Ibnu Mas'ud: Penggembala yang Menjadi Pemegang Rahasia Rasulullah

Sabtu, 01 Mei 2021 - 16:32 WIB
loading...
Ibnu Masud: Penggembala yang Menjadi Pemegang Rahasia Rasulullah
Ilustrasi/Ist
A A A
Pada suatu hari, seorang anak gembala yang hampir baligh menghalau domba-domba gembalaannya di jalan jalan kecil perbukitan kota Makkah , jauh dan keramaian. Dia mengembalakan domba-domba kepunyaan seorang bangsawan Quraisy, ‘Uqbah bin Mu’aith. Orang memanggil nama anak itu ‘Ibnu Ummi Abd’.



Sesungguhnya namanya yang asli “Abdullah” dan nama bapaknya “Mas’ud”. Nama lengkapnya “ Abdullah bin Mas’ud ”. Anak gembala itu pernah juga mendengar berita mengenai Nabi yang baru diutus, serta dakwah yang dilancarkannya. Tetapi gembala kecil ini tidak mempedulikannya. Ini mungkin karena usianya yang masih kecil, dan karena jauhnya dari masyarakat Makkah, tempat dimulainya dakwah tersebut.

Anak ini rajin menggembalakan domba-domba majikannya. Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat bersama domba ke tempat gembala, dan pulang setelah hari senja.

Pada hari itu, ia melihat di kejauhan dua orang laki-laki menuju ke arahnya. Keduanya kelihatan sangat letih dan kehausan. Ketika keduanya telah sampai ke dekat anak gembala tersebut, mereka memberi salam dan berkata, “Hai, Bocah! Berilah kami susu dombamu sekadar untuk menghilangkan haus.”

“Ma’af, Pak! Saya tidak dapat memberi Bapak karena domba-domba ini bukan kepunyaan saya. Saya hanya sebagai gembala,” jawabnya.

Kedua laki-laki tersebut terdiam. Wajah kedua lelaki ini kelihatan senang mendengar jawaban si penggembala. Seorang di antara keduanya berkata, “Bawalah kemari seekor domba betina yang belum kawin!”



Anak itu mengambil seekor anak domba, lalu dibawanya ke dekat mereka. Orang itu memegang domba tersebut dan meraba-raba susunya dengan membaca “Basmallah “.

Si anak gembala bingung, dan berkata kepada dirinya sendiri, “Mana mungkin anak domba dapat diperas air susunya!”

Ajaib, tak berapa lama susu anak domba itu membengkak, dan setelah itu air susunya memancar berlimpah-limpah. Laki-laki yang seorang lagi mengambil sebuah batu cekung lalu diisinya dengan susu dan diminumnya berdua dengan kawannya.

Kemudian anak itu diberinya pula dan mereka bertiga minum bersama-sama. Anak itu hampir tidak percaya kepada apa yang dilihatnya dan dialaminya.

“Ajaib sungguh’” kata anak gembala itu.

Setelah mereka minum sepuas-puasnya, orang yang penuh berkat itu berkata, “Berhenti!”

Ajaib lagi, air susu domba mendadak berhenti mengalir, dan teteknya kempes kembali seperti semula.

Si anak gembala berkata kepada orang yang penuh berkat, “Ajarkanlah kepada saya bacaan yang Tuan baca tadi.”

“Engkau anak pintar!” jawab orang luar biasa yang penuh berkat itu.



Kisah ini adalah permulaan kisah Abdullah bin Mas’ud mengenal Islam. Orang yang penuh berkat itu tidak lain adalah Rasulullah SAW . Sedangkan kawannya ialah Abu Bakar Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu. Mereka pergi ke perbukitan Makkah pada hari itu, menghindari kemungkinan-kemungkinan yang tidak mereka ingini karena tindakan Kaum Quraisy yang keterlaluan dan sok kuasa.

Sejak peristiwa itu, Abdullah bin Mas’ud jatuh cinta kepada Rasulullah dan sahabatnya. Dia merasa terikat kepada keduanya. Sebaliknya Rasulullah juga kagum kepada anak itu. Walaupun dia seorang anak gembala, sehari-harian terjauh dari masyarakat ramai, tetapi dia cerdas, jujur, bertanggung-jawab, bersungguh-sungquh dan teliti.

Tidak berapa lama setelahnya, Abdullah bin Mas’ud masuk Islam. Dia mendatangi Rasulullah dan memohon kepada beliau agar diterima menjadi pelayan beliau. Rasulullah menerimanya.

Sejak hari itu Abdullah bin Mas’ud tinggal di rumah Rasulullah. Dia beralih pekerjaan dari penggembala domba menjadi pelayan Utusan Allah dan Pemimpin Umat. Abdullah bin Mas’ud senantiasa mendampingi Rasulullah bagaikan sebuah bayang-bayang dengan bendanya. Dia selalu menyertai beliau ke mana pergi, di dalam rumah maupun di luar rumah.

Dia membangunkan Rasulullah untuk salat bila beliau tertidur, menyediakan air untuk beliau mandi, mengambilkan terompah apabila beliau hendak pergi, dan membenahinya apabila beliau pulang.

Dia membawakan tongkat dan sikat gigi. Menutupkan pintu kamar apabila beliau masuk kamar hendak tidur. Bahkan Rasulullah mengizinkan Abdullah memasuki kamar beliau jika perlu. Beliau mempercayakan kepadanya hal-hal yang rahasia, tanpa khawatir rahasia tersebut akan terbuka. Karenanya, Abdullah bin Mas’ud dijuluki orang dengan Shahibus Sirri Rasulullah (pemegang rahasia Rasulullah).



Abdullah bin Mas’ud dibesarkan dan dididik dengan sempurna dalam rumah tangga Rasulullah. Karena itu tidak heran kalau dia menjadi seorang yang sempurna terpelajar, berakhlak tinggi, sesuai dengan karakter dan sifat-sifat yang dicontohkan Rasululiah kepadanya.

Apa yang diajarkan Rasulullah kepadanya, diterapkan Abdullah kehidupan sehari-hari. Sampai-sampai orang mengatakan, karakter dan akhlak Abdullah bin Mas’ud paling mirip dengan akhlak Rasulullah.

Dia belajar di Madrasah Rasulullah. Karena itu memang pantas dia menjadi sahabat yang sangat baik membaca Al-Quran, sangat paham maknanya, dan sangat alim tentang syariat Islam.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2784 seconds (0.1#10.140)