11 Istri Rasulullah SAW Beserta Keistimewaanya
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 18:58 WIB
BERIKUT ini 11 Istri Rasulullah SAW beserta keistimewaanya. Mereka dikenal sebagai "Ibu bagi Orang-Orang Beriman" (Ummahatul Mukminin). Istri-istri beliau memberikan dukungan, kekuatan, dan kasih sayang. Bukan hanya menjadi pendamping hidup, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga dan menyebarkan pesan Islam .
Kehidupan mereka adalah contoh bagi umat Islam tentang bagaimana perempuan dapat berkontribusi dalam membentuk dan menjaga sebuah agama.
Istri-istri Rasulullah adalah wanita-wanita kuat yang, dengan cara masing-masing, berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung pada perkembangan Islam.
Khadijah dengan dukungannya yang penuh cinta, Saudah dengan kesabarannya dalam menjaga rumah tangga, Aisyah dengan kecerdasannya, Hafsah dengan tanggung jawabnya menjaga Al-Qur'an, dan Zainab dengan kedermawanannya—semua memainkan peran krusial dalam sejarah Islam.
1. Khadijah binti Khuwailid
Khadijah adalah manusia pertama yang mengimani Rasulullah SAW. Dalam buku The Golden Stories of Ummahatul Mukminin karya Ukasyah Habibu Ahmad disebutkan keutamaan Khadijah binti Khuwailid RA .
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di goa Hira melalui perantara malaikat Jibril AS, kemudian setelah wahyu disampaikan Jibril pun meninggalkan Rasulullah SAW hingga beliau tertegun, bahkan membuat jantung berdebar kencang, tubuh yang menggigil. Beliau pun buru-buru pulang menemui Khadijah.
Nabi Muhammad SAW pun langsung menyampaikan pengalamannya itu kepada Khadijah sambil berkata, "Selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku!" sesudah tenang Nabi Muhammad SAW menceritakan kisahnya.
Mendengar penuturan suaminya, Khadijah berkata, "Wahai Muhammad tenangkanlah hati mu. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakanmu, karena engkau adalah orang yang suka menolong, jujur, dan senantiasa menyambung tali persaudaraan."
Khadijah amat mengimani dan meyakini wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Dan juga senantiasa menjadi tempat berbagi dan memberikan kekuatan mental disaat Rasulullah SAW sedang ketakutan.
Keutamaan Lainnya dari Sayyidah Khadijah adalah istri yang memberikan keturunan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
Khadijah wanita yang mandiri dan sukses di Makkah, Khadijah memberikan dukungan penuh, baik secara emosional maupun finansial.
Khadijah adalah contoh pasangan yang setia, penuh cinta, dan tanpa pamrih, dengan pengorbanannya yang tetap menjadi inspirasi hingga hari ini.
2. Saudah binti Zam’a
Setelah wafatnya Khadijah, Saudah binti Zam’a menjadi istri kedua Nabi. Di masa-masa sulit setelah hijrah ke Madinah, Saudah memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan oleh Nabi dan keluarganya.
Meskipun tidak banyak kisah heroik yang dikaitkan dengannya, perannya dalam menjaga keseimbangan rumah tangga Nabi di tengah-tengah kesulitan menunjukkan pentingnya dukungan keluarga dalam misi besar.
Saudah dikenang atas pengorbanannya yang penuh cinta dan kesetiaannya dalam menjaga keharmonisan rumah tangga Nabi.
3.Aisyah binti Abu Bakar
Aisyah binti Abu Bakar dikenal karena kecerdasannya dan kedekatannya dengan Nabi. Sebagai istri muda yang penuh semangat, Aisyah tidak hanya menemani Nabi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga belajar secara mendalam darinya.
Setelah wafatnya Nabi, Aisyah memainkan peran kunci dalam menyebarkan pengetahuan tentang Islam kepada generasi berikutnya.
Ia meriwayatkan ribuan hadis yang menjadi sumber penting bagi umat Islam hingga kini. Aisyah menunjukkan bahwa seorang perempuan bisa menjadi pusat ilmu dan inspirasi, sekaligus memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ajaran Islam.
4. Hafsah binti Umar
Hafsah binti Umar , putri dari sahabat dekat Nabi, Umar bin Khattab, memainkan peran penting dalam melestarikan ajaran Islam. Salah satu warisan terbesar Hafsah adalah menjaga naskah pertama mushaf Al-Qur'an setelah wafatnya Nabi.
