Di Manakah Keberadaan Wali Berpangkat Al-Ghauts?

Selasa, 05 April 2022 - 18:11 WIB
• 4.000 orang Rijalul Ghaib.

Lantas, bagaimana dalil tentang kebenaran keberadaan mereka?

نفع الله به ما عدة رجال الغيب وما الدليل على وجودهم (فأجاب) بقوله رجال الغيب سموا بذالك لعدم معرفة أكثر الناس لهم، رأسهم الغيث الفرد الجامع جعله الله دائرا فى الافاق الاربعة أركان الدنيا كدوران الفلك فى أفق السماء وقد ستر الله أحواله عن الخاصة والعامة غيرة عليه..

"Syekh Ibnu Hajar pernah ditanya tentang maqam kewalian Rijalul Ghaib (wali-wali yang tersembunyi) dan apa dalil tentang adanya kebenaran keberadaan mereka?"

Imam Ibn Hajar menjawab, "Mereka dinamakan Rijalul Ghaib, sebab kebanyakan manusia tidak mengetahui keberadaan mereka. Mereka dipimpin oleh seorang wali yang bermaqam Al-Quthub al-Ghauts; tempat berputarnya empat arah dunia, sebagaimana berotasinya astronomi Galaksi di langit. Allah menyembunyikan keberadaan mereka dari orang-orang bermaqam khas maupun awam."

Dimanakah Wali Ghauts itu berada?

وروى الخطيب فى تاريخ بغداد عن الكنانى أنه قال النقباء ثلاثمائة، والنجباء سبعون والبدلاء أربعون والأخيار سبعة والعمد أربع والغوث واحد. فمسكن النقباء المغرب ومسكن النجباء بمصر ومسكن الأبدال الشام والأخيار سياحون في الأرض والعمد زوايات الأرض، ومسكن الغوث مكة....الخ

Imam Al Khatib di dalam Kitab "Tarikhul Baghdad" dari Imam Al-Kanani berkata bahwa Wali Nuqaba berjumlah 300 orang, Wali Nujaba berjumlah 70 orang, Wali Budala' (wali abdal) berjumlah 40 orang, Wali al-Akhyar berjumlah 7 orang, Wali al-Amd berjumlah 4 orang, sedangkan wali Al-Ghauts berjumlah 1 orang.

• Wali Nuqaba' terbanyak di Maghrib/di Barat.

• Wali Nujaba' terbanyak di Mesir.

• Wali Abdal terbanyak di Syam.

• Wali Al-Akhyar berkelana di muka bumi.

• Wali Al-'Amd berada di pojok Bumi.

• Wali Al-Ghauts berada di Makkah al-Mukarramah.

Jadi, jelaslah bahwa menurut keterangan dari para ulama yang masyhur menyatakan bahwa tugas dan kedudukan tempat tinggal Wali Quthub al-Qhauts itu bertempat tinggal Makkah al-Mukarramah, bukan di Jakarta.

Kebanyakan Qutb tersembunyi atau hanya dikenal oleh wali tertentu, dan hanya sebagian kecil Qutb atau Sulthan al-Awliya yang masyhur dan dikenal banyak orang awam. Kadang-kadang Qutb baru dikenal banyak orang setelah dia meninggal dunia.

Sekali lagi, terkadang-kadang Wali Qutb baru dikenal banyak orang setelah beliau wafat. Ada pula memang kedudukan Wali Quthub ini diketahui semasa hidupnya sebagai seorang wali Qutb, seperti maqam kewalian Quthub Al-Alimul Allamah KH Zaini Abdul Ghani atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul. Namun, kepangkatan itu bukan atas pengakuan beliau sendiri, melainkan pengakuan dari wali-wali besar di zamannya.

Kadang-kadang Qutb terang-terangan menyatakan diri sebagai Qutb kepada murid tertentu, atau ketahuan sebagai Qutb oleh murid tertentu.

Misalnya, Kiyai Kholil dari Bangkalan, Madura, pernah mengaku secara terus-terang kepada Kiyai Ridwan bahwa dirinya ialah Qutb. Namun beliau berpesan agar kedudukan ini tidak disebarluaskan ke khalayak umum sebelum dirinya meninggal. Hal yang sama juga terjadi dalam kasus Kiyai As'ad Syamsul Arifin dari Situbondo.

Dalam kasus ini kedudukannya "ketahuan" oleh salah seorang muridnya setelah sang murid bertemu dengan seorang wali di Makkah yang menyuruhnya membacakan ayat tertentu (Surah an-Nisaa' [4]: 41) kepada Kiai As'ad.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ‌ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

(QS. An-Nur Ayat 31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More