitnah ini.
Di antara yang menunjukkkan bahwa Ka’ab ingin mengetahui lebih jelas siapa orang yang dimaksud oleh Nabi SAW. Maka dia pun mendatangi orang tersebut dan memegangi kedua pundaknya ternyata dia adalah Utsman bin Affan. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyambutnya.
Ka’ab mengatakan: Apakah ini orangnya ?
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadanya: "ya." ( HR. Ahmad dalam al-Musnad 4/109)
Di antaranya pula apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah , yang demikian itu ketika beliau meminta izin kepada Utsman pada waktu pengepungan (terhadap rumah beliau) untuk berbicara kepada beliau. Ketika beliau mengizinkannya, beliau (Abu Hurairah) berdiri dan memuji Allah kemudian berkata:
”Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :”Sesungguhnya kalian akan menemui sepeninggalku fitnah dan perselisihan. Salah seorang mengatakan: Apa yang kita lakukan, ya Rasulullah? Beliau menjawab, wajib bagi kalian bersama al-Amin dan para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau menunjuk kepada Utsman. (HR Ahmad dalam al-Musnad 4/105)
Di antaranya pula, apa yang telah ditentukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang waktu terjadinya fitnah tersebut, seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda :”Poros Islam berputar pada 35 atau 36 atau 37 ...” ( HR. Ahmad dalam al-Musnad 1/390)
Dan Allah berkehendak hal itu terjadi pada tahun 35 H dengan dinyalakannya fitnah hingga terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu. (Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/705. oleh al-Albani)
Dan di antaranya juga, apa yang disamakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari fitnah tersebut dengan fitnah Dajjal, dari segi banyaknya manusia yang tertarik dengannya. Dan barangsiapa yang selamat dari keduanya maka dia akan selamat. ( )
Yang demikian itu, seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Hawalah Radhiyallahu ‘anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: ”Barangsiapa yang selamat dari 3 hal, maka dia akan selamat -3 kali diulang oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam – yaitu : wafatku, Dajjal dan terbunuhnya seorang khalifah yang bersabar di atas kebenaran dan dia pasrah”. (HR. Ahmad dalam al-Musnad 4/105)
Abdurrahman at-Tamimi mengatakan telah diketahui, bahwa khalifah yang terbunuh dalam keadaan bersabar di atas kebenaran dan pasrah untuk dibunuh adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.
Semua tanda-tanda menunjukkan bahwa khalifah yang dimaksud oleh hadis di atas adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.
Dalam hadis ini –wallahu a’lam – ada isyarat besar tentang pentingnya menyelamatkan diri dari fitnah ini, baik secara fisik maupun maknawi. Adapun secara fisik ada pada waktu terjadinya fitnah, dari menggerakkan, mengumpulkan (massa) dan membunuh serta yang lainnya.
Adapun secara maknawi, maka terjadi setelah fitnah dengan tenggelam dalam kebatilan serta berbicara tanpa haq. Maka hadits ini umum untuk umat ini, dan bukan khusus bagi yang hidup di zaman fitnah tersebut. Wallahu a’lam. ( )
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengisyaratkan untuk mengikuti beliau (Utsman) ketika terjadi fitnah.
Di antara yang sahih dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang hal ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Radhiyallahu‘anhu , beliau berkata: Rasulullah SAW menyebutkan adanya fitnah. Lalu ada seseorang yang lewat dan Nabi berkata :”Orang yang memakai penutup muka ini akan terbunuh pada saat itu.”
Abdullah bin Umar mengatakan: ”Aku melihat (orang tersebut) adalah Utsman bin Affan.”
Ka’ab bin Murrah al-Bahziz meriwayatkan kisah yang serupa dengan yang di atas. Beliau telah mendengar Rasulullah menyebutkan tentang fitnah, lalu tiba-tiba Utsman datang dalam keadaan memakai penutup muka dan beliau mengisyaratkan kepada Utsman, seraya berkata :”Orang ini dan para sahabatnya di atas kebenaran dan petunjuk.”
Abdurrahman at-Tamimi dalam bukunya berjudul "Utsman bin Affan, Khalifah yang Terzhalimi" menyebut bahwa baik kedua riwayat ini untuk satu kisah atau dua, semuanya mengabarkan bahwa Nabi SAW menjelaskan akan terbunuhnya Utsman dalam fitnah. Dan riwayat Ka’ab menambahkan bahwa beliau dan para sahabatnya di atas kebenaran ketika terjadinya fitnah ini.
Di antara yang menunjukkkan bahwa Ka’ab ingin mengetahui lebih jelas siapa orang yang dimaksud oleh Nabi SAW. Maka dia pun mendatangi orang tersebut dan memegangi kedua pundaknya ternyata dia adalah Utsman bin Affan. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyambutnya.
Ka’ab mengatakan: Apakah ini orangnya ?
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadanya: "ya." ( HR. Ahmad dalam al-Musnad 4/109)
Di antaranya pula apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah , yang demikian itu ketika beliau meminta izin kepada Utsman pada waktu pengepungan (terhadap rumah beliau) untuk berbicara kepada beliau. Ketika beliau mengizinkannya, beliau (Abu Hurairah) berdiri dan memuji Allah kemudian berkata:
”Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :”Sesungguhnya kalian akan menemui sepeninggalku fitnah dan perselisihan. Salah seorang mengatakan: Apa yang kita lakukan, ya Rasulullah? Beliau menjawab, wajib bagi kalian bersama al-Amin dan para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau menunjuk kepada Utsman. (HR Ahmad dalam al-Musnad 4/105)
Di antaranya pula, apa yang telah ditentukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang waktu terjadinya fitnah tersebut, seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda :”Poros Islam berputar pada 35 atau 36 atau 37 ...” ( HR. Ahmad dalam al-Musnad 1/390)
Dan Allah berkehendak hal itu terjadi pada tahun 35 H dengan dinyalakannya fitnah hingga terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu. (Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/705. oleh al-Albani)
Dan di antaranya juga, apa yang disamakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari fitnah tersebut dengan fitnah Dajjal, dari segi banyaknya manusia yang tertarik dengannya. Dan barangsiapa yang selamat dari keduanya maka dia akan selamat. ( )
Yang demikian itu, seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Hawalah Radhiyallahu ‘anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: ”Barangsiapa yang selamat dari 3 hal, maka dia akan selamat -3 kali diulang oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam – yaitu : wafatku, Dajjal dan terbunuhnya seorang khalifah yang bersabar di atas kebenaran dan dia pasrah”. (HR. Ahmad dalam al-Musnad 4/105)
Abdurrahman at-Tamimi mengatakan telah diketahui, bahwa khalifah yang terbunuh dalam keadaan bersabar di atas kebenaran dan pasrah untuk dibunuh adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.
Semua tanda-tanda menunjukkan bahwa khalifah yang dimaksud oleh hadis di atas adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.
Dalam hadis ini –wallahu a’lam – ada isyarat besar tentang pentingnya menyelamatkan diri dari fitnah ini, baik secara fisik maupun maknawi. Adapun secara fisik ada pada waktu terjadinya fitnah, dari menggerakkan, mengumpulkan (massa) dan membunuh serta yang lainnya.
Adapun secara maknawi, maka terjadi setelah fitnah dengan tenggelam dalam kebatilan serta berbicara tanpa haq. Maka hadits ini umum untuk umat ini, dan bukan khusus bagi yang hidup di zaman fitnah tersebut. Wallahu a’lam. ( )
(mhy)