Meraih Lailatul Qadar, Apakah Harus Begadang Semalam Suntuk?

Senin, 18 Mei 2020 - 03:20 WIB
loading...
Meraih Lailatul Qadar,...
Ibadah yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pada 10 hari terakhir Ramadhan ialah beriktikaf. Foto/Ist
A A A
Tidak diragukan lagi bahwa ibadah yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada 10 hari terakhir Ramadhan ialah beriktikaf. Iktikaf adalah berdiam diri di masjid dengan segala kegiatan ibadah untuk mencari ridha Allah.

Banyak yang bertanya haruskah seseorang menghidupkan malam tanpa tidur dengan ibadah jika ingin mendapatkan Malam Lailatul Qadar ? Ataukah bisakah seseorang meraih Lailatul Qadar dengan hanya salat Isya dan Subuh berjamaah? Berikut penjelasan Ustaz Ahmad Zarkasih Lc (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) dalam bukunya "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah Iktikaf?"(Baca Juga: Tata Cara Iktikaf Menurut Ustaz Abdul Somad)

Ada Hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkanUtsman bin Affan RA disebutkan bahwa: "Siapa yang salat Isya secara berjamaah maka ia seperti orang yang menghidupkan setengahmalamnya, dan barang siapa yang salat Subuh berjamaah ia seperti orang yang menghidupkan seluruh malamnya", (HR Muslim,
No. 1049)

Dalam hadis yang masyhur dijelaskan bahwa orang yang menghidupkan malam Lailatul Qadar ia akan mendapatkan kemualian malam tersebut, yaitu diampuninya seluruh dosanya yangtelah lampau. Ibadahnya malam itu dinilai sebagai ibadah selama 1000 bulan, tepatnya 83 tahun lebih.

Nah, sekarang yang jadi masalah ialah apakah seseorang bisa meraih keutamaan malam Lailatul Qadar hanya dengan salat isya dan subuhberjamaah? Ini memang pertanyaan yang selalu ditanyakandari tahun ke tahun; apakah harus Iktikaf? Kalau harus Iktikaf apakah dalam itu harus selalu on mata ini, tidak boleh tertidur? Artinya apakah harus bergadang? Atau cukup saja salat tarawih sudah terhitung sebagai orang yang menghidupkan malam?(Baca Juga: Di Masa Pandemi Iktikaf Tak Harus di Masjid)

Cukup Sebagian Malam
Imam As-Syirbiniy dalam kitabnya Mughni alMuhtaj (2/189) mengutip pernyataan Imam Sayfi’i dalam Qoul Qodim (pernyataan lama)-nya yang menyatakan bahwa keutamaan malam LailatulQadar itu bisa diraih bagi siapa yang hanya mengerjakan salat Isya dan Subuh secara berjamaah, sesuai hadits Utsman bin Affan di atas.Kemudian beliau mengutip sebuah riwayat yang marfu' dari Abu Hurairoh sebagai penguat statement sang Imam, disebutkan bahwa: "Barang siapa yang salat Isya terakhir secara berjamaah, maka ia telah mendapatkan (keutamaan) malam Lailatul Qadar ."

Dalam litelatur lainnya, dijelaskan oleh Imam Al-‘Iroqi (806 H) dalam kitabnya "Thorhu Ats-Tsasrib" (4/161) bahwa yang dimaksud menghidupkan malam guna meraih keutamaan malam Lailatul Qadar itu bukanlah dengan menghidupkan sepanjang malam tanpa istirahat. Beliau mengatakan: "Yang dimaksud menghidupkan malam Lailatul Qadar bukanlah menghidupkan malam penuh tanpa istirahat. Akan tetapi cukup sebagian kecil malam saja, seperti orang yang bangun untuk salat tahajud dan sebelumnya telah tidur. Ataujuga dengan hanya salat tarawih berjamaah, atau juga salat isya dan subuh berjamaah, seperti yang telah dijelaskan dalamhadits Utsman bin Affan tersebut."

Pilihan Sesuai Kemampuan
Para Ulama terdahulu memang tidak satu suara dalam hal ini. Apakah untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar itu seseorang harus bangun sepanjang malam dan menghidupkannya dengan ibadah tanpa harus istirahat? Atau bisa hanya dengan salat isya’ dansubuh berjamaah, atau dengan salat tarawih seperti kebiasaan, atau hanya bangun di sebagian malam untuk salat Tahajjud. (Baca Juga: Iktikaf di Masa Wabah? Begini Penjelasan Ustaz Farid Nu'man)

Tapi harus diketahui, bahwa rahmat Allah itu sangat luas. Orang yang hanya menghidupkan sebagian kecil dari malamnya itu juga tentunyamendapat kemuliaan malam Lailatul Qadar , karena ia telah menghidupkan malamnya walau hanya sebentar. Tapi tentu saja pahala dan ganjaran yang didapat tidak sebanding dengan mereka-merekayang menghidupkan semalaman penuh tanpa tertidur.

Orang yang menghidupkan hanya sebagian kecil malamnya tentu saja merugi, karena ia melewatkan kesempatan dan pahala ibadah yangsangat agung yang telah Allah siapkan di 10 terakhir Ramadhan ini.(Baca Juga: Di Tengah Wabah, Meraih Lailatul Qadar Haruskah dengan I'tikaf?)

Wallahu A'lam
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2338 seconds (0.1#10.140)