7 Orang yang Doanya Mustajab, Nomor 1 Doa Muslim untuk Saudara di Rantau

Senin, 22 Agustus 2022 - 13:36 WIB
loading...
7 Orang yang Doanya Mustajab, Nomor 1 Doa Muslim untuk Saudara di Rantau
Salah satu doa yang mustajab adalah doa orang tua terhadap anaknya. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Setidaknya ada 7 orang yang doanya mustajab atau mudah terkabul. Selain orang yang teraniaya, salah satunya adalah doa seorang muslim terhadap saudaranya dari tempat yang jauh.

Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih dalam kitab "Jahalatun Nas fid Du’a" menyebut orang-orang yang doanya mustajab tersebut dengan urutan sebagai berikut:



Pertama, doa seorang muslim terhadap saudaranya dari tempat yang jauh. Hal tersebut berdasarkan sebuah hadis dari Abu Darda’ bahwa dia berkata bahwasannya Nabi SAW bersabda.

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لأَِخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوْكِلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِ

“Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : “Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan“. (Shahih Muslim)

Imam An-Nawawi dalam kitab "Syarh Shahih Muslim" mengatakan bahwa hadis tersebut menjelaskan tentang keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut.

Oleh sebab itu, sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena selain terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya.

Selanjutnya, hadis dari Shafwan bin Abdullah bahwa dia berkata: Saya tiba di negeri Syam lalu saya menemui Abu Darda’ di rumahnya, tetapi saya hanya bertemu dengan Ummu Darda’ dan dia berkata: Apakah kamu ingin menunaikan haji tahun ini? Saya menjawab: Ya. Dia berkata : Doakanlah kebaikan untuk kami karena Rasulullah SAW bersabda:

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya terkabulkan dan disaksikan oleh malaikat yang ditugaskan kepadanya, tatkala dia berdoa untuk saudaranya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya mengucapkan: Amiin dan bagimu seperti yang kau doakan”.

Shafwan berkata : “Lalu saya keluar menuju pasar dan bertemu dengan Abu Darda’, beliau juga mengutarakan seperti itu dan dia meriwayatkannya dari Nabi. (Shahih Muslim)

Syaikh Al-Mubarak Furi dalam kitab "Mir’atul Mafatih" mengatakan bahwa jika seorang muslim mendoakan saudaranya kebaikan dari tempat yang jauh dan tanpa diketahui oleh saudara tersebut, maka doa tersebut akan dikabulkan, sebab doa seperti itu lebih berbobot dan ikhlas karena jauh dari riya dan sum’ah serta berharap imbalan sehingga lebih diterima oleh Allah.



Kedua, orang yang mustajab doanya adalah orang yang memperbanyak berdoa pada saat lapang dan bahagia. Hal ini sesuai hadis dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَيَكْثُرُ الدَّعَاءَ فِى الرَّخَاءِ

“Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang“. (Sunan At-Tirmidzi)

Syaikh Al-Mubarak Furi dalam "Mir’atul Mafatih" mengatakan bahwa makna hadis tersebut adalah hendaknya seseorang memperbanyak doa pada saat sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, sebab ciri seorang mukmin adalah selalu dalam keadaan siaga sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik jika seorang mukmin selalu berdoa kepada Allah sebelum datang bencana berbeda dengan orang kafir dan zhalim sebagaimana firman Allah SWT.

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya ; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu“. ( QS Az-Zumar/39 : 8)



Dan firman Allah.

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya“. ( QS Yunus/10 : 12].

Wahai orang yang ingin dikabulkan doanya, perbanyaklah berdoa pada waktu lapang agar doa Anda dikabulkan pada saat lapang dan sempit.



Ketiga, orang yang mustajab doanya adalah orang yang teraniaya. Hal ini sesuai dengan hadis dari Mu’adz bin Jabal ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)“. (Shahih Muslim)

Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda.

دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةُ وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهُ عَلَى نَفْسِهِ

“Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri“. (Musnad Ahmad)

Keempat, doa orang yang mustajab adalah doa orang tua terhadap anaknya. Hal ini sesuai hadis dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda.

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

“Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan; doa orang yang teraniyaya; doa seorang musafir dan doa orang tua terhadap anaknya“. (Sunan Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad)



Kelima, doa yang mustajab adalah doa seorang musafir. Hal ini didasarkan pada hadis yang sama dengan doa orang tua terhadap anaknya.

Nabi SAW sendiri mengatakan bahwa safar adalah bagian dari ‘azab (siksaan). Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:

السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ

“Safar adalah bagian dari azab (siksaan)”. (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927)

Artinya safar itu benar-benar akan mendapati kesulitan. Karena kondisi sulit dalam safar, hati pun akhirnya pasrah. Saat hati begitu pasrah, itulah saat mudah diijabahinya do'a.

Saat kepasrahan hati pada Allah SWT itulah hakikat ‘ubudiyah (penghambaan), penghinaan, dan menundukkan diri pada-Nya. Akhirnya seorang hamba pun mengikhlaskan diri beribadah pada-Nya. Jika kondisi seseorang demikian, maka doa yang ia panjatkan akan makin mudah diijabahi. Semakin lama seseorang bersafar, semakin dekat pula doa itu dikabulkan.

Keenam, doa orang yang sedang puasa juga mustajab. Hal ini sesuai hadis dari Anas bin Malik ra bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَتُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tiga doa yang tidak ditolak; doa orang tua terhadap anaknya; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir”. (Sunan Baihaqi)



Ketujuh, doa orang dalam keadaan terpaksa. Allah SWT berfirman:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu menginga(Nya)“. ( QS An-Naml/27 : 62)

Imam As-Syaukani dalam kitabnya "Fathul Qadir" mengatakan bahwa ayat tersebut menjelaskan betapa manusia sangat membutuhkan Allah dalam segala hal terlebih orang yang dalam keadaan terpaksa yang tidak mempunyai daya dan upaya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang terpaksa adalah orang-orang yang berdosa dan sebagian yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud terpaksa adalah orang-orang yang hidup dalam kekurangan, kesempitan atau sakit, sehingga harus mengadu kepada Allah.

Dan huruf lam dalam kalimat Al-Mudhthar untuk menjelaskan jenis bukan istighraq (keseluruhan). Maka boleh jadi ada sebagian orang yang berdoa dalam keadaan terpaksa tidak dikabulkan dikarenakan adanya penghalang yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Jika tidak ada penghalang, maka Allah telah menjamin bahwa doa orang dalam keadaan terpaksa pasti dikabulkan. Yang menjadi alasan doa tersebut dikabulkan karena kondisi terpaksa bisa mendorong seseorang untuk ikhlas berdoa dan tidak meminta kepada selain-Nya. Allah telah mengabulkan doa orang-orang yang ikhlas berdoa meskipun dari orang kafir, sebagaimana firman Allah.

هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

“Sehingga tatkala kamu di dalam bahtera, dan meluncurkan bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata’. (Mereka berkata) : ‘Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur“. ( QS Yunus/10 : 22)



Dan Allah berfirman dalam ayat lain:

فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

“Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Alla)“. [ QS Al-Ankabut/29 : 65].

Dari ayat tersebut Allah mengabulkan doa mereka, padahal Allah tahu bahwa mereka pasti akan kembali kepada kesyirikan.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2416 seconds (0.1#10.140)