Kisah Asyats bin Qais, Suami Saudara Khalifah Abu Bakar yang Sempat Murtad

Sabtu, 23 April 2022 - 14:08 WIB
Tetapi Ikrimah bin Abi Jahl segera campur tangan. "Tangguhkan," katanya. "Kita sampaikan dulu kepada Khalifah Abu Bakar. Dalam hal ini dia lebih tahu mengambil keputusan. Jika orang lupa mencatatkan namanya, sedang dia sendiri mewakili mereka dalam pembicaraan itu, adakah yang satu dapat membatalkan yang lain?"

Muhajir kemudian menundanya. Orang ini dikirimkan kepada Khalifah Abu Bakar bersama-sama dengan tawanan yang lain. Sepanjang jalan ia dikutuk oleh tawanan-tawanan itu dan oleh kaum Muslimin juga.

Dalam pembicaraan dengan Asy'ats, Khalifah Abu Bakar mengingatkan segala yang telah dilakukannya. "Lalu, apa yang harus kulakukan terhadapmu?!" tanya Abu Bakar.

"Aku tidak tahu bagaimana pendapatmu; engkau yang lebih tahu," kata Asy'ats.

"Menurut pendapatku kau harus dibunuh."

"Aku yang mengajak kaumku hingga mereka menyetujui; tidak seharusnya aku dibunuh," kata Asy'ats menjawab Abu Bakar.

Karena percakapannya dengan Abu Bakar agak panjang Asy'ats khawatir ia akan dibunuh juga, lalu katanya: "Jika engkau berniat baik kepadaku, tentu kau mau melepaskan tawanan-tawanan itu, memaafkan kesalahanku, menerima keislamanku, memperlakukan aku seperti rekan-rekanku yang lain dan mengembalikan istriku kepadaku."

Istri yang disebutkannya ialah Umm Farwah, saudara Khalifah Abu Bakar. Sejenak Abu Bakar agak ragu akan menjawab. Tetapi Asy'ats tiba-tiba melanjutkan: "Lakukanlah, akan kaulihat aku menjadi penduduk negeri itu yang terbaik dalam agama Allah."

Setelah hal itu dipikir-pikir dan dipertimbangkan Abu Bakar dapat menerimanya dan keluarganya dikembalikan kepadanya seraya katanya: "Ya pergilah, hendaknya kau berkelakuan baik."



Setelah itu Asy'as tinggal dengan Umm Farwah di Madinah. Ia keluar dari kota itu baru pada masa Khalifah Umar bin Khattab dengan membawa tugas ke Irak dan Syam. Dalam menjalankan tugasnya itu ia benar-benar berjuang mati-matian, yang kemudian ia dapat mengembalikan citranya di mata kaum Muslimin.

Al Asy’as meninggal tahun 40 Hijriyah. Anaknya yang bernama Muhammad bin Al Asy’ats termasuk pemimpin besar dan tokoh terpandang, yang kemudian menjadi ayah dari Gubernur Abdurrahman bin Muhammad bin Al Asy’ats, yang pergi berperang bersama orang-orang yang naik haji dalam suatu perang terkenal yang tidak pernah ada sebelumnya. Namun akhirnya Ibnu Al Asy’ats lemah, lalu kalah dan terbunuh.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya setan mengalir dalam pembuluh anak Adam layaknya aliran darah.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More