Tanggung jawab ini diberikan kepadanya karena kesetiaannya dan komitmennya yang kuat terhadap Islam. Selain itu, Hafsah dikenal sebagai wanita yang rajin berpuasa dan selalu berusaha memperdalam pemahamannya tentang agama. Perannya dalam menjaga Al-Qur'an menyoroti pentingnya kontribusi perempuan dalam mempertahankan warisan keagamaan Islam.
5. Zainab binti Khuzaimah
Rasulullah menikah dengan Zainab binti Khuzaimah dari Bani Hilal pada tahun ke-4 Hijriyah. Itu terjadi pada bulan Ramadhan. Sebelum itu Zainab adalah istri Thufail bin Al-Harits, kemudian dicerai oleh suaminya.
Sayyidah Zainab binti Khuzaimah ra adalah istri Rasulullah yang dikenal dengan kebaikan, kedermawanan terhadap orang miskin. Beliau dijuluki "Ummul Masakin" karena kasih sayangnya kepada kaum fakir miskin.
6. Zainab binti Jahsy
Zainab binti Jahsy dikenal karena kedermawanannya yang luar biasa. Meskipun berasal dari keluarga terhormat, Zainab memilih hidup sederhana dan sering menyumbangkan kekayaannya kepada mereka yang membutuhkan.
Salah satu hal yang paling menonjol dari Zainab adalah kesalehannya, serta kesiapannya untuk berkontribusi kepada masyarakat tanpa mengharapkan imbalan.
Pernikahannya dengan Nabi juga memiliki makna spiritual yang mendalam, karena diatur langsung oleh Allah, sebagaimana tercatat dalam Al-Qur'an. Zainab mengajarkan bahwa dalam kesederhanaan dan kebaikan, seseorang dapat meninggalkan dampak yang abadi dalam kehidupan orang lain.
7. Juwairiyah binti Al-Harits
Dari buku Kisah Pahlawan Muslimah Dunia Juwairiyah binti Harits Hingga Zainab al-Kubra karya Hafidz Muftisany terdapat kisah mengenai Juwairiyah istri Nabi Muhammad SAW.
Juwairiyah adalah Perempuan yang berasal dari kaum bani Musthaliq yang dikenal mempunyai kecantikan, baik hati, dan luas hatinya.
Ketika menikah dengan Rasulullah SAW Juwairiyah menjadi seorang Muslim, karena perbuatan Juwairiyah ini, membuat seluruh kaum Musthaliq yang dahulu memerangi Islam, berbalik menjadi orang yang setia dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW.
8. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan
Ummu Habibah mempunyai nama asli Ramlah binti Abu Sufyan, anak dari Abu Sufyan dan Shafiyyah binti Abil Ashi. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Ummu Habibah menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy.
Saat perintah hijrah turun, keduanya juga ikut hijrah ke Habasyah dan menetap disana. Ketika berita mengenai penyerangan kaum Quraisy terhadap umat Islam di Makkah sampai kepada penduduk di Habsyah. Ubaidillah merasa kaum Muslimin sampai kapan pun tidak akan bisa menang dan terus diserang. Ubaidillah pun memutuskan kembali memeluk agama Nasrani.
Ummu Habibah merasa sedih akan perbuatan suaminya, namun dia tetap kokoh memegang teguh keimanannya kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Ummu Habibah pun hidup sendirian, hingga keluarganya di Makkah juga tidak mau menerimanya. Karena hal ini Rasulullah SAW pun menikahinya.
Ummu Habibah tetap menjadi seorang Mukmin yang taat, baik setelah Rasulullah SAW meninggal, hingga ajal menjemputnya.
9. Shafiyah binti Huyai bin Akhthab
Istri Nabi Muhammad SAW yang bukan berasal dari bangsa Arab, melainkan dari bani Israel ada satu orang, dia adalah Shafiyah binti Huyai bin Akhthab . Pada mulanya beliau beragama Yahudi.
Setelah ayah dan suaminya tewas dalam perang, Safiyyah dinikahi oleh Nabi Muhammad. Meski datang dari latar belakang yang berbeda, Safiyyah menunjukkan kesetiaannya kepada Islam dan Nabi Muhammad. Rasulullah selalu memperlakukannya dengan penuh hormat dan kasih sayang.
