3 Faktor Kemenangan Reconquista dan Keruntuhan Kekhalifahan Cordoba
loading...
A
A
A
Kalangan sejarawan mencatat masa keberhasilan Reconquista terjadi pada tahun 1009-1600. Kala itu, Reconquista mulai menguat ketika dinasti-dinasti kecil memerdekakan diri dari Kekhalifahan Cordoba. Di sisi lain, kerajaan-kerajaan Kristen di Eropa bersatu padu mengusir umat Islam dari Andalusia .
Reconquista adalah upaya penaklukan kembali Andalusia ( Spanyol ) oleh kaum Kristen Eropa. Peristiwa Reconquista terjadi dalam rentang waktu yang sangat panjang.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut ada 3 faktor yang menyebabkan keberhasilan Reconquista.
Pertama, karena retaknya Kekhalifahan Cordoba menjadi dinasti-dinasti kecil yang terkenal dengan sebutan muluk al-thawaif.
Kekhalifahan Cordoba pecah karena tidak adanya kesepakatan dalam meneruskan politik yang berpusat di Cordoba dan dipimpin oleh Khalifah.
Fakta sejarah tersebut menunjukkan bahwa Kekhalifahan Cordoba merupakan bentuk negara kesatuan Islam di Semenanjung Iberia yang dibentuk dari daerah-daerah taklukan di seluruh Semenanjung Iberia yang dikuasai kelompok-kelompok Islam dalam awal penaklukkan.
Mereka disatukan kembali karena kehadiran Abd al-Rahman al-Dakhil sebagai penerus sah dari Kekhalifahan Umayyah di Damaskus.
Tanpa hadirnya Abd al-Rahman al-Dakhil, kemungkinan tidak akan ada Kekhalifahan Cordoba yang sebenarnya berbentuk serikat atau persatuan.
Pecahnya Kekhalifahan Cordoba membuat thaifah mempunyai kebijakan masing-masing dalam mengatur wilayahnya; bahkan sesama thaifah saling berperang dan saling menundukkan. Contohnya adalah Thaifah Mertola, Saltes, Algarve, Silves, Algeciras, Acros, Cordoba, Moron, Niebla, dan Ronda, yang semuanya dikalahkan oleh Thaifah Sevilla.
Thaifah Badajoz, Sevilla, Zaragoza, dan Toledo menjadi pecahan Kekhalifahan Cordoba yang paling kuat karena berhasil mengalahkan thaifah-thaifah lain.
Mereka melupakan bahwa musuh sesungguhnya adalah kerajaan Kristen dari utara yang telah menunggu lemahnya militer Islam.
Kedua, adalah bersekutunya kerajaan-kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia untuk mengalahkan dan mengusir Islam.
Pertempuran Ucles pada tahun 1108 menjadi bukti bersatunya Kerajaan Leon dan Castilla melawan Dinasti Murabithun.
Dinasti Murabithun berasal dari Maghrib. Masuknya dinasti tersebut dikarenakan terdesaknya thaifah-thaifah yang tersisa di Andalusia oleh kekuatan Kerajaan Leon, Castilla, dan Aragon.
Para pemimpin thaifah Granada, Sevilla, Badajoz, Almeria, dan Malaga pada tahun 1086 meminta bantuan militer terhadap Dinasti Murabithun yang dipimpin oleh Yusuf bin Tasyfin. Kemenangan Islam pada pertempuran Sagrajas 1086 membuat Yusuf bin Tasyfin menginvasi Andalusia pada tahun 1090.
Hasil pertempuran Ucles dimenangkan oleh Dinasti Murabithun tetapi Pertempuran ini menjadi awal persatuan kerajaan Kristen di utara Semenanjung Iberia dalam melawan Islam secara bersama-sama.
Pada tahun 1212 terjadi Pertempuran Las Navas de Tolosa atau Pertempuran al-Uqab yang melibatkan empat kerajaan Kristen yang terdiri dari Kerajaan Castilla, Aragon, Portugal, dan Navarre.
Empat kerajaan tersebut juga dibantu oleh Kerajaan Leon, Kerajaan Prancis, dan pasukan Salib yang dikirim oleh Paus Inosentius III di Roma.
Persatuan kerajaan-kerajaan tersebut melawan Islam yang diwakili oleh Kekhalifahan Muwahhidun yang telah berhasil mengalahkan Dinasti Murabithun.
