Persepsi Kristen Terhadap Islam Menurut Montgomery Watt
loading...
A
A
A
Aspek Distorsi Penting
Keempat hal di atas merupakan aspek distorsi penting bagi gambaran Islam yang dilakukan oleh para ilmuwan Kristen di abad dua belas dan tiga belas, dan yang cenderung mengontrol pemikiran Eropa tentang Islam hingga abad sembilan belas dan masih tetap mempengaruhi untaian-untaian pemikiran tertentu. Hal ini dicatat sebagai persepsi Islam terhadap Kristen yang banyak diabaikan. Norman Daniel menyatakan:
Bahkan penting untuk mengingat-ingat berapa banyak penilaian yang dihapuskan tentang kehidupan Muhammad yang paling sederhana. Meskipun negeri pagan Madinah menyatakan tidak pernah ada pengertian legislasi sosial Muhammad bagi masyarakat Arab.
Maka kemenangan Perang Badar yang meyakinkan Muhammad sebagai titah Tuhan, khususnya yang secara sederhana tidak diabaikan namun diingkari: misalnya perbuatan-perbuatan Muhammad SAW, ketentuan kiblat baru yang tidak diperselisihkan amat jarang dibicarakan; tidak ada rujukan akan persekutuan demi tercapainya tujuan persatuan dan perdamaian bagi persatuan suku-suku bangsa; dan kealpaan dari semua penjelasan dalam Perjanjian Hudaibiyah; pendudukan Mekah dengan cara damai, kemenangan final atas paganisme dan terbentuknya negara Islam dan agama Islam yang menghilangkan kisah ketidaksempurnaan Muhammad yang menggelikan.
Bahkan mengandung pelajaran untuk memperbandingkan tempat pada kehidupan Kristen dari persepsi tidak sahih tentang Islam, dengan kehidupan umat Islam pada persepsi tidak sahih tentang Kristen.
Setelah pendudukan mereka itu, umat Islam harus menetap di negeri-negeri di mana mereka bercampur-gaul dengan umat Kristen lebih lanjut; dan persepsi umat Islam tentang Kristen, sungguhpun mempunyai kekurangan-kekurangan, mampukah mereka memenuhi kebutuhan ini.
Karena itu ditegaskan bahwa Muhammad adalah seorang Nabi pada garis keturunan Musa dan Isa. Agama Yahudi dan Kristen tidak dapat dihapuskan seluruhnya; bahkan pada saat yang sama ada ketidaksesuaian serius antara kitab suci Al-Qur'an, kitab suci agama Yahudi dan kitab suci agama Kristen, malahan juga keimanan Yahudi dan Kristen.
Walaupun begitu, situasi umat Kristen di Eropa Barat ini memang berbeda. Barangkali dari perbandingan umat Kristen yang masuk Islam di Al Andalus itu lebih besar jumlahnya ketimbang Mesir, Syria dan Iraq. Tetapi persepsi baru tentang Islam terutama diciptakan oleh para ilmuwan Kristen bukan diperuntukkan bagi keuntungan Kristen yang berada di bawah kekuasaan Islam, sungguhpun banyak bukti yang membantu kegiatan konversi agama ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini juga akan membantu umat Kristen bercampur gaul dengan umat Islam di kerajaan-kerajaan Kristen setelah Reconquista, yang karenanya kegiatan masuknya umat Kristen untuk beragama Islam sudah amat berkurang secara fenomenal.
Banyak umat manusia yang harus bertanggung jawab bagi persepsi baru ini, misalnya Peter Yang Mulia, yang tetap membuka kontaknya dengan umat Islam.
Bentuk yang diberikan untuk sebagian buku-buku, yakni, diskusi-diskusi dengan orang muslim, boleh jadi dapat mendorong tertariknya untuk melakukan pindah ke agama Islam.
Sebaliknya ada sedikit dukungan misioner yang berbeda dengan sebagian kecil perorangan, yang malah menjadi lebih tertarik pergi ke negeri-negeri Islam untuk memperoleh kejayaan dan kemenangan kesyahidan ketimbang berubah agama yang aktual.
Oleh sebab itu kiranya dimungkinkan kalau penciptaan distorsi bagi image Islam secara luas itu merupakan tanggapan terhadap keunggulan kebudayaan Islam terutama di Al Andalus. Ketika pertama kali umat Islam memasuki Spanyol, penduduk-penduduk lokal amat rendah dibandingkan dengan Al Andalus dalam segala seni kehidupan yang menakjubkan dan bangsa-bangsa manusia yang berada di sebelah utara Pyrenne yang kebanyakan kondisinya tak jauh berbeda.
Sejak abad ketiga belas jurang pemisah antara kedua kebudayaan tadi kemungkinan makin berkurang, namun tidak berarti bahwa jurang pemisah itu akan tertutup bahkan makin menganga, meskipun umat Kristen sekarang secara kasar sama dengan umat Islam dalam bidang teknologi militer.
Dalam mendukung pernyataan tentang responsnya kepada kebudayaan yang unggul itu, harus dicatat bahwa dimana persepsi orang Kristen tentang Islam, tanpa mengingkari segi intelektualnya, memberi tekanan lebih berat kepada kelemahan-kelemahan moral.
Ini berarti bahwa umat Kristen dapat merasakan bahwa kendatipun umat Islam lebih unggul dalam berbagai bidang kultural, sebaliknya di samping mempunyai kebenaran dan agama yang lebih baik, namun umat Kristen secara moral lebih unggul ketimbang umat Islam.
Persepsi Kristen terhadap Islam ini menyiratkan perhubungan persepsi orang Kristen yang membawa kesadaran identitas umat Kristen Eropa Barat yang lebih mendalam.
Dalam bukunya yang berjudul Orientalisrn, Edward Said mengatakan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk "menunjukkan bahwa kultur Eropa itu diketemukan dalam kekuatan dan identitas dengan menyatakan diri untuk memerangi Timur sebagai bagian dari penggantian dan bahkan di bawah tanahnya sendiri"; dan sungguhpun dia berfikir pada tiga abad terakhir dengan sesuatu yang sama dengan peristiwa-peristiwa yang dahulu pernah terjadi.