Kesaksian Amr bin Maimun Detik-Detik Syahidnya Umar bin Khattab
loading...
A
A
A
“Jika engkau mau, saya akan kerjakan.” Maksudnya, "jika engkau mau, saya akan bunuh mereka.”
“Engkau dusta, setelah mereka berbicara dengan lisan kalian (bisa berbahasa Arab), mereka sholat menghadap kiblat kalian, dan melaksanakan haji seperti kalian.”
Kemudian Umar dibawa ke rumahnya. Maka kami pun berjalan mengikutinya. Saat itu, umat Islam seakan belum pernah mendapatkan musibah sebesar itu.
Ada yang berkata, “Dia akan baik-baik saja” Dan ada pula yang berkata, “Saya khawatir dia akan mati” Maka kepada Umar diberikan nabidz, dan dia pun meminumnya. Namun nabidz itu keluar dari tubuhnya. Demikian juga kepadanya diberikan susu, namun susu itu keluar dari tubuhnya. Melihat itu, mereka segera tahu bahwa Umar akan mati.
Maka kami masuk menemuinya. Orang-orang pun memujinya. Kemudian datang seorang pemuda, yang berkata, “Bergembiralah, wahai Amirul Mukminin. Allah akan memuliakanmu dengan kedudukanmu sebagai sahabat Rasulullah SAW, dan peranmu sebagai generasi pertama Islam. Demikian juga jasamu yang telah memimpin umat Islam dan berlaku adil terhadap rakyat, dan selanjutnya engkau mendapatkan syahadah.”
Umar menjawab, “Saya hanya berharap Allah menerimaku dengan bersih, tanpa menanggung kesalahan.”
Ketika pemuda itu berjalan keluar, Umar melihat baju pemuda itu menyentuh tanah. Maka Umar memerintahkan agar anak muda itu disuruh kembali. Kemudian Umar berkata kepadanya, “Hai anak saudaraku, angkatlah bagian bawah pakaianmu itu, karena itu akan lebih menjaga kesucian pakaianmu dan membuatmu lebih bertakwa kepada Tuhanmu."
Lalu Umar berkata kepada anaknya, “Hai Abdullah, lihatlah apakah saya punya hutang” Maka orang-orang menghitung hutangnya. Dan mereka mendapati jumlahnya delapan puluh enam ribu dirham -atau sekitar itu.
Dia berkata, “Jika harta Umar mencukupi, maka bayarlah dari hartanya. Sedangkan jika tidak cukup, maka mintalah kepada orang-orang suku Adi bin Ka'b. Dan jika harta mereka tidak cukup, maka mintalah kepada suku Ouraisy, dan jangan meminta kepada selain mereka. Bayarlah hutangku."
"Kemudian datanglah kepada Aisyah ummul Mukminin , dan katakanlah: 'Umar mengucapkan salam kepadamu, jangan katakan saya sebagai Amirul Mukminin, karena saya sejak hari ini bukan lagi Amir bagi kaum mukminin. Katakan padanya, bahwa Umar bin Al-Khattab meminta izin untuk dimakamkan di samping dua sahabatnya”
Abdullah bin Umar pun pergi, menemui Aisyah, dan meminta izin. Dia kemudian masuk ke kediaman Aisyah dan mendapatinya sedang duduk, sambil menangis. Abdullah bin Umar berkata, “Umar bin Al-Khattab mengucapkan salam kepadamu, dan meminta izin untuk dikuburkan bersama kedua sahabatnya.”
Aisyah menjawab, “Saya sebetulnya menginginkan agar saya dikuburkan di tempat ini. Namun pada hari ini, saya memberikan tempat itu baginya."
Ketika Abdullah bin Umar kembali ke tempat Umar, maka orang-orang berkata, “Ini Abdullah bin Umar telah datang.”
Umar berkata, “Tolong bantu saya duduk”.
Dan seseorang membantunya bersandar. Umar bertanya, “Bagaimana kabar urusanmu?”
Ibnu Umar menjawab, “Sesuai yang engkau inginkan, wahai Amirul Mukminin. Aisyah telah memberikan izin.”
Umar berkata, “Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada sesuatu yang lebih penting bagiku dari hal itu. Jika saya telah mati, maka bawalah saya. Kemudian ucapkanlah salam. Dan katakan, bahwa Umar bin Al-Khattab meminta izin dikuburkan. Jika Aisyah mengizinkan, maka masukkanlah saya ke kubur itu. Sementara jika dia menolak, maka bawalah saya tempat penguburan kaum muslimin.”
Ummul Mukminin, Hafshah pun datang, dan perempuan-perempuan datang bersamanya. Dan ketika kami melihatnya, maka kami pun keluar dari tempat itu. Dan dia pun masuk ke tempat Umar, kemudian dia menangis beberapa saat di situ.
