Mutiara Wasiat Abu Ubaidah Jelang Kematiannya karena Wabah Tha'un

Sabtu, 12 Juni 2021 - 20:23 WIB
loading...
Mutiara Wasiat Abu Ubaidah Jelang Kematiannya karena Wabah Thaun
Ilustrasi/Ist
A A A
Abu Ubaidah adalah salah seorang pembesar sahabat yang memiliki kedudukan penting di sisi Rasulullah SAW , salah seorang dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga.



Beliau tercatat ikut menghadiri perang Badar, Uhud, dan semua peristiwa penting bersama Rasulullah SAW, serta berhijrah ke Ethiopia yang kedua.

Salah satu dari lima orang yang masuk Islam di hari yang sama di hadapan Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu , dia termasuk salah seorang yang mengumpulkan al-Qur'an.

Pemimpin pasukan Islam saat perang Yarmuk, yang Allah SWT menghancurkan pasukan Romawi dan sangat banyak yang terbunuh dari mereka.

Dia yang pertama kali salat sebagai imam di masjid Damaskus, dia adalah panglima tertinggi pasukan Islam di Siria.

Rasulullah SAW memberikan gelar yang diinginkan semua orang, sesungguhnya dia adalah ‘Amin (yang paling dipercaya) dari umat ini, Abu Ubaidah Amir bin Abdullah bin Jarrah bin Hilal bin Uhaib al-Qurasyi al-Fihry Radhiyallahu ‘anhu.

Dia meneruskan catatan perjalanan hidupnya yang cemerlang setelah wafatnya Rasulullah SAW bersama Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu –yang dia masuk Islam lewat tangannya- maka dia adalah sebaik-baik pembantunya.



Kemudian dia meneruskan torehan sejarah emasnya bersama Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu , sehingga Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata padanya: ‘Jika aku meninggal dunia dan Abu Ubaidah masih hidup, aku akan menunjuk dia sebagai penggantiku, jika nanti Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepadaku : ‘Kenapa engkau menunjuk dia sebagai khalifah terhadap umat Muhammad SAW? Aku akan menjawab : ‘Sesungguhnya aku mendengar rasul-Mu bersabda:

[أخرجه أحمد] (( إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ أَمِيْنًا وَأَمِيْنِي أَبُوْ عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ ))

“Sesungguhnya bagi setiap nabi ada seorang amin (yang paling terpercaya), dan amin ku adalah Abu Ubaidah bin Jarrah.” (Kisah ini ada dalam Musnad imam Ahmad 108, sedangkan haditsnya dalah Shahihaian).



Abu Ubaidah Ra wafat sebagai syahid dalam wabah tha’un ‘Amwas pada tahun 18 H.

Ketika ia sudah terkena tha’un, ia memanggil umat Islam, mereka datang kepadanya, lalu ia berkata kepada mereka: “Sesungguhnya aku memberi wasiat kepada kalian semua, jika kalian menerimanya niscaya kalian tetap berada dalam kebaikan selama hidup dan setelah wafat!

"Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, berpuasalah, bersedekahlah, laksanakanlah haji dan umrah, sambunglah tali silaturrahim dan hendaklah kalian saling mencintai, bersikap jujurlah kepada pemimpin dan janganlah kalian menipu mereka, janganlah kehidupan dunia melalaikan kalian.

"Maka sesungguhnya seseorang jikalau dipanjangkan umur seribu tahun, namun pada akhirnya ia kembali seperti kondisiku saat ini yang kalian lihat (akan wafat).

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menentukan kematian terhadap anak cucu Adam ‘Alaihissalam, mereka semua akan mati, yang paling cerdas dari mereka adalah yang paling taat terhadap Rabb-nya dan yang paling beramal untuk hari kembalinya.’

Dr Umar bin Abdullah bin Muhammad al-Muqbil membaca pesan Abu Ubaidah bin Jarrah menjelang wafatnya ini, sebagai mutiara nasehat yang agung. Menurutnya, beliau mengingatkan tentang rukun agama Islam ini, yang tidak berdiri kecuali di atasnya: salat, zakat, puasa dan haji.

Kemudian ia memberikan mutiara nasehat kepada mereka agar saling menyambung tali silaturrahim dan saling mencintai, karena sesungguhnya ini adalah salah satu sebab kekuatan umat Islam, yang bila mereka bercerai berai, niscaya mudahlah bagi musuh menguasai mereka:
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2264 seconds (0.1#10.140)