4 Istri Rasulullah SAW yang Berstatus Janda saat Dinikahi

Rabu, 14 September 2022 - 15:16 WIB
loading...
4 Istri Rasulullah SAW yang Berstatus Janda saat Dinikahi
Setidaknya ada 1 istri Nabi Muhammad yang berstatus janda saat dinikahi. Foto/Ilustrasi: wallpaper access
A A A
Setidaknya ada 10 istri Nabi Muhammad SAW yang berstatus janda saat dinikahi. Berikut adalah 4 di antaranya. Sebelumnya sudah diulas 7 di antaranya, yakni Khadijah binti Khuwailid , Saudah binti Zam'ah, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, dan Raihanah binti Zaid. Kini yang kita bahas adalah Juwairiyah binti al-Harits, Ummu Habibah , Shafiyah binti Huyay, dan Maimunah binti al-Harits.



Nabi Muhammad SAW menikahi Sayyidah Juwairiyah binti al-Harits dengan mahar 400 dirham. Nama asli Sayyidah Juwairiyah adalah Burrah binti Harits bin Abu Dhirar bin Habib bin Aid bin Malik bin Judzaimah bin Musthaliq bin Khuzaah. Beliau tidak suka kalau dikatakan, ‘beliau keluar dari Barrah (kebaikan)’. Itu sebabnya setelah menikah dengan Nabi, namanya diganti dengan Juwairiyah.

Ayahnya, al-Harits, adalah pemimpin Bani Musthaliq. Sebelumnya Sayyidah Juwairiyah adalah istri Musafi bin Shafwan. Beliau kaum ningrat nan cantik, baik hati, dan luas ilmunya. "Lelaki mana pun yang memandangnya bakal jatuh cinta," ujar Sayyidah Aisyah ra.

Kisah Sayyidah Juwairiyah sampai ke pintu rumah Rasulullah, tidak lepas dari permusuhan Bani Musthaliq kepada Islam. Harits bin Abu Dhirar yang menyembah berhala hendak menghalangi dakwah Rasulullah SAW di Madinah.

Mendengar Bani Musthaliq siap mengangkat senjata, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya untuk siap berjihad. Rasulullah menjadi panglima dalam perang Mustalaq ini.

Kedua pasukan bertemu di daerah Muraisi. Bersama pasukan Muhajirin dan Anshar, Rasulullah SAW berhasil mengalahkan Bani Mushtaliq. Suami Juwairiyah, Musafi bin Shafwan, terbunuh dalam perang ini. Karena kalah perang, harta dan wanita Bani Musthaliq, termasuk Sayyidah Juwairiyah menjadi tawanan kaum Muslimin.



Janda Musafi ini diserahkan kepada Tsabit bin Qais bin Syammas. Karena Juwairiyah termasuk pemuka kaumnya, ia merasakan kesedihan dan beban yang luar biasa akibat kekalahan Bani Musthaliq. Suaminya terbunuh, ayahnya melarikan diri, dan kini dia beserta kaumnya menjadi tawanan kaum Muslimin.

Beliau pun ingin menebus dirinya agar bebas. Karena dirinya adalah seorang tokoh dari kaumnya. Namun, ia tak memiliki apapun yang bisa digunakan untuk menebus dirinya.

Ia datang menemui Rasulullah, dengan maksud meminta tolong kepada beliau untuk membebaskan dirinya. Aisyah mengatakan, "Demi Allah, tatkala aku melihat ia berdiri di depan pintu rumahku, aku tidak menyukai hal itu. Karena aku tahu, Rasulullah akan melihat apa yang aku lihat".

Juwairiyah berkata, "Hai Rasulullah, aku memiliki masalah yang telah Anda ketahui. Aku ingin membebaskan diriku. Dan aku datang kepadamu agar kau menolongku".

Rasulullah menanggapi, "Atau kau ingin yang lebih baik dari itu?"

"Apa itu, Rasulullah?" tanya Juwairiyah.

Rasulullah berkata, "Aku menikahimu dan kutunaikan pembebasanmu".

Juwairiyah menjawab, "Tentu mau".

Nabi menjawab, "Aku telah melakukannya.”

Menurut Aisyah, kabar ini pun tersebar di tengah kaum muslimin. Mereka berkata, ‘(tawanan kita ini) ipar-ipar Rasulullah!’. Mereka pun membebaskan semua tawanan Bani Musthaliq. Tawanan yang dibebaskan karena pernikahan Juwairiyah ini berjumlah 100 orang Bani Musthaliq. "Aku tidak mengetahui wanita yang paling besar berkahnya terhadap kaumnya dibanding Juwairiyah,” ujar Sayyidah Aisyah.

Setelah menjadi Ummahatul Mukminin, Sayyidah Juwairiyah banyak menghabiskan waktunya dengan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sayyidah Juwairiyah dikenal dengan sahabiyah yang ahli sholat.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9033 seconds (0.1#10.140)