Allah Ta'ala Paling Mencintai Hamba yang Berakhlak Baik

Kamis, 11 Juni 2020 - 15:12 WIB
loading...
A A A
Adapun yang memperbaiki akhlaknya bersama manusia, padahal berbeda-beda sifat dan perilaku mereka, menurut Asma', maka seolah-olah ia berjuang melawan jiwa yang banyak. "Ia mendapatkan yang didapatkan oleh orang yang puasa dan salat di malam hari dalam taat maka keduanya sama dalam derajat, bahkan lebih," tuturnya.

Kemudian, bagi akhlak yang baik ada beberapa faedah, yaitu tanda-tanda yang menunjukkan atasnya. Ada yang berkata: ia tidak membantah karena sangat mengenal Allah subhanahu wa ta’ala. Ada yang berkata, ia dekat dengan manusia dan asing di antara mereka. Ada yang berkata, ridha kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Akhlak Nabi
Allah telah mensifati NabiNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Al-Qur’anul Karim dengan akhlak yang sempurna, akhlak yang agung dan akhlak yang baik. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ ﴿٤﴾

“Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam[68]: 4)



Dan dahulu Nabi SAW adalah manusia yang paling baik akhlaknya, paling sempurna adabnya, paling baik pergaulannya, paling indah muamalahnya. Beliau adalah contoh bagi seluruh hamba dalam segala akhlak yang baik, segala adab yang indah dan segala muamalah yang baik. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا ﴿٢١﴾

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh yang baik bagi orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang banyak.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Persoalan akhlak dalam syariat Islam adalah persoalan yang sangat luas, tidak khusus dalam pergaulan sesama makhluk. Akan tetapi akhlak dan adab juga antara seorang hamba dan Tuhannya. Juga dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan akhlak juga di antara sesama manusia.(

Maka dari itu seluruh orang yang beribadah menyembah kepada selain Allah, berarti dia adalah orang yang paling buruk akhlaknya. Di mana akhlak orang yang Allah Ta’ala ciptakan, Allah Ta’ala berikan dia rizki, Allah karuniakan kepadanya begitu banyak nikmat, kemudian dia berdo’a kepada selain Allah, memalingkan ibadah kepada selain Allah. Maka orang musyrik adalah orang yang paling buruk akhlaknya, karena kesyirikan adalah bagian dari akhlak yang buruk.

Bahkan kesyirikan adalah seburuk-buruknya akhlak. Maka seseorang tidak boleh tertipu dengan pergaulan baik yang dilakukan oleh sebagian orang kafir. Karena hal itu mereka lakukan demi maslahat dunia dan tujuan-tujuan dunia. Mereka sama sekali tidak mengharapkan sesuatu di sisi Allah Ta’ala dan pahala pada hari pertemuan denganNya.

Akhlak yang bermanfaat adalah akhlak yang dilakukan seseorang dengan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala agar ia mendapatkan surga dan derajat yang tinggi di akhirat nanti. ( )

Hadits-hadis yang menjelaskan atau menganjurkan untuk berakhlak dengan akhlak yang baik menyebutkan balasan akhlak tersebut akan didapatkan pada hari kiamat. Yaitu dengan dimasukkannya ke dalam surga atau mendapatkan derajat yang tinggi di akhirat nanti. Dan semakin baik akhlak seseorang karena ia mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala, maka akan semakin besar balasan dan pahala yang akan dia dapatkan dari Allah Ta’ala. Wallahu'alam. ( )
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3008 seconds (0.1#10.140)