Ketika Surat Al-Maun Menjadi Pangkal Gerakan Kemanusiaan yang Besar dan Mendalam

Kamis, 16 Februari 2023 - 17:27 WIB
Cak Nur mengatakan yang dimaksud dalam firman itu ialah mereka yang menjalankan sholat itu lupa akan sholat mereka sendiri, dalam arti bahwa sholat mereka tidak mempunyai pengaruh apa-apa kepada pendidikan akhlaknya, sehingga mereka yang menjalankan sholat itu dengan mereka yang tidak menjalankannya sama saja. Apalagi jika lebih buruk!

Menurut Cak Nur, mungkin kita sendiri tidak merasa, kita menjalankan ibadat-ibadat hanyalah untuk memenuhi kemestian-kemestian sosial kultural semata, seperti kemestian yang ada pada pola pergaulan dalam suatu kelompok, misalnya, 'kelompok orang-orang Islam'.

Artinya, kita melakukan ibadat karena menghayati bahwa sholat adalah perintah Allah lalu tidak menghayati apa makna sholat itu yang lebih mendalam dan luas.

Jadi sesungguhnya kita menjalankan ibadat itu karena pamrih atau riya', sekurang-kurangnya mungkin sekali kita sekadar pamrih kepada sesama anggota kelompok Islam. Indikasinya ialah keseganan untuk berkorban guna memberi pertolongan kepada orang yang perlu, biarpun sedikit.

"Jadi bergaya hidup egoistis, tidak peduli kepada orang lain sekitar, khususnya mereka yang memerlukan pertolongan," ujar Cak Nur.

Kata-kata Arab "al-ma'un" yang merupakan ujung surat dan menjadi nama suratnya dijelaskan oleh Muhammad Asad, berdasarkan berbagai tafsir klasik, sebagai mencakup hal-hal kecil yang diperlukan orang dalam penggunaan sehari-hari, juga perbuatan kebaikan kala-kala berupa pemberian bantuan kepada sesama manusia dalam hal-hal kecil tersebut. Dalam maknanya yang lebih luas, kata-kata itu berarti "bantuan" atau 'pertolongan' dalam setiap kesulitan.

Menurut Cak Nur, Surat al-Ma'un memperingatkan kita bahwa beragama dengan tulus tidaklah cukup hanya dengan mengerjakan segi-segi formal keagamaan seperti sholat, puasa, haji, dll. Keagamaan yang sejati menuntut adanya wujud nyata konsekuensi ibadat, yaitu budi pekerti yang luhur, yang dibidikkan oleh ibadat itu.

(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More