Kekhalifahan Muwahhidun juga berasal dari Maghrib dan sama-sama mempunyai latar belakang Suku Berber. Dinasti Murabithun dari Berber Shanhajah, sedangkan Dinasti Muwahhidun dari Berber Masmudah. Kekhalifahan Muwahhidun menggantikan pemerintahan Dinasti Murabithun setelah berhasil merebut Marakesy yang menjadi pusat pemerintahan Dinasti Murabithun.
Pada tahun-tahun berikutnya Islam lebih banyak mengalami kekalahan hingga Kekhalifahan Muwahhidun terusir dari Andalusia hanya 36 tahun sejak kekalahannya dalam Pertempuran Las Navas de Tolosa.
Pada tahun 1248 Ferdinand III, raja dari Castilla, mengalahkan Kekhalifahan Muwahhidun dan merebut Sevilla, sekaligus mengusir Muwahhidun dari Semenanjung Iberia ke Maroko.
Kekalahan Kekhalifahan Muwahhidun menjadikan Islam tidak mempunyai pelindung lagi di Andalusia, dan sejak itu Islam menjadi bangsa minoritas dan membayar pajak kepada kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia.
Pemerintahan Islam hanya tersisa satu dinasti, yaitu Emirat Granada yang dapat bertahan hingga tahun 1492.
Ketiga, suksesnya Reconquista adalah karena kepausan di Roma mempunyai kekuasaan di atas kerajaan-kerajaan di seluruh Eropa.
Ditinjau dari segi militer atau luas wilayah, memang Kepausan di Roma bukan tandingan Kerajaan Prancis, Inggris, maupun Kerajaan Suci Roma.
Akan tetapi Kepausan di Roma mempunyai keistimewaan, yaitu selain sebagai pemimpin agama Katolik, Kepausan Roma juga mempunyai kewenangan untuk mengelola pemerintahan di Italia selatan atau juga masuk dalam wilayah Kerajaan Suci Roma.
Seluruh kerajaan di Eropa yang menganut Katolik , terutama wilayah barat, membuat Kepausan di Roma sangat dihormati.
Adanya Perang Salib di Timur membuat peran Kepausan Roma tidak hanya sacral, namun juga tampil sebagai kekuatan pemersatu kerajaan-kerajaan Katolik di Eropa.
Kepausan Roma juga terlibat dalam kemenangan Reconquista selama Pertempuran Las Navas de Tolosa pada tahun 1212, Pertempuran Lisbon tahun 1147, dan Pertempuran Tortosa tahun 1148—yang kedua pertempuran tersebut menjadi bagian Perang Salib II yang terjadi serentak dengan Perang Salib di Timur Tengah .
Reconquista adalah upaya penaklukan kembali Andalusia ( Spanyol ) oleh kaum Kristen Eropa. Peristiwa Reconquista terjadi dalam rentang waktu yang sangat panjang.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut ada 3 faktor yang menyebabkan keberhasilan Reconquista.
Pertama, karena retaknya Kekhalifahan Cordoba menjadi dinasti-dinasti kecil yang terkenal dengan sebutan muluk al-thawaif.
Kekhalifahan Cordoba pecah karena tidak adanya kesepakatan dalam meneruskan politik yang berpusat di Cordoba dan dipimpin oleh Khalifah.
Fakta sejarah tersebut menunjukkan bahwa Kekhalifahan Cordoba merupakan bentuk negara kesatuan Islam di Semenanjung Iberia yang dibentuk dari daerah-daerah taklukan di seluruh Semenanjung Iberia yang dikuasai kelompok-kelompok Islam dalam awal penaklukkan.
Mereka disatukan kembali karena kehadiran Abd al-Rahman al-Dakhil sebagai penerus sah dari Kekhalifahan Umayyah di Damaskus.
Tanpa hadirnya Abd al-Rahman al-Dakhil, kemungkinan tidak akan ada Kekhalifahan Cordoba yang sebenarnya berbentuk serikat atau persatuan.
Pecahnya Kekhalifahan Cordoba membuat thaifah mempunyai kebijakan masing-masing dalam mengatur wilayahnya; bahkan sesama thaifah saling berperang dan saling menundukkan. Contohnya adalah Thaifah Mertola, Saltes, Algarve, Silves, Algeciras, Acros, Cordoba, Moron, Niebla, dan Ronda, yang semuanya dikalahkan oleh Thaifah Sevilla.
Thaifah Badajoz, Sevilla, Zaragoza, dan Toledo menjadi pecahan Kekhalifahan Cordoba yang paling kuat karena berhasil mengalahkan thaifah-thaifah lain.
