Kisah Ibnu Ummi Maktum: Bikin Rasulullah SAW Dicela Allah Taala

Jum'at, 08 April 2022 - 18:59 WIB
loading...
A A A
Ibnu Ummi Maktum mengulurkan tangannya kepada Rasulullah SAW menyatakan ke-Islamannya, keluar dari lingkungan Jahiliah, dan masuk ke dalam barisan kaum beriman, menyatakan janji kepada Allah Ta'ala dan kepada Rasul-Nya untuk mengorbankan segala-segala, termasuk nyawanya demi tegaknya agama Islam.

Itu sebabnya, semangatnya untuk mengetahui agama itu lebih banyak dan mendalam, tidak tertahankan lagi. Di saat ada kesempatan bertanya, ia mengajukan pertanyaan tentang berbagai persoalan kepada Rasulullah SAW. Apa yang didengarnya dicerna dan diresapi dengan sebaik-baiknya.

Lantaran terlalu semangat itulah terkadang ia tidak melihat lagi situasi dan kondisi. Namun karena itu pula Allah SWT memperingatkan Rasulullah.

Hijrah ke Madinah
Tatkala penindasan kaum kafir Quraish kian menggila, Rasulullah SAW memberikan izin kepada para pengikutnya berhijrah ke Madinah . Di antara para Muhajirin itu terdapat Ibnu Ummi Maktum.

Abu lshaq dari al-Barra' bin Azib mengatakan, 'Pada waktu itu, orang yang pertama hijrah ke negeri kami ialah Mush'ab bin Umair dari bani Abdid-Dar bin Qushai. Kami tanyakan kepadanya, "Apa kabar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam?" la menjawab , "Beliau baik-baik saja di Makkah, sedang para sahabat-nya akan segera menyusulku."

Sesudah itu datang Abdullah Ibnu Ummi Maktum yang tunanetra itu. Kami tanyakan pula kepadanya, 'Apa kabar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam?' la menjawab 'Mereka segera akan menyusulku."'



Di Madinah ia mengajarkan dasar- dasar agama Islam. Mengajar penduduk kota Madinah menghafal ayat-ayat al-Qur'anul-Karim, dan menyiapkan hati serta jiwa masyarakat menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Begitu Nabi di Madinah, Ibnu Ummi Maktum senantiasa menyertai kegiatan Rasulullah SAW. la aktif dalam pembangunan masjid, tidak pernah absen dalam mengikuti pelajaran yang diberikannya, selalu salat jama'ah di belakang beliau, dan hampir tidak ada ayat yang turun di Madinah yang tidak diketahuinya.

Menurut Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, "Pada suatu hari, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam . Di sana ada Ibnu ummi Maktum; ia lalu bertanya, 'Sejak kapan kau tidak dapat melihat?'

'Sejak kanak-kanak.'

'Allah Ta'ala berfirman, 'Apabila Aku mengambil indra penglihatan hamba-Ku, tiada imbalan baginya selain surga."

'Selamat bagimu, wahai Ibnu Ummi Maktum! Engkau telah berhasil menjadi sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan mendapat berita gembira masuk surga, langsung dari malaikat Jibril.’"

Apabila Rasulullah SAW menjumpainya, beliau suka berucap, "Selamat datang, wahai orang yang dititipkan Tuhanku untuk diperlakukan dengan baik!"

Apabila Bilal ra tidak ada, Rasulullah SAW suka sekali menyuruhnya mengumandangkan azan salat lima waktu karena suaranya merdu dan lembut. Akan tetapi kalau Bilal hadir, ia yang azan dan Ibnu Ummi Maktum yang iqamat.

Pada bulan Ramadhan, Bilal radhiallaahu 'anhu azan untuk mengingatkan orang akan waktu makan-minum sahur, tetapi kalau terdengar azan Ibnu Ummi Maktum, makan-minum harus dihentikan; itu tanda waktu subuh sudah tiba.



Menurut Abdullah bin Umar radhiallaahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, "Apabila Bilal azan pada malam hari, maka kalian boleh makan dan minum hingga mendengar azannya Ibnu Ummi Maktum!"

Ibnu Ummi Maktum sangat mencintai Rasulullah SAW. Di hatinya, beliau lebih dari sanak keluarga, bahkan dari diri pribadinya sendiri.

Ia tinggal di rumah seorang wanita Yahudi, bibi seorang Anshar. Wanita itu baik budi dan melayani makan-minumnya, tetapi mulutnya tidak pernah diam menyerang orang-orang yang paling dicintai Ibnu Ummi Maktum.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2362 seconds (0.1#10.140)