Perang Fahl: Kisah Tentara Romawi Menciptakan Banjir Lumpur untuk Menahan Pasukan Islam
Sabtu, 09 Desember 2023 - 14:16 WIB
Bahan makanan yang tinggal sedikit tidak membuat mereka cepat-cepat berpindah tempat. Tanah subur yang mereka peroleh lebih baik daripada yang diperoleh pasukan Romawi, karena dengan kesuburan yang ada di sekitar mereka memungkinkan mereka membuat bahan-bahan makanan dan kehidupan mereka lebih makmur.
Pasukan Romawi yang berada di depannya terdiri atas 80.000 orang dengan nafsu besar ingin menghancurkan pihak yang telah mengalahkan angkatan bersenjata mereka di Yarmuk dulu dan kemudian merebut Damsyik.
Tatkala pasukan Muslimin bertahan di Fihl Siqlar bin Mikhraq, komandan angkatan bersenjata yang besar di bawah Fleraklius, memutuskan untuk menyergap pasukan muslim duluan sebelum mereka diserang. Untuk itu pasukan perintisnya ditugaskan mencarikan tempat untuk angkatan bersenjatanya di tanah sekitarnya.
Setelah malam tiba, mereka bergerak. Mereka mengira pasukan Muslimin tidak dalam keadaan siap tempur. Dengan demikian, begitu mendapat serangan pertama barisan Muslimin akan kacau balau. Perhitungan mereka meleset. Pasukan Muslimin sepenuhnya waspada terhadap kemungkinan munculnya pasukan Romawi.
Malam mau tidur dan bangun tidur Syurahbil selalu siap siaga. Sergapan Siqlar dan pasukannya itu disambut dengan gempuran yang luar biasa hebatnya.
Pihak Romawi pun nekat mati-matian bertempur. Pertempuran ini berlangsung semalam suntuk dan bersambung ke hari berikutnya sampai malamnya lagi.
Peranan Khalid bin Walid dan Dirar bin Azwar waktu itu mengingatkan pasukan Muslimin pada peperangan dan pertempuran-pertempuran sebelumnya.
Sesudah gelap malam pasukan Romawi tampak kepayahan, barisannya centang perenang. Mereka berlarian dalam kebingungan setelah melihat apa yang telah menimpa Siqlar dan para perwiranya.
Kekalahan dan kebingungan mereka itu mengantarkan mereka ke dalam lumpur. Mereka tak dapat berjalan lagi. Pasukan Muslimin terus mengejar mereka. Semula dikira sengaja mereka demikian, tetapi ternyata mereka memang dalam kekacauan dan kebingungan, tak dapat melangkah maju atau mundur, juga tak dapat melarikan diri. Pasukan Muslimin menggempur mereka dengan panah, sehingga mereka tersungkur, berjatuhan ke dalam lumpur dan tidak sedikit dari mereka yang terbunuh.
Dari 80.000 pasukan itu tak ada yang lolos kecuali sisa-sisa yang terpencar-pencar. Kemenangan yang diperoleh pasukan Muslimin sangat meyakinkan dan cukup memuaskan. Rampasan perang yang mereka peroleh juga tidak sedikit, yang kemudian dibagi-bagikan di antara mereka.
Mereka merasa puas bahwa Allah telah memberi kemenangan. Abu Ubaidah menulis laporan kepada Amirulmukminin di Madinah memberitahukan mengenai kemenangan itu, dan bahwa dia bersama Khalid bin Walid sudah akan berangkat ke Hims.
Dengan pertolongan Allah itu iman pasukan Muslimin makin kuat ketika mereka melihat bagaimana Allah menentukan sesuatu yang pada mulanya tidak mereka sukai. Mereka tidak senang melihat tanah yang berlumpur karena itu merintangi mereka untuk berhadapan dengan musuh. Apa yang tidak mereka senangi ternyata menolong mereka dan membuat musuh yang terkepung akhirnya hancur berantakan. Bukankah ini merupakan tanda kebesaran Allah dan suatu bukti bahwa Allah pasti menolong mereka dan mereka akan menggantikan kekuasaan Romawi dan Persia.
