Lailatul Qadar di Depan Mata, Carilah di 10 Malam Terakhir
loading...

Malam 10 hari terakhir Ramadhan akan menjadi penentu berhasil atau tidaknya ibadah puasa yang kita jalani. Foto/Dok SINDOnews
A
A
A
Tak terasa malam ini kita sudah memasuki malam ke-21 di bulan Ramadhan . Malam yang ditekankan baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memperbanyak ibadah.
Malam 10 hari terakhir Ramadhan akan menjadi penentu berhasil atau tidaknya ibadah puasa yang kita jalani. Malam ini juga permulaan 10 akhir Ramadhan yang dinyatakan adanya Lailatul Qadar (malam kemuliaan). (Baca Juga: Tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar)
Menurut Dai lulusan Al-Azhar Ustaz Muchlis Al-Mughni , malam Al-Qadar artinya malam dimana Allah akan menetapkan takdir-takdir para hamba-Nya untuk setahun ke depan. Ada takdir azali yang ditetapkan sejak ruh dimasukan dalam tubuh kita. Ada takdir mu'alaq, takdir yang digantungkan kepada usaha hamba.
"Misalnya Allah sudah menakdirkan gagal usaha, sakit, kecelakaan dan lain sebagainya. Namun jika kesempatan malam Al-Qadar kita maksimalkan dengan ibadah dan berdoa baik kita maka tidak mustahil takdir-takdir buruk itu akan terhapus dan berganti takdir baik," kata dai yang juga imam di Masjid Cut Mutia Menteng Jakarta Pusat.
Adapun keutamaan malam Al-Qadar , kata Ustaz Muchlis, seperti 1000 bulan yang berarti 1 malam itu kita beribadah seperti 84 tahun. 1 jamnya seperti 8 tahun dan 1 menitnya seperti 50 hari. Karena itu jangan sia-siakan kesempatan bertemu malam Al-Qadar yang dirahasiakan waktu datangnya. (Baca Juga: Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar?)
Ustaz Muchlis juga meminta umat Islam berdoa agar Allah Ta'ala berkenan mengangkat wabah virus dari Indonesia. "Jangan lupa doa kita agar wabah Corona ini diangkat, dan yang sakit diberi kesembuhan, dan semua efek negatif dari wabah ini pulih kembali dan normal sedia kala," kata Ustaz Muchlis.
Mencari Lailatul Qadar
Rasulullah shallallahu 'laihi wa sallam pernah bersabda, "Barangsiapa yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar , maka carilah pada sepuluh malam terakhir". (HR. Al-Bukhari).(Baca Juga: Cara Meraih Lailatul Qadar)
Nabi juga bersabda dalam Hadis lain yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.
حَدَّثَنَا وَاصِلُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرٍّ قَالَ قُلْتُ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّى عَلِمْتَ أَبَا الْمُنْذِرِ أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ قَالَ بَلَى أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا لَيْلَةٌ صَبِيحَتُهَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ فَعَدَدْنَا وَحَفِظْنَا وَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمَ ابْنُ مَسْعُودٍ أَنَّهَا فِي رَمَضَانَ وَأَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَلَكِنْ كَرِهَ أَنْ يُخْبِرَكُمْ فَتَتَّكِلُوا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul A'la Al Kufi telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin 'Ayyasy dari 'Ashim dari Zirr berkata; Aku bertanya kepada Ubay bin Ka'ab; "Wahai Abu Mundzir, dari mana engkau tahu bahwa Lailatul Qodar pada malam dua puluh tujuh?" dia menjawab: "Memang demikian, telah mengabarkan kepada kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa itu adalah malam, yang mana pagi harinya matahari terbit tanpa bersinar lalu tanda tersebut kami hapalkan. Demi Allah sebenarnya Ibnu Mas'ud mengetahui tanda tersebut pada bulan Ramadhan . Dan itu pada malam ke 27, namun dia tidak ingin mengabari kalian karena takut kalian hanya akan menunggu tanpa beramal." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih." (Hadis Jami' At-Tirmidzi No. 723)
Malam 10 hari terakhir Ramadhan akan menjadi penentu berhasil atau tidaknya ibadah puasa yang kita jalani. Malam ini juga permulaan 10 akhir Ramadhan yang dinyatakan adanya Lailatul Qadar (malam kemuliaan). (Baca Juga: Tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar)
Menurut Dai lulusan Al-Azhar Ustaz Muchlis Al-Mughni , malam Al-Qadar artinya malam dimana Allah akan menetapkan takdir-takdir para hamba-Nya untuk setahun ke depan. Ada takdir azali yang ditetapkan sejak ruh dimasukan dalam tubuh kita. Ada takdir mu'alaq, takdir yang digantungkan kepada usaha hamba.
"Misalnya Allah sudah menakdirkan gagal usaha, sakit, kecelakaan dan lain sebagainya. Namun jika kesempatan malam Al-Qadar kita maksimalkan dengan ibadah dan berdoa baik kita maka tidak mustahil takdir-takdir buruk itu akan terhapus dan berganti takdir baik," kata dai yang juga imam di Masjid Cut Mutia Menteng Jakarta Pusat.
Adapun keutamaan malam Al-Qadar , kata Ustaz Muchlis, seperti 1000 bulan yang berarti 1 malam itu kita beribadah seperti 84 tahun. 1 jamnya seperti 8 tahun dan 1 menitnya seperti 50 hari. Karena itu jangan sia-siakan kesempatan bertemu malam Al-Qadar yang dirahasiakan waktu datangnya. (Baca Juga: Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar?)
Ustaz Muchlis juga meminta umat Islam berdoa agar Allah Ta'ala berkenan mengangkat wabah virus dari Indonesia. "Jangan lupa doa kita agar wabah Corona ini diangkat, dan yang sakit diberi kesembuhan, dan semua efek negatif dari wabah ini pulih kembali dan normal sedia kala," kata Ustaz Muchlis.
Mencari Lailatul Qadar
Rasulullah shallallahu 'laihi wa sallam pernah bersabda, "Barangsiapa yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar , maka carilah pada sepuluh malam terakhir". (HR. Al-Bukhari).(Baca Juga: Cara Meraih Lailatul Qadar)
Nabi juga bersabda dalam Hadis lain yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.
حَدَّثَنَا وَاصِلُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرٍّ قَالَ قُلْتُ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّى عَلِمْتَ أَبَا الْمُنْذِرِ أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ قَالَ بَلَى أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا لَيْلَةٌ صَبِيحَتُهَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ فَعَدَدْنَا وَحَفِظْنَا وَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمَ ابْنُ مَسْعُودٍ أَنَّهَا فِي رَمَضَانَ وَأَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَلَكِنْ كَرِهَ أَنْ يُخْبِرَكُمْ فَتَتَّكِلُوا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul A'la Al Kufi telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin 'Ayyasy dari 'Ashim dari Zirr berkata; Aku bertanya kepada Ubay bin Ka'ab; "Wahai Abu Mundzir, dari mana engkau tahu bahwa Lailatul Qodar pada malam dua puluh tujuh?" dia menjawab: "Memang demikian, telah mengabarkan kepada kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa itu adalah malam, yang mana pagi harinya matahari terbit tanpa bersinar lalu tanda tersebut kami hapalkan. Demi Allah sebenarnya Ibnu Mas'ud mengetahui tanda tersebut pada bulan Ramadhan . Dan itu pada malam ke 27, namun dia tidak ingin mengabari kalian karena takut kalian hanya akan menunggu tanpa beramal." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih." (Hadis Jami' At-Tirmidzi No. 723)
(rhs)