Kaki Jasad Hamzah bin Abdul Muthalib Berdarah Saat Terkena Cangkul

Kamis, 30 September 2021 - 15:07 WIB
loading...
Kaki Jasad Hamzah bin...
Jabir bin Abdillah berkata: Aku melihat sebuah pacul mengenai ujung kaki Hamzah bin Abdul Muthalib, maka ia mengucurkan darah, sepertinya dia baru wafat saat itu. (Ilustrasi:Ist)
A A A
Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi Muhammad SAW . Beliau syahid dalam perang Uhud . Saat makamnya akan dipindahkan, kaki Hamzah secara tidak sengaja terkena cangkul. Anehnya, kaki itu terluka dan berdarah. Jabir bin Abdillah meriwayatkan karamahSinga Allah ini.



Alkisah, pada masa Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan terjadi pembongkaran makam syuhada Uhud. Hal ini menyusul rencana Muawiyah mengalirkan air dari bukit Uhud.

Dari Jabir bin Abdillah, dia berkata:

Ketika Muawiyah hendak mengalirkan mata airnya yang terletak di Uhud, orang-orangnya menulis surat kepadanya, “Kami tidak mungkin mengalirkannya kecuali di atas jasad kubur para syuhada.”

Maka Muawiyah menjawab, “Pindahkan mereka.”

Jabir berkata, “Aku melihat mereka memanggul jasad-jasad di atas pundak-pundak mereka, seolah-olah para syuhada tersebut adalah orang-orang yang sedang tidur. Aku melihat sebuah pacul mengenai ujung kaki Hamzah bin Abdul Muthalib, maka ia mengucurkan darah, sepertinya dia baru wafat saat itu.”



PengakuanSang Pembunuh
Hamzah bin Abdul Muthalib syahid dalam perang Uhud. Beliau syahid setelah terkena tombak Wahsyi bin Harb.

Suatu ketika, Wahsyi bin Harb kepada Ja’far bin Amr bin Umayyah Dhamri dan Abdullah bin Adi bin Khiyar. Berikut pengakuannya:

"Aku akan menceritakan kejadian itu kepada kalian karena aku telah menceritakannya kepada Rasulullah saat beliau bertanya kepadaku tentang hal itu.

Aku pernah menjadi budak Jubair bin Mutham, yang mana pamannya, Thuaimah bin Adi, terbunuh dalam Perang Badar. Ketika kaum Quraisy berangkat ke Uhud, Jubair berkata kepadaku, “Engkau akan menjadi orang bebas jika engkau berhasil membunuh Hamzah, paman Rasulullah, untuk membalas kematian pamanku.”

Aku adalah orang Ethiopia yang mampu melempar lembing dengan ketepatan orang-orang Ethiopia (yang pada waktu itu terkenal dengan kemahiran mereka dalam memainkan lembing). (Ketika melempar lembing) aku jarang meleset dari sasaran.

Oleh karena itu aku pergi dengan yang lain, dan ketika kami melawan Muslim dalam pertempuran aku bergegas untuk mencari Hamzah.

Aku mencari dia sampai akhirnya aku melihatnya di salah satu ujung pasukan. (Dengan tubuh kekar yang tertutup debu) dia tampak seperti unta coklat, menghantam orang-orang dengan pedangnya dengan sangat keras sehingga tidak ada yang bisa bertahan di hadapannya.

Demi Allah! Aku mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapinya dan menyembunyikan diriku di balik pohon atau batu sampai dia mendekat ke arahku. Namun, Siba bin Abdul Uzza mendahuluiku kepadanya.

Ketika Hamzah melihat Siba, dia menyerunya, “Kemarilah padaku, wahai putra wanita tukang sunat!” Hamzah kemudian menebas Siba dengan sangat kuat hingga kepalanya lepas seolah-olah jatuh begitu saja.

Aku kemudian menggoyang-goyangkan lembingku (mengambil ancang-ancang) sampai aku yakin (bahwa itu akan mengenai sasaran) dan kemudian melepaskannya untuk terbang. Lembing itu menghantamnya di bawah pusar dan menembus tubuhnya sampai keluar dari selangkangannya.

Dia mulai mendatangiku, tetapi jatuh pingsan. Aku kemudian membiarkan dia seperti itu sampai dia wafat. Aku kemudian kembali (ke jenazah Hamzah), mengambil lembingku, dan kembali ke kamp. Aku kemudian duduk di sana karena aku tidak memiliki urusan lain.

Aku telah membunuh Hamzah hanya untuk mendapatkan kebebasanku. Aku kemudian kembali ke Makkah dan dibebaskan.

Aku menetap di sana sampai Rasulullah menaklukkan Makkah, setelah itu aku melarikan diri ke Taif. Aku tinggal di sana sampai saat utusan dari Taif menemui Rasulullah untuk masuk Islam.

Semua jalan kemudian tertutup untukku dan aku berpikir, “Haruskah aku pergi ke Syam, ke Yaman, atau tempat lain?”

