7 Adab Menjenguk dan Mendoakan Ulama yang Sedang Sakit

Rabu, 30 Desember 2020 - 15:26 WIB
loading...
7 Adab Menjenguk dan Mendoakan Ulama yang Sedang Sakit
Tiga tokoh dai/penceramah di Indonesia sedang sakit setelah dikabarkan positif Covid-19 Selasa (29/12/2020). Foto/Ist
A A A
Sakit merupakan bentuk ujian yang diberikan Allah kepada orang yang dicintai-Nya. Sakit tidak memandang usia, status, suku ataupun kedudukan. Semua orang pernah merasakan sakit termasuk para ulama, dai, penceramah maupun tokoh pejabat.

Saat ini, tiga tokoh Dai di Indonesia sedang sakit setelah dikabarkan positif Covid-19 Selasa (29/12/2020). Ketiganya adalah Syaikh Ali Jaber (ulama kelahiran Madinah); KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym (pengasuh Ponpes Daarut Tauhiid Bandung); dan Ustaz DR Muhammad Syafii Antonio (pakar ekonomi syariah). Tak ada yang menyangka ketiga publik figur itu terjangkit virus Corona.

(Baca Juga: 3 Dai Positif Covid-19, Habib Nabiel Panjatkan Doa Kesembuhan)

Bagaimana adab menjenguk dan mendoakan ulama yang sakit ? Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberi teladan dalam menjenguk orang sakit. Islam menaruh perhatian besar terhadap urusan 'hablumminannas' (hubungan antarmanusia) ini. Berbagai macam hal dilakukan untuk meringankan beban sahabat beliau yang sakit, mulai dari menjenguk hingga menghiburnya. Rasulullah bersabda:

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {عَائِدُ الْمَرِيْضِ يَمْشِيْ فِيْ مَخْرَفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ}

"Orang yang menjenguk orang sakit maka ia akan berjalan di taman surga sampai ia kembali." (HR Muslim dari sahabat Tsauban)

Ada sebagian ulama, apabila menjenguk orang sakit mereka minta doa kepada orang yang sakit karena doanya mustajab. Artinya, Allah ada bersama orang-orang yang sakit. Dalam satu Hadis, Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman: "Apakah engkau tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, tetapi engkau tidak mau menjenguknya, niscaya engkau mendapati Aku di tempat si Fulan".

Adab Menjenguk Orang Sakit

1. Menjenguk pada Waktu yang Tepat
Menjenguk orang yang sakit adalah amalan yang sangat dicintai Allah Ta'ala. Salah satu keutamaannya seperti disebutkan dalam hadis Nabi: "Jenguklah orang sakit dan iringilah jenazah, maka hal itu akan mengingatkan kalian pada akhirat (keadaan dan kengeriannya)." (HR Imam Ahmad, Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Baihaqi dari sahabat Abu Sa'id Al-Khudri).

Ketika menjenguk orang sakit apalagi sekelas ulama tidak boleh sembarangan. Carilah waktu yang tepat untuk datang. Artinya, sebelum menjenguk sebaiknya bertanya dulu kepada ahli keluarganya kapan waktu yang tepat untuk menjenguk.

2. Mendoakannya
Ketika menjenguk orang sakit, dianjurkan untuk mendoakan kesembuhan baginya. Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah bahwa ketika Rasulullah menjenguk orang sakit, beliau berdoa:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

"Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi." (HR. Al-Bukhari, Muslim)

Ketika tidak mampu untuk menjenguknya karena terhalang jarak yang jauh, jenis penyakit yang tidak boleh dijenguk (karena khawatir tertular), maka kita dianjurkan berdoa untuk kesembuhannya. Para ulama sepakat bahwa doa seorang muslim kepada muslim lainnya sampai. Apalagi mendoakan dalam salat kita termasuk doa yang mustajab.

3. Membawa Makanan atau Oleh-oleh
Adab berikutnya, apabila menjenguk orang sakit dianjurkan membawa makanan atau buah-buahan yang disukai oleh orang yang sakit. Ini disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah menemui seorang lelaki yang beliau jenguk, lalu beliau bertanya, "Apakah engkau menginginkan sesuatu? Mau kue? Lelaki itu menjawab, "Iya." Nabi pun mencarikan kue untuknya.

Syyid Alawi bin Ahmad Al-Saqqaf dalam Kitab Majmu’ah Tsamani Rasa-il Syafiiyah Mufidah menyebutkan: "Sebagian para imam berkata: "Hendaknya orang menjenguk orang sakit membawa sesuatu yang menyenangkan orang yang sakit, seperti bunga dan buah-buahan."

4. Menjaga Sikap (Menundukkan Pandangan)
Ketika menjenguk orang sakit, seseorang harus menampakkan sikap yang santun dan beradab. Apalagi yang dijenguk adalah seorang ulama atau dai yang sedang sakit. Kita tidak boleh menampakkan sikap yang membuat penderitanya tidak nyaman. Salah satu adab yang diajarkan berusaha untuk menundukkan pandangan dan tetap tujukkan rasa empati kepada yang sakit.

5. Memberikan Semangat dan Harapan
Selain berdoa dan menjaga sikap, adab berikutnya adalah memberikan semangat dan harapan kepada yang sakit. Taujuannya agar yang sakit agar tidak merasa sedih dan berkecil hati. Dengan memberikan semangat, ia akan selalu berfikir positif dan terus berikhtiar.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwa Nabi pernah menjenguk seorang Arab badui, Ibnu Abbas melanjutkan: "Setiap kali beliau menjenguk orang sakit, maka beliau akan mengatakan kepadanya: "Tidak apa-apa, Insya Allah baik-baik saja." Ibnu Abbas berkata; lalu aku bertanya: "Baik?, tidak mungkin, sebab penyakit yang dideritanya adalah demam yang sangat kritis, yang apabila diderita oleh orang tua akan menyebabkannya meninggal dunia." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau begitu, memang benar." (HR Al-Bukhari)

6. Memberi Perhatian
Ketika menjenguk orang sakit, kita dianjurkan untuk memberi perhatian baik melalui ucapan maupun sikap. Dalam satu Hadis Dari Ibn Sinni, Rasulullah bersabda: "Di antara kesempurnaan menjenguk adalah engkau meletakkkan tangannya pada bagian tubuh orang yang sakit sambil bertanya, "Bagaimana keadaanmu pagi ini? Atau bagaimana keadaanmu sore ini?"

7. Melarangnya Minta Kematian
Orang yang sakit biasanya mudah berputus asa karena kondisi sakit yang dialaminya. Tak jarang mereka mengharapkan kematian datang menjemput. Karena itu, salah satu adab menjenguk yang sakit adalah memberi nasihat untuk tidak menyerah dan tidak berharap pada kematian.

Dikisahkan, Rasulullah pernah mengunjungi pamannya yang sakit. Beliau bersabda: "Wahai paman! Janganlah engkau mengharap kematian. Sebab bila selama ini engkau berbuat baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah kebaikan yang ditambahkan kepada kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu. Bila selama ini engkau berbuat tidak baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, lalu engkau diberi kesempatan untuk bertaubat dari kesalahanmu, maka itu pun baik pula bagimu. Maka janganlah engkau mengharap kematian." (HR Ahmad dan Hakim)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1997 seconds (0.1#10.140)