“Engkau dusta, setelah mereka berbicara dengan lisan kalian (bisa berbahasa Arab), mereka sholat menghadap kiblat kalian, dan melaksanakan haji seperti kalian.”
Kemudian Umar dibawa ke rumahnya. Maka kami pun berjalan mengikutinya. Saat itu, umat Islam seakan belum pernah mendapatkan musibah sebesar itu.
Ada yang berkata, “Dia akan baik-baik saja” Dan ada pula yang berkata, “Saya khawatir dia akan mati” Maka kepada Umar diberikan nabidz, dan dia pun meminumnya. Namun nabidz itu keluar dari tubuhnya. Demikian juga kepadanya diberikan susu, namun susu itu keluar dari tubuhnya. Melihat itu, mereka segera tahu bahwa Umar akan mati.
Maka kami masuk menemuinya. Orang-orang pun memujinya. Kemudian datang seorang pemuda, yang berkata, “Bergembiralah, wahai Amirul Mukminin. Allah akan memuliakanmu dengan kedudukanmu sebagai sahabat Rasulullah SAW, dan peranmu sebagai generasi pertama Islam. Demikian juga jasamu yang telah memimpin umat Islam dan berlaku adil terhadap rakyat, dan selanjutnya engkau mendapatkan syahadah.”
Umar menjawab, “Saya hanya berharap Allah menerimaku dengan bersih, tanpa menanggung kesalahan.”
Ketika pemuda itu berjalan keluar, Umar melihat baju pemuda itu menyentuh tanah. Maka Umar memerintahkan agar anak muda itu disuruh kembali. Kemudian Umar berkata kepadanya, “Hai anak saudaraku, angkatlah bagian bawah pakaianmu itu, karena itu akan lebih menjaga kesucian pakaianmu dan membuatmu lebih bertakwa kepada Tuhanmu."
Lalu Umar berkata kepada anaknya, “Hai Abdullah, lihatlah apakah saya punya hutang” Maka orang-orang menghitung hutangnya. Dan mereka mendapati jumlahnya delapan puluh enam ribu dirham -atau sekitar itu.
Dia berkata, “Jika harta Umar mencukupi, maka bayarlah dari hartanya. Sedangkan jika tidak cukup, maka mintalah kepada orang-orang suku Adi bin Ka'b. Dan jika harta mereka tidak cukup, maka mintalah kepada suku Ouraisy, dan jangan meminta kepada selain mereka. Bayarlah hutangku."
"Kemudian datanglah kepada Aisyah ummul Mukminin , dan katakanlah: 'Umar mengucapkan salam kepadamu, jangan katakan saya sebagai Amirul Mukminin, karena saya sejak hari ini bukan lagi Amir bagi kaum mukminin. Katakan padanya, bahwa Umar bin Al-Khattab meminta izin untuk dimakamkan di samping dua sahabatnya”
Abdullah bin Umar pun pergi, menemui Aisyah, dan meminta izin. Dia kemudian masuk ke kediaman Aisyah dan mendapatinya sedang duduk, sambil menangis. Abdullah bin Umar berkata, “Umar bin Al-Khattab mengucapkan salam kepadamu, dan meminta izin untuk dikuburkan bersama kedua sahabatnya.”
Aisyah menjawab, “Saya sebetulnya menginginkan agar saya dikuburkan di tempat ini. Namun pada hari ini, saya memberikan tempat itu baginya."
Ketika Abdullah bin Umar kembali ke tempat Umar, maka orang-orang berkata, “Ini Abdullah bin Umar telah datang.”
Umar berkata, “Tolong bantu saya duduk”.
Dan seseorang membantunya bersandar. Umar bertanya, “Bagaimana kabar urusanmu?”
Ibnu Umar menjawab, “Sesuai yang engkau inginkan, wahai Amirul Mukminin. Aisyah telah memberikan izin.”
Umar berkata, “Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada sesuatu yang lebih penting bagiku dari hal itu. Jika saya telah mati, maka bawalah saya. Kemudian ucapkanlah salam. Dan katakan, bahwa Umar bin Al-Khattab meminta izin dikuburkan. Jika Aisyah mengizinkan, maka masukkanlah saya ke kubur itu. Sementara jika dia menolak, maka bawalah saya tempat penguburan kaum muslimin.”
Ummul Mukminin, Hafshah pun datang, dan perempuan-perempuan datang bersamanya. Dan ketika kami melihatnya, maka kami pun keluar dari tempat itu. Dan dia pun masuk ke tempat Umar, kemudian dia menangis beberapa saat di situ.