10. Maimunah binti Al-Harits
Ummu Salamah dikenal karena kebijaksanaannya. Ia adalah salah satu istri Nabi yang paling cerdas dan sering memberikan saran yang bijak kepada Rasulullah. Salah satu momen bersejarah yang melibatkan Ummu Salamah adalah saat Perjanjian Hudaibiyah, ketika sarannya membantu menyelesaikan kebuntuan antara kaum Muslim dan Quraisy.
Ummu Salamah mempunyai banyak kelebihan, selain parasnya yang cantik juga mempunyai keluarga yang mempunyai kedudukan tinggi di Makkah. Meski begitu, Ummu Salamah bukanlah orang yang suka memamerkan dirinya kepada orang lain.
Dari buku Kisah Pahlawan Muslimah Dunia Maimunah Al Harits Hingga Jahanara Begum karya Hafidz Muftisany dijelaskan Maimunah seorang Perempuan mukminah yang menyerahkan dirinya dalam Islam kepada Rasulullah SAW. Padahal keluarganya masih hidup dan memegang teguh kepercayaan jahiliyah.
Kisah Maimunah ini juga terdapat pada Surah Al-Ahzab ayat 50:
Artinya: "Wahai Nabi (Muhammad) sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang engkau miliki dari apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang dianugerahkan Allah untukmu dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan perempuan mukminat yang menyerahkan dirinya kepada Nabi jika Nabi ingin menikahinya sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk orang-orang mukmin (yang lain). Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
11. Maria al-Qibtiyah
Maria al-Qibtiyah adalah seorang budak hadiah dari penguasa Mesir yang kemudian menjadi istri Nabi Muhammad. Dari pernikahan ini, lahir putra Nabi yang bernama Ibrahim, meskipun Ibrahim meninggal saat masih bayi. Maria dikenal karena kesetiaannya kepada Rasulullah dan dihormati oleh kaum Muslimin, meski berasal dari latar belakang yang berbeda.
Kehidupan mereka adalah contoh bagi umat Islam tentang bagaimana perempuan dapat berkontribusi dalam membentuk dan menjaga sebuah agama.
Istri-istri Rasulullah adalah wanita-wanita kuat yang, dengan cara masing-masing, berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung pada perkembangan Islam.
Khadijah dengan dukungannya yang penuh cinta, Saudah dengan kesabarannya dalam menjaga rumah tangga, Aisyah dengan kecerdasannya, Hafsah dengan tanggung jawabnya menjaga Al-Qur'an, dan Zainab dengan kedermawanannya—semua memainkan peran krusial dalam sejarah Islam.
1. Khadijah binti Khuwailid
Khadijah adalah manusia pertama yang mengimani Rasulullah SAW. Dalam buku The Golden Stories of Ummahatul Mukminin karya Ukasyah Habibu Ahmad disebutkan keutamaan Khadijah binti Khuwailid RA .
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di goa Hira melalui perantara malaikat Jibril AS, kemudian setelah wahyu disampaikan Jibril pun meninggalkan Rasulullah SAW hingga beliau tertegun, bahkan membuat jantung berdebar kencang, tubuh yang menggigil. Beliau pun buru-buru pulang menemui Khadijah.
Nabi Muhammad SAW pun langsung menyampaikan pengalamannya itu kepada Khadijah sambil berkata, "Selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku!" sesudah tenang Nabi Muhammad SAW menceritakan kisahnya.
Mendengar penuturan suaminya, Khadijah berkata, "Wahai Muhammad tenangkanlah hati mu. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakanmu, karena engkau adalah orang yang suka menolong, jujur, dan senantiasa menyambung tali persaudaraan."
Khadijah amat mengimani dan meyakini wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Dan juga senantiasa menjadi tempat berbagi dan memberikan kekuatan mental disaat Rasulullah SAW sedang ketakutan.
Keutamaan Lainnya dari Sayyidah Khadijah adalah istri yang memberikan keturunan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
Khadijah wanita yang mandiri dan sukses di Makkah, Khadijah memberikan dukungan penuh, baik secara emosional maupun finansial.
Khadijah adalah contoh pasangan yang setia, penuh cinta, dan tanpa pamrih, dengan pengorbanannya yang tetap menjadi inspirasi hingga hari ini.
