13 Adab yang Harus Diperhatikan Agar Doa Mustajab

Rabu, 24 Agustus 2022 - 05:15 WIB
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ

Ya Rabb-ku! Ampunilah aku, dan ibu bapakku …… [ QS Nuh/71 : 28].

Ketujuh, bersungguh-sungguh dalam meminta. Janganlah seseorang ragu-ragu dalam doanya, atau ia mengucapkan pengecualian dengan mengucapkan “jika Engkau berkehendak ya Allah, berikanlah kepadaku ini dan ini”. Doa seperti itu dilarang, karena tidak ada sesuatupun yang dapat memaksa kehendak Allah.



Kedelapan, menghadirkan hati dalam berdoa. Seorang hamba, hendaklah menghadirkan hati, memusatkan pikiran, mentadaburi doa yang ia ucapkan, serta menampakkan kebutuhan dan ketergantungannya kepada Allah.

Janganlah ia berdoa dengan lisannya, namun hatinya entah ke mana. Karena doa tidak akan dikabulkan dengan cara seperti itu. Rasulullah SAW bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Berdoalah kepada Allah Ta’ala , sementara kalian yakin doa kalian dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lengah. (HR at Tirmidzi, 3479 dan al Hakim, 493/1 dari Abu Hurairah. Lihat Shahih at Tirmidzi, 2766).

Kesembilan, berdoa dengan kata-kata singkat dan padat, serta doa-doa yang ma’tsur. Tidak syak lagi, kata-kata yang paling padat dan paling singkat dan paling agung berkahnya adalah, doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi SAW.

Kesepuluh, bertawasul dengan nama dan sifat-sifat Allah. Allah Ta’ala berfirman:

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ

Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asma-ul husna itu … … [ QS al A’raf/7 : 180].

Atau seseorang bertawasul dengan amal shalih yang telah dia lakukan, sebagaimana disebutkan dalam hadis saheh yang mashur tentang tiga orang yang terperangkap di dalam goa. Atau bertawasul dengan doa orang saleh yang mendoakan untuknya. Dalil-dalil yang menunjukkan hal ini banyak ditunjukkan di dalam al-Qur`an maupun Sunnah Nabi.



Kesebelas, memperbanyak ucapan “Yaa Dzal Jalaali wal Ikraam”. Nabi SAW bersabda:

أَلِظُّوا بِيَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Ulang-ulangilah ucapan Yaa Dzal Jalaali Wal Ikraam. (HR at Tirmidzi, 3525 dan yang lainnya, dari Anas. Lihat dalam Shahih at Tirmidzi, 2797. Dan diriwayatkan juga dari hadits Rabi’ah).

Keduabelas, mencari waktu-waktu yang mustajab dan tempat-tempat yang utama. Ada beberapa waktu dan tempat-tempat yang utama, sebagaimana telah disebutkan di dalam nash-nash.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya 'Ulumiddin telah mengajarkan waktu yang baik dan mulia untuk berdoa, seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga yang akhir dari malam dan pada waktu sahur.

Di antara waktu-waktu yang utama dan mustajab lainnya adalah, waktu antara adzan dan iqamah, di dalam sholat, setelah selesai mengerjakan sholat-sholat fardhu, pada waktu sore hari, ketika berbuka puasa, di bagian akhir malam.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More