Ingin Tahu Kematian, 23 Orang Ini Bangunkan Mayat Berusia 100 Tahun
Minggu, 12 Juli 2020 - 05:00 WIB
INI adalah kisah tentang sekelompok orang dari kalangan Bani Israil. Mereka ingin mengetahui sesuatu tentang kematian dari orang yang sudah meninggal dan merasakan sekaratnya.
Mereka datang ke kuburan dan salat dua rakaat lalu berdoa agar Allah mengabulkan permintaannya itu. Dari Jabir bin Abdullah Rasulullah bersabda, "Ketika mereka dalam kondisi demikian (salat dan berdoa), tiba-tiba sebuah kepala muncul dari sebuah kuburan. Ia berwarna coklat dan di keningnya terdapat tanda sujud".
“Wahai kalian," ujar mayat yang hidup kembali itu. "Apa yang kalian inginkan dariku? Aku telah mati seratus tahun yang lalu dan panasnya kematian belum reda dariku sampai sekarang. Maka, berdoalah kalian kepada Allah Azza wa Jalla agar mengembalikan diriku sebagaimana semula."
Syaikh Nashiruddin Al-Albani tentang takhrij hadis ini dalam Silsilah Al-Ahadis As-Shahihah (6/1028), no. 1209, berkata, diriwayatkan oleh Ahmad dalam Az-Zuhd (16-17), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (9/62) tanpa kisah. Begitu pula Bazzar dalam Musnad-nya (1/108/192- Kasyful Astar).
Hadis ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhab dari Al-Musnad (Q 1/152) dengan lengkap. Begitu pula Waki' dalam Az-Zuhd (1/280/56) dan Ibnu Abi Dawud dalam Al-Baats (5/30).
Ucapan yang pertama darinya mempunyai penguat dari hadis Abu Hurairah secara marfu’. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (2/126), Thahawi dalam Musykilil Atsar (1/40-41), Ibnu Hibban (109 – Mawarid).
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan tujuan 23 orang ini membangunkan orang yang sudah mati agar ilmu dan iman mereka bertambah. “Karena, orang yang berziarah kubur dan memikirkan keadaan orang-orang yang telah mati, niscaya dia akan mengambil pelajaran,” ujarnya.
Dia akan menjadi seperti mereka, para mayat itu dulunya adalah orang-orang yang hidup sebelum nyawa mereka dicabut.
Seseorang akan menemukan pelajaran jika dia merenungkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadis yang memberitakan tentang maut dan sekaratnya, apa yang dirasakan oleh orang-orang yang dicabut nyawanya, dan apa yang terjadi pada mereka di kubur mereka.
Dan di hadapan kita terdapat banyak nash dari Allah dan Rasulullah yang di dalamnya terdapat pelajaran dan nasihat bagi siapa pun yang diberi pemahaman dan pemikiran oleh Allah.
Jika seseorang menyaksikan orang-orang mati dihidupkan, dia berbicara dengan mereka dan mereka berbicara dengannya, maka iman akan bertambah jika Allah menginginkan kebaikan untuknya dan memberinya hati yang khusus dan tawadhu.
Menurut Syaikh Umar, banyak manusia sepanjang sejarah telah menyaksikan orang mati yang dihidupkan. Ada juga korban pembunuhan di lingkungan Bani Israil pada zaman Nabi Musa. Dengan anggota tubuh sapi yang diperintahkan oleh Allah agar disembelih, maka Allah menghidupkannya dan ia mengatakan siapa pembunuhnya. (Baca juga: Kisah Nabi Musa dan Anak yang Saleh, Pemilik Sapi Betina )
Lalu, ada orang yang melewati suatu negeri yang temboknya telah roboh hingga menutupi atapnya, dan dia merasa aneh jika Allah menghidupkan negeri ini setelah ia hancur lebur. Allah mematikan orang ini dan keledainya selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya.
Dia melihat kepada tulang-tulang, bagaimana Allah menyusun lalu membungkusnya dengan daging. Ketika bentuk ciptaan telah sempurna, maka ruhnya dikembalikan.
Selanjutnya, Ibrahim pernah meminta kepada Allah agar menunjukkan bagaimana Dia menghidupkan orang mati. Allah memerintahkannya agar menyembelih empat ekor burung dan mencincangnya, lalu disebar di puncak empat gunung, kemudian memanggilnya. Tiba-tiba bagian-bagiannya berkumpul, ruhnya kembali dan bangkit dengan bertasbih kepada Tuhannya.