2. Saudah binti Zam’a
Setelah wafatnya Khadijah, Saudah binti Zam’a menjadi istri kedua Nabi. Di masa-masa sulit setelah hijrah ke Madinah, Saudah memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan oleh Nabi dan keluarganya.
Meskipun tidak banyak kisah heroik yang dikaitkan dengannya, perannya dalam menjaga keseimbangan rumah tangga Nabi di tengah-tengah kesulitan menunjukkan pentingnya dukungan keluarga dalam misi besar.
Saudah dikenang atas pengorbanannya yang penuh cinta dan kesetiaannya dalam menjaga keharmonisan rumah tangga Nabi.
3.Aisyah binti Abu Bakar
Aisyah binti Abu Bakar dikenal karena kecerdasannya dan kedekatannya dengan Nabi. Sebagai istri muda yang penuh semangat, Aisyah tidak hanya menemani Nabi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga belajar secara mendalam darinya.
Setelah wafatnya Nabi, Aisyah memainkan peran kunci dalam menyebarkan pengetahuan tentang Islam kepada generasi berikutnya.
Ia meriwayatkan ribuan hadis yang menjadi sumber penting bagi umat Islam hingga kini. Aisyah menunjukkan bahwa seorang perempuan bisa menjadi pusat ilmu dan inspirasi, sekaligus memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ajaran Islam.
4. Hafsah binti Umar
Hafsah binti Umar , putri dari sahabat dekat Nabi, Umar bin Khattab, memainkan peran penting dalam melestarikan ajaran Islam. Salah satu warisan terbesar Hafsah adalah menjaga naskah pertama mushaf Al-Qur'an setelah wafatnya Nabi.
Tanggung jawab ini diberikan kepadanya karena kesetiaannya dan komitmennya yang kuat terhadap Islam. Selain itu, Hafsah dikenal sebagai wanita yang rajin berpuasa dan selalu berusaha memperdalam pemahamannya tentang agama. Perannya dalam menjaga Al-Qur'an menyoroti pentingnya kontribusi perempuan dalam mempertahankan warisan keagamaan Islam.
5. Zainab binti Khuzaimah
Rasulullah menikah dengan Zainab binti Khuzaimah dari Bani Hilal pada tahun ke-4 Hijriyah. Itu terjadi pada bulan Ramadhan. Sebelum itu Zainab adalah istri Thufail bin Al-Harits, kemudian dicerai oleh suaminya.
Sayyidah Zainab binti Khuzaimah ra adalah istri Rasulullah yang dikenal dengan kebaikan, kedermawanan terhadap orang miskin. Beliau dijuluki "Ummul Masakin" karena kasih sayangnya kepada kaum fakir miskin.
6. Zainab binti Jahsy
Zainab binti Jahsy dikenal karena kedermawanannya yang luar biasa. Meskipun berasal dari keluarga terhormat, Zainab memilih hidup sederhana dan sering menyumbangkan kekayaannya kepada mereka yang membutuhkan.
Salah satu hal yang paling menonjol dari Zainab adalah kesalehannya, serta kesiapannya untuk berkontribusi kepada masyarakat tanpa mengharapkan imbalan.
Pernikahannya dengan Nabi juga memiliki makna spiritual yang mendalam, karena diatur langsung oleh Allah, sebagaimana tercatat dalam Al-Qur'an. Zainab mengajarkan bahwa dalam kesederhanaan dan kebaikan, seseorang dapat meninggalkan dampak yang abadi dalam kehidupan orang lain.
7. Juwairiyah binti Al-Harits
Dari buku Kisah Pahlawan Muslimah Dunia Juwairiyah binti Harits Hingga Zainab al-Kubra karya Hafidz Muftisany terdapat kisah mengenai Juwairiyah istri Nabi Muhammad SAW.
Juwairiyah adalah Perempuan yang berasal dari kaum bani Musthaliq yang dikenal mempunyai kecantikan, baik hati, dan luas hatinya.
Ketika menikah dengan Rasulullah SAW Juwairiyah menjadi seorang Muslim, karena perbuatan Juwairiyah ini, membuat seluruh kaum Musthaliq yang dahulu memerangi Islam, berbalik menjadi orang yang setia dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW.
8. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan
Ummu Habibah mempunyai nama asli Ramlah binti Abu Sufyan, anak dari Abu Sufyan dan Shafiyyah binti Abil Ashi. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Ummu Habibah menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy.