Mereka melupakan bahwa musuh sesungguhnya adalah kerajaan Kristen dari utara yang telah menunggu lemahnya militer Islam.
Kedua, adalah bersekutunya kerajaan-kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia untuk mengalahkan dan mengusir Islam.
Pertempuran Ucles pada tahun 1108 menjadi bukti bersatunya Kerajaan Leon dan Castilla melawan Dinasti Murabithun.
Dinasti Murabithun berasal dari Maghrib. Masuknya dinasti tersebut dikarenakan terdesaknya thaifah-thaifah yang tersisa di Andalusia oleh kekuatan Kerajaan Leon, Castilla, dan Aragon.
Para pemimpin thaifah Granada, Sevilla, Badajoz, Almeria, dan Malaga pada tahun 1086 meminta bantuan militer terhadap Dinasti Murabithun yang dipimpin oleh Yusuf bin Tasyfin. Kemenangan Islam pada pertempuran Sagrajas 1086 membuat Yusuf bin Tasyfin menginvasi Andalusia pada tahun 1090.
Hasil pertempuran Ucles dimenangkan oleh Dinasti Murabithun tetapi Pertempuran ini menjadi awal persatuan kerajaan Kristen di utara Semenanjung Iberia dalam melawan Islam secara bersama-sama.
Pada tahun 1212 terjadi Pertempuran Las Navas de Tolosa atau Pertempuran al-Uqab yang melibatkan empat kerajaan Kristen yang terdiri dari Kerajaan Castilla, Aragon, Portugal, dan Navarre.
Empat kerajaan tersebut juga dibantu oleh Kerajaan Leon, Kerajaan Prancis, dan pasukan Salib yang dikirim oleh Paus Inosentius III di Roma.
Persatuan kerajaan-kerajaan tersebut melawan Islam yang diwakili oleh Kekhalifahan Muwahhidun yang telah berhasil mengalahkan Dinasti Murabithun.
Kekhalifahan Muwahhidun juga berasal dari Maghrib dan sama-sama mempunyai latar belakang Suku Berber. Dinasti Murabithun dari Berber Shanhajah, sedangkan Dinasti Muwahhidun dari Berber Masmudah. Kekhalifahan Muwahhidun menggantikan pemerintahan Dinasti Murabithun setelah berhasil merebut Marakesy yang menjadi pusat pemerintahan Dinasti Murabithun.
Pada tahun-tahun berikutnya Islam lebih banyak mengalami kekalahan hingga Kekhalifahan Muwahhidun terusir dari Andalusia hanya 36 tahun sejak kekalahannya dalam Pertempuran Las Navas de Tolosa.
Pada tahun 1248 Ferdinand III, raja dari Castilla, mengalahkan Kekhalifahan Muwahhidun dan merebut Sevilla, sekaligus mengusir Muwahhidun dari Semenanjung Iberia ke Maroko.
Kekalahan Kekhalifahan Muwahhidun menjadikan Islam tidak mempunyai pelindung lagi di Andalusia, dan sejak itu Islam menjadi bangsa minoritas dan membayar pajak kepada kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia.
Pemerintahan Islam hanya tersisa satu dinasti, yaitu Emirat Granada yang dapat bertahan hingga tahun 1492.
Ketiga, suksesnya Reconquista adalah karena kepausan di Roma mempunyai kekuasaan di atas kerajaan-kerajaan di seluruh Eropa.
Ditinjau dari segi militer atau luas wilayah, memang Kepausan di Roma bukan tandingan Kerajaan Prancis, Inggris, maupun Kerajaan Suci Roma.
Akan tetapi Kepausan di Roma mempunyai keistimewaan, yaitu selain sebagai pemimpin agama Katolik, Kepausan Roma juga mempunyai kewenangan untuk mengelola pemerintahan di Italia selatan atau juga masuk dalam wilayah Kerajaan Suci Roma.
Seluruh kerajaan di Eropa yang menganut Katolik , terutama wilayah barat, membuat Kepausan di Roma sangat dihormati.
Adanya Perang Salib di Timur membuat peran Kepausan Roma tidak hanya sacral, namun juga tampil sebagai kekuatan pemersatu kerajaan-kerajaan Katolik di Eropa.
Kepausan Roma juga terlibat dalam kemenangan Reconquista selama Pertempuran Las Navas de Tolosa pada tahun 1212, Pertempuran Lisbon tahun 1147, dan Pertempuran Tortosa tahun 1148—yang kedua pertempuran tersebut menjadi bagian Perang Salib II yang terjadi serentak dengan Perang Salib di Timur Tengah .
(mhy)