Hakikat dan Keutamaan Tobat Menurut Penjelasan Ulama
loading...
A
A
A
Bertobat dari segala dosa yang pernah dilakukan sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa bertobat, manusia akan menderita kerugian di akhirat selama-lamanya. Bertobat itu dilakukan di dunia tapi hasilnya akan dirasakan di dunia dan di akhirat. Sungguh pasti akan sangat berbahagia kelak di akhirat bagi manusia yang diterima tobatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bertobat akan memulihkan jiwa manusia kepada kesucian dan fitrah , yakni hanya menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mengakui Dia lah satu-satunya Rabbul'alamiin, Tuhan yang sangat agung serta tidak ada Tuhan selain Allah Ta'ala. Menurut kitab Mawaqif Ash-Shalihin li Banat wa Banin, yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim Mahmud, dijelaskan bahwa bertobat artinya kembalinya perbuatan maksiat kepada ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Menukil pandangan ulama, kitab Mawaqif Ash-Shalihin li Banat wa Banin menulis bahwa tobat dari setiap dosa hukumnya wajib. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At-Tahrim : 8)
Taubat bukan sekadar hanya ucapan lisan. Hakikat tobat adalah penyesalan mendalam dan berjanji tidak melakukannya (tidak mengulangi) lagi. Ada perasaan hebat di hati untuk menyesali perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya, lalu mengarahkan hati kepada Allah Azza wa Jalla untuk selalu menahan diri dari dosa di sisa usianya. Serta terus menerus melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan.
Tobat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabbnya, inabah (kembali) kepada Allâh Azza wa Jalla dan konsisten menjalankan ketaatan kepada Allâh. Jadi, sekadar meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah Azza wa Jalla , maka itu belum dianggap bertaubat.
Selain membuahkan hasil mendapatkan ampunan Allah Ta'ala, bertaubat juga mempunyai faedah yang bisa dirasakan di hati, antara lain :
Pertama, semakin tingginya kesadaran bahwa manusia sebagai hamba tidak bisa dan tidak punya apa, hina, cacat, tercela, zalim, dan sangat membutuhkan Allah.
Kedua, akan bertambah kesaksiannya kepada kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang begitu agung dan sempurna.
Ketiga, seseorang akan semakin mengenali kebaikan Allah Ta'ala dalam menutupi kemaksiatan yang pernah dilakukannya.
Keempat, semakin sadar bahwa Allah Ta'ala maha pemurah yang bisa menghapus segala dosa dan memaafkan kesalahan hamba yang bertobat kepada-Nya.
Kelima, akan membuktikan dan menyaksikan kesabaran Allah Ta'ala yang menunda hukuman bagi pelaku maksiat dan dosa hingga bertobat dan kembalai pada-Nya.
Keenam, akan menyaksikan keutamaan Allah Ta'ala di dalam memberikan ampunan, sedang ampunan-Nya lebih besar daripada dosa yang dia lakukan.
Ketujuh, seorang hamba yang bertobat akan semakin menyempurnakan ketaatkan dan ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman :
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (QS. Az Zumar : 53)
Wallahu A'lam
Bertobat akan memulihkan jiwa manusia kepada kesucian dan fitrah , yakni hanya menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mengakui Dia lah satu-satunya Rabbul'alamiin, Tuhan yang sangat agung serta tidak ada Tuhan selain Allah Ta'ala. Menurut kitab Mawaqif Ash-Shalihin li Banat wa Banin, yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim Mahmud, dijelaskan bahwa bertobat artinya kembalinya perbuatan maksiat kepada ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Menukil pandangan ulama, kitab Mawaqif Ash-Shalihin li Banat wa Banin menulis bahwa tobat dari setiap dosa hukumnya wajib. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At-Tahrim : 8)
Taubat bukan sekadar hanya ucapan lisan. Hakikat tobat adalah penyesalan mendalam dan berjanji tidak melakukannya (tidak mengulangi) lagi. Ada perasaan hebat di hati untuk menyesali perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya, lalu mengarahkan hati kepada Allah Azza wa Jalla untuk selalu menahan diri dari dosa di sisa usianya. Serta terus menerus melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan.
Tobat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabbnya, inabah (kembali) kepada Allâh Azza wa Jalla dan konsisten menjalankan ketaatan kepada Allâh. Jadi, sekadar meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah Azza wa Jalla , maka itu belum dianggap bertaubat.
Selain membuahkan hasil mendapatkan ampunan Allah Ta'ala, bertaubat juga mempunyai faedah yang bisa dirasakan di hati, antara lain :
Pertama, semakin tingginya kesadaran bahwa manusia sebagai hamba tidak bisa dan tidak punya apa, hina, cacat, tercela, zalim, dan sangat membutuhkan Allah.
Kedua, akan bertambah kesaksiannya kepada kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang begitu agung dan sempurna.
Ketiga, seseorang akan semakin mengenali kebaikan Allah Ta'ala dalam menutupi kemaksiatan yang pernah dilakukannya.
Keempat, semakin sadar bahwa Allah Ta'ala maha pemurah yang bisa menghapus segala dosa dan memaafkan kesalahan hamba yang bertobat kepada-Nya.
Kelima, akan membuktikan dan menyaksikan kesabaran Allah Ta'ala yang menunda hukuman bagi pelaku maksiat dan dosa hingga bertobat dan kembalai pada-Nya.
Keenam, akan menyaksikan keutamaan Allah Ta'ala di dalam memberikan ampunan, sedang ampunan-Nya lebih besar daripada dosa yang dia lakukan.
Ketujuh, seorang hamba yang bertobat akan semakin menyempurnakan ketaatkan dan ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman :
قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ;9
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (QS. Az Zumar : 53)
Wallahu A'lam
(wid)