Tobat Hasan Al-Basri Pedagang Permata dan Putra Kaisar yang Meninggal

Jum'at, 05 November 2021 - 17:31 WIB
loading...
A A A


Peziarah yang datang selanjutnya adalah orang-orang tua yang mulia dan perempuan-perempuan cantik yang berhiaskan emas dan permata.

Sekarang giliran para orang tua yang mulia yang datang, mereka berkata, “Wahai putra mahkota, seandainya malapetaka yang menimpa dirimu ini dapat dicegah oleh campur tangan orang-orang tua, niscaya kami telah mencegahnya dengan doa-doa kami yang rendah hati ini, maka pastilah kami tidak akan meninggalkan engkau seorang diri di tempat ini.

Akan tetapi malapetaka yang ditimpakan kepadamu datang dari Dia yang sedikitpun tidak dapat dicegah oleh campur tangan manusia-manusia yang lemah.”

Para orang tua itu pun setelah mengucapkan kata-kata itu berlalu.

Kemudian wanita-wanita cantik yang membawa nampan berisikan emas dan batu permata datang, sambil mengelilingi tenda mereka berkata, “Wahai putra Kaisar, seandainya malapetaka yang menimpa dirimu ini dapat ditebus dengan kekayaan dan kecantikan, niscaya kami akan mengorbankan diri kami sendiri dan harta kekayaan kami yang banyak ini, dan kami tidak akan meninggalkan engkau di tempat ini.

Namun malapetaka ini ditimpakan oleh Dia yang tidak dipengaruhi oleh harta kekayaan dan kecantikan.” Setelahnya, mereka pun juga berlalu.

Peziarah yang terakhir adalah Kaisar itu sendiri ditemani oleh Perdana Menterinya. Dia masuk ke dalam tenda dan berkata, “Wahai mata dan pelita hati ayah! Wahai buah hati ayah! Apa yang dapat dilakukan oleh ayahmu ini?

Ayah mendatangkan pasukan yang perkasa, para filsuf dan cerdik pandai, para penasihat, wanita-wanita yang cantik jelita, harta benda, dan segala kemewahan. Dan ayah sendiri juga telah datang. Jika semua ini ada faedahnya, maka ayah pasti akan mengerahkan semua daya. Tetapi malapetaka ini telah ditimpakan oleh Dia yang tidak dapat dilawan oleh ayah beserta semua yang kumiliki.

Pasukan dan pengiring ini, kekayaan dan kemewahan ini, tidak berdaya. Selamat tinggal, sampai bertemu pada tahun yang akan datang.” Setelah berkata demikian, Kaisar pun pergi.

Cerita dari Perdana Menteri ini sangat menggugah hati Hasan al-Basri. Dia tidak dapat melawan dorongan hatinya. Hasan segera bersiap-siap untuk kembali ke negerinya.

Sesampainya di Basrah, dia bersumpah bahwa dia tidak akan pernah menertawakan lagi dunia ini sebelum mengetahui dengan pasti bagaimana nasibnya nanti. Selanjutnya Hasan menenggelamkan dirinya dalam ibadah dan kesederhanaan yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun pada masanya.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2032 seconds (0.1#10.140)