Bacaan Talqin Sakaratul Maut
loading...
A
A
A
Bacaan talqin sakaratul maut adalah kalimat tahlil, lailaha illaallah. Rasulullah SAW menganjurkan kepada keluarga atau orang terdekat untuk menalqin atau menuntun kalimat tauhid secara perlahan di telinga orang sekarat yang tidak lagi mampu mengucap kalimat tauhid sendiri.
Rasulullah SAW bersabda:
"Tuntunlah orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat laa ilaha illaallah." (HR. Muslim)
Ulama memberikan panduan menalqin orang yang sedang sakaratul maut. Menurut mereka, talqin bukan dimaknai sebagai ucapan tauhid yang terus menerus sampai orang yang sekarat mengembuskan nafas terakhir.
Talqin hanya bersifat memastikan kalimat tauhid sebagai ucapan terakhir orang yang sekarat untuk mengejar keutamaan kalimat tauhid. Meski setelah mengucapkan kalimat tauhid tidak ada kalimat lain dari orang yang sekarat sampai ia mengembuskan nafas terakhirnya, maka keutamaan kalimat tauhid sudah tercapai.
Jadi talqin bukan dimaknai sebagai tindakan menghujani orang sekarat dengan kalimat tauhid sebagai pengisi luang sampai ajal tiba.
Dalam kitab Hasyiyah I’anatut Thalibin juga disebutkan bahwa disunahkan-ketika kematian sudah mendekat untuk dibacakan surah Al-Ra’d di samping orang yang sakaratul maut. Karena hal itu dapat meringankannya dari sakaratul maut, mempermudah tercabutnya roh, dan meringankan keadaannya.
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam buku berjudul "Rahasia Ruh dan Kematian" menjelaskan, hadis yang berbunyi: "Bacakanlah Yasin oleh kalian pada orang-orang yang mati di antara kalian” mengandung kemungkinan pengertian bahwa yang beliau maksud yaitu perintah membaca surat Yasin bagi orang yang sedang mengalami sakaratul maut.
Dengan begitu, hadis-hadis ini serupa dengan sabda beliau yang berbunyi, “Talkinkanlah orang-orang yang mati di antara kalian dengan La ilaha illallah.”
Namun, menurut Ibnu Qayyim, ada pula kemungkinan pengertian bahwa yang dimaksud beliau yaitu membaca surat Yasin setelah dikuburkan.
Walaupun pengertian yang pertama tampaknya lebih tepat disebabkan beberapa alasan berikut ini: Pertama, hadis-hadis ini serupa dengan sabda Rasulullah SAW yang menganjurkan mentalqin orang-orang yang mati dengan kalimat la ilaha illallah.
Kedua, adanya manfaat Surat Yasin bagi orang yang sedang mengalami sakaratul maut. Sebab, menurut dia, di dalam surat Yasin ini terdapat ayat-ayat yang berbicara tentang tauhid, akhirat, berita gembira berupa surga bagi ahli tauhid dan dorongan untuk menginginkan kematian seperti orang yang disebutkan dalam ayat berikut,
“Dikatakan (kepadanya), ‘Masuklah ke surga!’ Ia berkata: ‘Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” ( QS Yasin : 26–27).
Menurut Ibnu Qayyim, ayat-ayat dalam surat Yasin itu membuat roh menjadi gembira sehingga dia akan menyukai perjumpaan dengan Allah sebagaimana Allah juga menyukai perjumpaan dengannya. Apalagi surat Yasin merupakan surat yang disebut sebagai “jantung Al-Qur’an”, serta memiliki khasiat yang menakjubkan dalam bacaannya bagi orang yang sedang sekarat.
Rasulullah SAW bersabda:
لقنوا موتاكم لااله الا الله
"Tuntunlah orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat laa ilaha illaallah." (HR. Muslim)
Ulama memberikan panduan menalqin orang yang sedang sakaratul maut. Menurut mereka, talqin bukan dimaknai sebagai ucapan tauhid yang terus menerus sampai orang yang sekarat mengembuskan nafas terakhir.
Talqin hanya bersifat memastikan kalimat tauhid sebagai ucapan terakhir orang yang sekarat untuk mengejar keutamaan kalimat tauhid. Meski setelah mengucapkan kalimat tauhid tidak ada kalimat lain dari orang yang sekarat sampai ia mengembuskan nafas terakhirnya, maka keutamaan kalimat tauhid sudah tercapai.
Jadi talqin bukan dimaknai sebagai tindakan menghujani orang sekarat dengan kalimat tauhid sebagai pengisi luang sampai ajal tiba.
Dalam kitab Hasyiyah I’anatut Thalibin juga disebutkan bahwa disunahkan-ketika kematian sudah mendekat untuk dibacakan surah Al-Ra’d di samping orang yang sakaratul maut. Karena hal itu dapat meringankannya dari sakaratul maut, mempermudah tercabutnya roh, dan meringankan keadaannya.
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam buku berjudul "Rahasia Ruh dan Kematian" menjelaskan, hadis yang berbunyi: "Bacakanlah Yasin oleh kalian pada orang-orang yang mati di antara kalian” mengandung kemungkinan pengertian bahwa yang beliau maksud yaitu perintah membaca surat Yasin bagi orang yang sedang mengalami sakaratul maut.
Dengan begitu, hadis-hadis ini serupa dengan sabda beliau yang berbunyi, “Talkinkanlah orang-orang yang mati di antara kalian dengan La ilaha illallah.”
Namun, menurut Ibnu Qayyim, ada pula kemungkinan pengertian bahwa yang dimaksud beliau yaitu membaca surat Yasin setelah dikuburkan.
Walaupun pengertian yang pertama tampaknya lebih tepat disebabkan beberapa alasan berikut ini: Pertama, hadis-hadis ini serupa dengan sabda Rasulullah SAW yang menganjurkan mentalqin orang-orang yang mati dengan kalimat la ilaha illallah.
Kedua, adanya manfaat Surat Yasin bagi orang yang sedang mengalami sakaratul maut. Sebab, menurut dia, di dalam surat Yasin ini terdapat ayat-ayat yang berbicara tentang tauhid, akhirat, berita gembira berupa surga bagi ahli tauhid dan dorongan untuk menginginkan kematian seperti orang yang disebutkan dalam ayat berikut,
قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ () بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ
“Dikatakan (kepadanya), ‘Masuklah ke surga!’ Ia berkata: ‘Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” ( QS Yasin : 26–27).
Menurut Ibnu Qayyim, ayat-ayat dalam surat Yasin itu membuat roh menjadi gembira sehingga dia akan menyukai perjumpaan dengan Allah sebagaimana Allah juga menyukai perjumpaan dengannya. Apalagi surat Yasin merupakan surat yang disebut sebagai “jantung Al-Qur’an”, serta memiliki khasiat yang menakjubkan dalam bacaannya bagi orang yang sedang sekarat.
(mhy)