Saat perintah hijrah turun, keduanya juga ikut hijrah ke Habasyah dan menetap disana. Ketika berita mengenai penyerangan kaum Quraisy terhadap umat Islam di Makkah sampai kepada penduduk di Habsyah. Ubaidillah merasa kaum Muslimin sampai kapan pun tidak akan bisa menang dan terus diserang. Ubaidillah pun memutuskan kembali memeluk agama Nasrani.
Ummu Habibah merasa sedih akan perbuatan suaminya, namun dia tetap kokoh memegang teguh keimanannya kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Ummu Habibah pun hidup sendirian, hingga keluarganya di Makkah juga tidak mau menerimanya. Karena hal ini Rasulullah SAW pun menikahinya.
Ummu Habibah tetap menjadi seorang Mukmin yang taat, baik setelah Rasulullah SAW meninggal, hingga ajal menjemputnya.
9. Shafiyah binti Huyai bin Akhthab
Istri Nabi Muhammad SAW yang bukan berasal dari bangsa Arab, melainkan dari bani Israel ada satu orang, dia adalah Shafiyah binti Huyai bin Akhthab . Pada mulanya beliau beragama Yahudi.
Setelah ayah dan suaminya tewas dalam perang, Safiyyah dinikahi oleh Nabi Muhammad. Meski datang dari latar belakang yang berbeda, Safiyyah menunjukkan kesetiaannya kepada Islam dan Nabi Muhammad. Rasulullah selalu memperlakukannya dengan penuh hormat dan kasih sayang.
10. Maimunah binti Al-Harits
Ummu Salamah dikenal karena kebijaksanaannya. Ia adalah salah satu istri Nabi yang paling cerdas dan sering memberikan saran yang bijak kepada Rasulullah. Salah satu momen bersejarah yang melibatkan Ummu Salamah adalah saat Perjanjian Hudaibiyah, ketika sarannya membantu menyelesaikan kebuntuan antara kaum Muslim dan Quraisy.
Ummu Salamah mempunyai banyak kelebihan, selain parasnya yang cantik juga mempunyai keluarga yang mempunyai kedudukan tinggi di Makkah. Meski begitu, Ummu Salamah bukanlah orang yang suka memamerkan dirinya kepada orang lain.
Dari buku Kisah Pahlawan Muslimah Dunia Maimunah Al Harits Hingga Jahanara Begum karya Hafidz Muftisany dijelaskan Maimunah seorang Perempuan mukminah yang menyerahkan dirinya dalam Islam kepada Rasulullah SAW. Padahal keluarganya masih hidup dan memegang teguh kepercayaan jahiliyah.
Kisah Maimunah ini juga terdapat pada Surah Al-Ahzab ayat 50:
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَحْلَلْنَا لَكَ اَزْوَاجَكَ الّٰتِيْٓ اٰتَيْتَ اُجُوْرَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَ مِمَّآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلَيْكَ وَبَنٰتِ عَمِّكَ وَبَنٰتِ عَمّٰتِكَ وَبَنٰتِ خَالِكَ وَبَنٰتِ خٰلٰتِكَ الّٰتِيْ هَاجَرْنَ مَعَكَۗ وَامْرَاَةً مُّؤْمِنَةً اِنْ وَّهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ اِنْ اَرَادَ النَّبِيُّ اَنْ يَّسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۗ قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِيْٓ اَزْوَاجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ لِكَيْلَا يَكُوْنَ عَلَيْكَ حَرَجٌۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ٥٠
Artinya: "Wahai Nabi (Muhammad) sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang engkau miliki dari apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang dianugerahkan Allah untukmu dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan perempuan mukminat yang menyerahkan dirinya kepada Nabi jika Nabi ingin menikahinya sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk orang-orang mukmin (yang lain). Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
11. Maria al-Qibtiyah
Maria al-Qibtiyah adalah seorang budak hadiah dari penguasa Mesir yang kemudian menjadi istri Nabi Muhammad. Dari pernikahan ini, lahir putra Nabi yang bernama Ibrahim, meskipun Ibrahim meninggal saat masih bayi. Maria dikenal karena kesetiaannya kepada Rasulullah dan dihormati oleh kaum Muslimin, meski berasal dari latar belakang yang berbeda.
(mhy)