Kontroversi Usamah, Panglima Perang yang Masih Belia (3)

Selasa, 11 Agustus 2020 - 18:18 WIB
Memang benar peperangan ini tidak besar dibandingkan dengan arti perang zaman sekarang, juga tidak besar dibandingkan dengan beberapa peperangan yang pernah terjadi waktu itu.

Usamah memang membatasi serangannya yang mendadak terhadap kabilah-kabilah itu dan merampas mereka tanpa harus menemui pasukan Romawi. Tetapi yang jelas, peristiwa ini membawa pengaruh besar dalam kehidupan kaum Muslimin, dan dalam kehidupan orang-orang Arab yang berpikir hendak mengadakan pemberontakan, dan dalam kehidupan Romawi sendiri yang bermaksud melebarkan sayapnya sampai ke perbatasan.



Musuh-musuh mereka dari kalangan Arab yang mendengar berita ekspedisi itu berkata: "Kalau mereka tidak punya kekuatan tentu tidak akan mengirimkan pasukan yang akan menimbulkan rasa iri pada kabilah-kabilah yang kuat yang jauh dari mereka."

Pengaruh Gerakan Usamah

Menurut Haekal, ketika berita ekspedisi itu disampaikan kepada Heraklius, ia terkejut sekali. Ia segera mengirimkan pasukan yang berkekuatan besar ke Balqa'. Ini suatu bukti yang nyata bahwa pihak Muslimin setelah peristiwa ekspedisi ini benar-benar diperhitungkan, baik oleh Romawi maupun oleh orang-orang Arab sendiri, sehingga pihak Arab bagian utara — selain Dumat al-Jandal (Dumatul Jandal) — tidak lagi menghasut untuk menyerbu Madinah.



Selain di bagian utara, di seluruh Semenanjung Arab itu keadaannya tidak demikian. Kabilah-kabilah di tempat-tempat lain semua mau membangkang pada saat-saat terakhir kehidupan Nabi, dan sebagian mereka bahkan mendakwakan diri nabi.

Kalau tidak karena rasa takut yang menguasai kabilah-kabilah dan mereka yang mengaku-ngaku nabi itu karena sikap Rasulullah yang tegas serta keberanian kaum Muslimin di samping iman mereka yang tangguh, niscaya akan banyak daerah yang akan mengadakan pembangkangan.

Setelah Rasulullah wafat, orang-orang Arab itu banyak yang murtad, baik secara bersama-sama atau masing-masing kabilah sendiri-sendiri. Di sana sini kaum munafik bermunculan, orang-orang Yahudi dan Nasrani bersiap-siap.



Pihak Muslimin sendiri memang dalam kegelisahan setelah Nabi tiada, sedang jumlah mereka tidak banyak. Sebaliknya pihak musuh tidak sedikit jumlahnya. Menghadapi hal demikian perlu ada suatu politik yang tegas dan bijaksana, yang akan dapat mengembalikan segala sesuatunya ke tempat semula, membela agama Allah sejak dari awal pertumbuhannya.

Dan inilah yang telah dilakukan oleh Abu Bakar tatkala mengerahkan pahlawan-pahlawan Islam itu menghadapi kaum murtad dan para pembangkang terhadap agama Allah dan Rasul-Nya. (
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More