Jurang Pemisah antara Islam dan Kristen Menurut Montgomery Watt

Sabtu, 28 Januari 2023 - 09:37 WIB
loading...
A A A
Sulit bagi umat Kristen untuk memberi penilaian Yesus yang pantas bagi pencantuman sejarah agama dunia, di mana semua agama diperlakukan sebagai berada pada dasar pijakan yang sama. Seperti penilaian yang tidak boleh bersifat eksklusifis.

Saya tegaskan bahwa hal ini dilakukan dengan menghadirkan ajaran dan prestasi Yesus semata dalam terma fakta historis manusia dan tanpa tafsiran-tafsiran teologis awal dan umat Kristen terkemudian.

Hal ini muncul menjadi gema secara teologis, semenjak murid-murid pertama mengetahui Yesus sebagai seorang manusia sebelum mereka berpikir bahwa Yesus itu benar-benar dalam sifat ketuhanan yang sesungguhnya.

Metode ini diujicobakan oleh perintis misioner kepada suku Massai yang primitif di Kenya dan mendapat sukses; dan Yesus menyetujui apa yang dilakukan oleh petunjuk terhadap pengalaman murid-murid tersebut:



Tidak ada jalan lain bagi murid-murid Yesus untuk mengetahui Yesus, kecuali melalui kehidupan manusia dimana Yesus itu hidup di antara manusia. Tidak ada jalan lain untuk sampai ke makna yang paling dalam dari apa yang tersimpan di dalamnya, kecuali dengan merefleksikan kepada apa yang dapat dilihat secara nyata dan dapat didengar serta dapat dirasa dan tanpa dapat disentuh. Tidak ada jalan lain bagi Massai hari ini untuk sampai ke makna yang paling penuh terhadap apa yang terjadi di belakang sana di Galilee jauh sebelum itu.

Ini juga menjadi jalan untuk menghadirkan iman Kristen kepada umat non-Kristen di dunia agama yang majemuk ini, yakni, untuk memberi mereka fakta-fakta historis manusia tentang Yesus dan kemudian untuk memperkenalkan mereka menafsiri fakta-fakta tcrsebut dalam terma nilai-nilai keagamaan masing-masing.

Karya John Pembaptis (Yahya) dan Yesus (Isa) sebagai guru adalah untuk membenarkan penekanan-penekanan yang salah kaprah pada sikap-sikap Yahudi dewasa ini; umpamanya, penegasan kasih Tuhan secara kuat kepada orang berdosa yang benar-benar menyesali dosa-dosanya.

Sekalipun demikian, berbeda dengan ajaran, Yesus juga mencapai sesuatu yang penting bagi dunia ini lewat kematiannya dan apa yang mengikutinya. Pencapaian ini dijelaskan oleh umat Kristen dalam berbagai jalan, misalnya; penebusan dosa dunia yang membawa penyelamatan, perdamaian kemanusiaan dengan Tuhan, pembukaan perjanjian baru antara Tuhan dan seluruh bangsa manusia.



Semua kalimat itu dan kalimat-kalimat lain yang juga dipergunakan adalah kalimat iconic, agar tak seorangpun melimpahkan pernyataan sempurna dari seluruh kebenaran, sungguhpun termasuk tingkat penafsiran yang membawa kepada eksklusifisme.

Untuk maksud versi sejarah agama dunia kita ini akan paling baik untuk mengatakan bahwa pencapaian dengan kematian Yesus itu adalah untuk membuka perjanjian baru atau membuka bentuk hubungan baru antara Tuhan dan bangsa manusia yang menekankan kepada cinta kasih Tuhan bagi semua.

Sebagai pencapaian ini dan untuk menafsirinya secara teologis, Gereja didirikan; kemudian kepercayaan ini berkembang sampai empat abad lamanya menjadi agama resmi Kerajaan Romawi.

Dalam pada itu, agama-agama Asia sebelah timur dan selatan sedang tumbuh dan berkembang. Agama Kristen juga menyebar ke arah timur, namun, jurang pemisah berkembang antara umat Kristen Yunani yang terkena proses Hellenisme Romawi atau Kerajaan Byzantine dan Semitik dan umat Kristen yang tidak terkena Helenisasi di batas-batas ketimurannya.

Dalam situasi begini, walaupun hal itu dipahami secara terinci, ada ruang lingkup prakarsa ilahi dalam urusan-urusan manusia dan ini terjadi melalui Nabi Muhammad SAW.

Dalam ekspansi Islam yang cepat yang sebagian dapat dikembalikan kepada karakter Abrahamik secara inherennya dan sebagian kepada kesaksian pada beberapa bentuk Kristiani.

Selama abad-abad selanjutnya, berbeda dengan titik temu antara umat Islam dan umat Kristen, kasus khusus bangsa Yahudi, masing-masing adalah agama-agama besar yang secara luas masih tetap terisolasi satu dengan yang lain.

Hanya pada abad kedua puluh gerakan-gerakan populasi yang berskala luas itu telah mengambil tempat yang akan memperkuat agama-agama tersebut memahami problema-problema kemajemukan agama, problema-problema dari agama-agama untuk hidup berdampingan secara damai.



Solusi-solusi utama dari problema-problema kontemporer itu terletak pada tema-tema misi dan dialog. Tiap-tiap agama berikhtiar untuk memasukkan agama lain, atau apakah agama-agama itu mengajak untuk dialog?
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2104 seconds (0.1#10.140)