Demi Allah! Aku masih terpaku dengan pemikiran ini, ketika seseorang berkata kepadaku, “Betapa bodohnya engkau! (Apakah engkau masih belum tahu bahwa) Muhammad tidak pernah membunuh siapapun yang masuk ke agamanya dan mengucapkan kebenaran syahadat?”

Aku kemudian berangkat sampai aku menemui Rasulullah di Madinah. (Rasulullah tidak tahu tentang kedatanganku dan) tidak ada yang memberitahunya tentang kehadiranku sementara aku berdiri di hadapannya mengucapkan kebenaran syahadat.

Ketika beliau melihatku, Rasulullah bertanya, “Apakah engkau Wahsyi?”

“Ya, wahai Rasulullah,” jawabku.

Beliau kemudian berkata kepadaku, “Duduklah dan katakan kepadaku bagaimana engkau dapat membunuh Hamzah.”

Aku kemudian menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah sebagaimana aku telah menceritakannya kepada kalian.

Setelah aku menyelesaikan kisahnya, Rasulullah berkata kepadaku, “Sembunyikan wajahmu dariku agar aku tidak harus melihatmu (jangan biarkan aku melihatmu karena itu mengingatkanku pada kematian pamanku).”

Aku kemudian terus menghindari tempat-tempat di mana Rasulullah berada sehingga beliau tidak perlu melihatku. Aku terus melakukan hal itu sampai Allah mencabut nyawa Rasulullah.

Ketika kaum Muslim berbaris untuk melawan Musailamah al-Kazzab (si pembohong besar) dari Yamamah, aku pergi bersama mereka. Aku membawa serta lembing yang sama yang aku gunakan untuk membunuh Hamzah.

Pertempuran kemudian dimulai. Meskipun aku (sebelumnya) tidak pernah mengenalnya, aku mengetahui Musailamah yang sedang berdiri dengan pedang di tangan. Saat aku bersiap untuk membunuhnya, seseorang dari Ansar juga bersiap untuk membunuhnya dari arah lain.

Aku kemudian menggoyang-goyangkan lembingku (mengambil ancang-ancang) sampai aku yakin (bahwa itu akan mengenai sasaran) dan kemudian melepaskannya untuk terbang. Saat lembingku menghantamnya, orang Ansar itu menyerangnya dan menebasnya dengan pedangnya.

Hanya Rabb-mu yang tahu siapa di antara kami yang telah membunuhnya. Jika aku yang telah membunuhnya, maka meskipun aku telah membunuh manusia terbaik setelah Rasulullah (yaitu Hamzah), aku juga telah membunuh manusia terburuk (yaitu Musailamah).



Singa Allah
Keberanian Hamzah bin Abdul Muthalib tercatat dalam lembaran emas sejarah Perang Islam. Paman Nabi ini adalah salah seorang Arab yang paling pemberani dan perwira Islam yang termasyhur.

Dialah yang secara sungguh-sungguh mendesak agar tentara Islam bertempur melawan kaum Quraisy di luar kota Madinah.

Hamzah juga yang melindungi Nabi di Makkah di saat-saat gawat, membalas penghinaan Abu Jahal terhadap Nabi dengan menghajar kepalanya di hadapan banyak Quraisy, dan tak ada seorang pun yang berani melawannya.

Ja’far Subhani,Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW, memaparkan perwira senior inilah yang membunuh jagoan-jagoan Quraisy, Syaibah dan lain-lainnya, serta mencederai sekelompok musuh di Perang Badar. Tujuannya adalah membela kebenaran dan kebajikan serta memelihara kebebasan dalam kehidupan manusia.

Kepahlawanan Hamzah di Perang Uhud termasuk kepahlawanan yang paling mengagumkan di dunia kemiliteran. Kepahlawanan yang dia tunjukkan mencapai tingkatan tertinggi. Hamzah berperang layaknya singa yang kelaparan.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dia berkata, “Pada Perang Uhud Hamzah berperang di hadapan Nabi dengan dua pedang dan dia berkata, ‘Aku adalah singa Allah...”

Abdurrahman bin Auf, salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, bahkan memberikan kesaksiannya bahwa Hamzah lebih baik dari dirinya.

Ibrahim meriwayatkan: Suatu waktu makanan disajikan kepada Abdurrahman bin Auf ketika dia berbuka puasa.

Dia berkata, “Mushab bin Umair yang merupakan orang yang lebih baik daripadaku syahid dan diselimuti dalam selembar kain (yang sangat kecil) yang akan membuat kakinya terbuka ketika kepalanya tertutup, dan kepalanya terbuka ketika kakinya tertutup.

“Hamzah yang juga orang yang lebih baik dariku, juga syahid. Setelah itu, kekayaan duniawi terbentang di hadapan kita dan kita takut bahwa perbuatan baik kita mungkin telah diganjar di muka (di dunia ini terlebih dahulu ketimbang di akhirat nanti).”

Dia kemudian mulai menangis begitu deras sehingga dia bahkan meninggalkan makanannya.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3073 seconds (0.1#10.140)