Pada masa Nabi Isa orang-orang juga melihat bagaimana dia menghidupkan orang-orang mati, dan Allah menghidupkan orang-orang yang meninggalkan negeri mereka karena takut mati sementara jumlah mereka ribuan setelah mereka mati.
Baca juga: Sumpah Nabi Sulaiman yang Tidak Dikabulkan Allah Ta'ala
Hikmah
Kembali ke hadis soal 23 orang yang berdoa kepada Allah untuk menghidupkan mayat yang sudah berusia 100 tahun. Allah mengabulkan doa mereka.
Menurut Syaikh Umar, orang yang menceritakan dampak kematiannya yang telah berlangsung dalam waktu yang sekian lama, ini menunjukkan beratnya penderitaan manusia dalam urusan kematiannya, walaupun dia orang yang saleh sekalipun. Laki-laki ini termasuk orang yang saleh, buktinya adalah dia banyak melakukan salat, bekas sujud begitu jelas terlihat di antara kedua matanya. ( )
Menurut Syaikh Umar ada beberapa pelajaran dan faedah atas ini.
1. Anjuran menyampaikan berita dan kisah Bani Israil. Jika berita itu termasuk yang dimuat di dalam Al-Qur'an dan Sunnah, maka tidak ada masalah untuk menyampaikannya. Jika ia hanya dinukil di buku-buku, maka jika ia bertentangan dengan kaidah pokok terkait dengan hak Allah dan hak para RasulNya, ia tidak boleh disampaikan kecuali jika disertai penjelasan tentang penyimpangannya. Jika memang murni baik, maka tidak apa-apa untuk disampaikan.
2. Kemampuan Allah menghidupkan orang mati. Allah menghidupkan orang mati yang bercerita tentang kematiannya kepada sekelompok Bani Israil.
3. Anjuran salat dua rakaat sebelum berdoa dengan perkara yang besar, sebagaimana orang-orang yang diceritakan oleh Rasulullah dalam hadis ini juga telah melakukannya. ( )
4. Menetapkan karomah bagi hamba-hamba Allah yang saleh. Allah menghidupkan seorang mayit yang bercerita tentang kematiannya kepada mereka.
5. Kadangkala Allah menjawab doa orang-orang saleh, walaupun jawaban itu mengakibatkan terjadinya perkara luar biasa di luar kebiasaan manusia. ( )
Mereka datang ke kuburan dan salat dua rakaat lalu berdoa agar Allah mengabulkan permintaannya itu. Dari Jabir bin Abdullah Rasulullah bersabda, "Ketika mereka dalam kondisi demikian (salat dan berdoa), tiba-tiba sebuah kepala muncul dari sebuah kuburan. Ia berwarna coklat dan di keningnya terdapat tanda sujud".
“Wahai kalian," ujar mayat yang hidup kembali itu. "Apa yang kalian inginkan dariku? Aku telah mati seratus tahun yang lalu dan panasnya kematian belum reda dariku sampai sekarang. Maka, berdoalah kalian kepada Allah Azza wa Jalla agar mengembalikan diriku sebagaimana semula."
Syaikh Nashiruddin Al-Albani tentang takhrij hadis ini dalam Silsilah Al-Ahadis As-Shahihah (6/1028), no. 1209, berkata, diriwayatkan oleh Ahmad dalam Az-Zuhd (16-17), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (9/62) tanpa kisah. Begitu pula Bazzar dalam Musnad-nya (1/108/192- Kasyful Astar).
Hadis ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhab dari Al-Musnad (Q 1/152) dengan lengkap. Begitu pula Waki' dalam Az-Zuhd (1/280/56) dan Ibnu Abi Dawud dalam Al-Baats (5/30).
Ucapan yang pertama darinya mempunyai penguat dari hadis Abu Hurairah secara marfu’. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (2/126), Thahawi dalam Musykilil Atsar (1/40-41), Ibnu Hibban (109 – Mawarid).
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan tujuan 23 orang ini membangunkan orang yang sudah mati agar ilmu dan iman mereka bertambah. “Karena, orang yang berziarah kubur dan memikirkan keadaan orang-orang yang telah mati, niscaya dia akan mengambil pelajaran,” ujarnya.
Dia akan menjadi seperti mereka, para mayat itu dulunya adalah orang-orang yang hidup sebelum nyawa mereka dicabut.
