Dia Abdul Ka'bah yang Mengurus Masalah Penebusan Darah

Kamis, 09 Juli 2020 - 09:34 WIB


Sumber yang lain lagi malah menyebutkan, bahwa ketika Aisyah putrinya ditanyai mengapa Abu Bakar diberi nama Atiq, ia menjawab: Rasulullah memandang kepadanya lalu katanya: “Ini yang dibebaskan Allah dari neraka”; atau karena suatu hari Abu Bakar datang bersama sahabat-sahabatnya lalu Rasulullah berkata: “Barang siapa ingin melihat orang yang dibebaskan dari neraka lihatlah ini”.

Mengenai gelar Abu Bakar yang dibawanya dalam hidup sehari-hari sumber-sumber itu tidak menyebutkan alasannya, meskipun penulis-penulis kemudian ada yang menyimpulkan bahwa dijuluki begitu karena ia orang paling dini dalam Islam dibanding dengan yang lain.

Perangai yang Damai

Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di Makkah. Lepas masa anak-anak ke masa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang pakaian. Usahanya ini mendapat sukses.



Dalam usia muda itu Abu Bakar kawin dengan Qutailah bint Abdul Uzza. Dari perkawinan ini lahir Abdullah dan Asma'. Asma' inilah yang kemudian dijuluki Zatun-Nitaqain.

Sesudah dengan Qutailah, beliau kawin lagi dengan Umm Rauman bint Amir bin Uwaimir. Dari perkawinan ini lahir pula Abdur-Rahman dan Aisyah.

Kemudian di Madinah ia kawin dengan Habibah bint Kharijah, setelah itu dengan Asma' bint Umais yang melahirkan Muhammad.

Abu Bakar adalah pria dengan perawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak jelas. Begitulah dilukiskan oleh putrinya, Aisyah Ummul Mukminin .



Begitu damai perangainya, sangat lemah lembut dan sikapnya tenang sekali. Tak mudah ia terdorong oleh hawa nafsu. Dibawa oleh sikapnya yang selalu tenang, pandangannya yang jernih serta pikiran yang tajam, banyak kepercayaan dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang tidak diikutinya.

Aisyah menyebutkan bahwa ia tak pernah minum minuman keras, di zaman jahiliah atau Islam, meskipun penduduk Makkah umumnya sudah begitu hanyut ke dalam khamar dan mabuk-mabukan.



Beliau seorang ahli genealogi — ahli silsilah — bicaranya sedap dan pandai bergaul. Seperti dilukiskan oleh Ibn Hisyam, penulis kitab Sirah: "Abu Bakar adalah laki-laki yang akrab di kalangan masyarakatnya, disukai karena ia serba mudah. Ia dari keluarga Quraisy yang paling dekat dan paling banyak mengetahui seluk-beluk kabilah itu, yang baik dan yang jahat. Ia seorang pedagang dengan perangai yang sudah cukup terkenal. Karena suatu masalah, pemuka-pemuka masyarakatnya sering datang menemuinya, mungkin karena pengetahuannya, karena perdagangannya atau mungkin juga karena cara bergaulnya yang enak."

Abu Bakar tinggal di Makkah, di kampung yang sama dengan Khadijah bint Khuwailid , tempat saudagar-saudagar terkemuka yang membawa perdagangan dalam perjalanan musim dingin dan musim panas ke Syam dan ke Yaman.

Setelah Rasulullah menikah dengan Siti Khadijah hubungan Abu Bakar dan Rasulullah menjadi semakin akrab.



Usia Abu Bakar dua tahun lebih muda dari Nabi Muhammad. Haekal menduga, besar sekali kemungkinannya, usia yang tidak berjauhan itu, persamaan bidang usaha serta ketenangan jiwa dan perangainya, di samping ketidaksenangannya pada kebiasaan-kebiasaan Quraisy — dalam kepercayaan dan adat — mungkin sekali itulah semua yang berpengaruh dalam persahabatan Muhammad dengan Abu Bakar.

Beberapa sumber berbeda pendapat, sampai berapa jauh eratnya persahabatan itu sebelum Muhammad menjadi Rasul. Di antara mereka ada yang menyebutkan bahwa persahabatan itu sudah begitu akrab sejak sebelum kerasulan, dan bahwa keakraban itu pula yang membuat Abu Bakar cepat-cepat menerima Islam.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abdullah, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalain akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan seorang budak juga pemimpin atas atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya.  Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.

(HR. Bukhari No. 4789)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More