Pasukan Romawi yang berada di depannya terdiri atas 80.000 orang dengan nafsu besar ingin menghancurkan pihak yang telah mengalahkan angkatan bersenjata mereka di Yarmuk dulu dan kemudian merebut Damsyik.
Tatkala pasukan Muslimin bertahan di Fihl Siqlar bin Mikhraq, komandan angkatan bersenjata yang besar di bawah Fleraklius, memutuskan untuk menyergap pasukan muslim duluan sebelum mereka diserang. Untuk itu pasukan perintisnya ditugaskan mencarikan tempat untuk angkatan bersenjatanya di tanah sekitarnya.
Setelah malam tiba, mereka bergerak. Mereka mengira pasukan Muslimin tidak dalam keadaan siap tempur. Dengan demikian, begitu mendapat serangan pertama barisan Muslimin akan kacau balau. Perhitungan mereka meleset. Pasukan Muslimin sepenuhnya waspada terhadap kemungkinan munculnya pasukan Romawi.
Malam mau tidur dan bangun tidur Syurahbil selalu siap siaga. Sergapan Siqlar dan pasukannya itu disambut dengan gempuran yang luar biasa hebatnya.
Pihak Romawi pun nekat mati-matian bertempur. Pertempuran ini berlangsung semalam suntuk dan bersambung ke hari berikutnya sampai malamnya lagi.
Peranan Khalid bin Walid dan Dirar bin Azwar waktu itu mengingatkan pasukan Muslimin pada peperangan dan pertempuran-pertempuran sebelumnya.
Sesudah gelap malam pasukan Romawi tampak kepayahan, barisannya centang perenang. Mereka berlarian dalam kebingungan setelah melihat apa yang telah menimpa Siqlar dan para perwiranya.
Kekalahan dan kebingungan mereka itu mengantarkan mereka ke dalam lumpur. Mereka tak dapat berjalan lagi. Pasukan Muslimin terus mengejar mereka. Semula dikira sengaja mereka demikian, tetapi ternyata mereka memang dalam kekacauan dan kebingungan, tak dapat melangkah maju atau mundur, juga tak dapat melarikan diri. Pasukan Muslimin menggempur mereka dengan panah, sehingga mereka tersungkur, berjatuhan ke dalam lumpur dan tidak sedikit dari mereka yang terbunuh.
Dari 80.000 pasukan itu tak ada yang lolos kecuali sisa-sisa yang terpencar-pencar. Kemenangan yang diperoleh pasukan Muslimin sangat meyakinkan dan cukup memuaskan. Rampasan perang yang mereka peroleh juga tidak sedikit, yang kemudian dibagi-bagikan di antara mereka.
Mereka merasa puas bahwa Allah telah memberi kemenangan. Abu Ubaidah menulis laporan kepada Amirulmukminin di Madinah memberitahukan mengenai kemenangan itu, dan bahwa dia bersama Khalid bin Walid sudah akan berangkat ke Hims.
Dengan pertolongan Allah itu iman pasukan Muslimin makin kuat ketika mereka melihat bagaimana Allah menentukan sesuatu yang pada mulanya tidak mereka sukai. Mereka tidak senang melihat tanah yang berlumpur karena itu merintangi mereka untuk berhadapan dengan musuh. Apa yang tidak mereka senangi ternyata menolong mereka dan membuat musuh yang terkepung akhirnya hancur berantakan. Bukankah ini merupakan tanda kebesaran Allah dan suatu bukti bahwa Allah pasti menolong mereka dan mereka akan menggantikan kekuasaan Romawi dan Persia.
Baca Juga
(mhy)
Lihat Juga :