Seseorang akan menemukan pelajaran jika dia merenungkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadis yang memberitakan tentang maut dan sekaratnya, apa yang dirasakan oleh orang-orang yang dicabut nyawanya, dan apa yang terjadi pada mereka di kubur mereka.
Dan di hadapan kita terdapat banyak nash dari Allah dan Rasulullah yang di dalamnya terdapat pelajaran dan nasihat bagi siapa pun yang diberi pemahaman dan pemikiran oleh Allah.
Jika seseorang menyaksikan orang-orang mati dihidupkan, dia berbicara dengan mereka dan mereka berbicara dengannya, maka iman akan bertambah jika Allah menginginkan kebaikan untuknya dan memberinya hati yang khusus dan tawadhu.
Menurut Syaikh Umar, banyak manusia sepanjang sejarah telah menyaksikan orang mati yang dihidupkan. Ada juga korban pembunuhan di lingkungan Bani Israil pada zaman Nabi Musa. Dengan anggota tubuh sapi yang diperintahkan oleh Allah agar disembelih, maka Allah menghidupkannya dan ia mengatakan siapa pembunuhnya. (Baca juga: Kisah Nabi Musa dan Anak yang Saleh, Pemilik Sapi Betina )
Lalu, ada orang yang melewati suatu negeri yang temboknya telah roboh hingga menutupi atapnya, dan dia merasa aneh jika Allah menghidupkan negeri ini setelah ia hancur lebur. Allah mematikan orang ini dan keledainya selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya.
Dia melihat kepada tulang-tulang, bagaimana Allah menyusun lalu membungkusnya dengan daging. Ketika bentuk ciptaan telah sempurna, maka ruhnya dikembalikan.
Selanjutnya, Ibrahim pernah meminta kepada Allah agar menunjukkan bagaimana Dia menghidupkan orang mati. Allah memerintahkannya agar menyembelih empat ekor burung dan mencincangnya, lalu disebar di puncak empat gunung, kemudian memanggilnya. Tiba-tiba bagian-bagiannya berkumpul, ruhnya kembali dan bangkit dengan bertasbih kepada Tuhannya.
Pada masa Nabi Isa orang-orang juga melihat bagaimana dia menghidupkan orang-orang mati, dan Allah menghidupkan orang-orang yang meninggalkan negeri mereka karena takut mati sementara jumlah mereka ribuan setelah mereka mati.
Baca juga: Sumpah Nabi Sulaiman yang Tidak Dikabulkan Allah Ta'ala
Hikmah
Kembali ke hadis soal 23 orang yang berdoa kepada Allah untuk menghidupkan mayat yang sudah berusia 100 tahun. Allah mengabulkan doa mereka.
Menurut Syaikh Umar, orang yang menceritakan dampak kematiannya yang telah berlangsung dalam waktu yang sekian lama, ini menunjukkan beratnya penderitaan manusia dalam urusan kematiannya, walaupun dia orang yang saleh sekalipun. Laki-laki ini termasuk orang yang saleh, buktinya adalah dia banyak melakukan salat, bekas sujud begitu jelas terlihat di antara kedua matanya. ( )
Menurut Syaikh Umar ada beberapa pelajaran dan faedah atas ini.
1. Anjuran menyampaikan berita dan kisah Bani Israil. Jika berita itu termasuk yang dimuat di dalam Al-Qur'an dan Sunnah, maka tidak ada masalah untuk menyampaikannya. Jika ia hanya dinukil di buku-buku, maka jika ia bertentangan dengan kaidah pokok terkait dengan hak Allah dan hak para RasulNya, ia tidak boleh disampaikan kecuali jika disertai penjelasan tentang penyimpangannya. Jika memang murni baik, maka tidak apa-apa untuk disampaikan.
2. Kemampuan Allah menghidupkan orang mati. Allah menghidupkan orang mati yang bercerita tentang kematiannya kepada sekelompok Bani Israil.
3. Anjuran salat dua rakaat sebelum berdoa dengan perkara yang besar, sebagaimana orang-orang yang diceritakan oleh Rasulullah dalam hadis ini juga telah melakukannya. ( )
4. Menetapkan karomah bagi hamba-hamba Allah yang saleh. Allah menghidupkan seorang mayit yang bercerita tentang kematiannya kepada mereka.
5. Kadangkala Allah menjawab doa orang-orang saleh, walaupun jawaban itu mengakibatkan terjadinya perkara luar biasa di luar kebiasaan manusia. ( )
(mhy)