Upaya Meraih Kekayaan: Jangan Anggap Sepele Doa dan Tawakal

Rabu, 14 Oktober 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A


Di samping bertawakal, Allah Azza wa Jalla pun memerintahkan untuk menempuh sebab dan usaha. Jadi, meniti sebab dengan berusaha memberdayakan anggota badan, juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sebagaimana bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla dengan hatinya, merupakan bentuk keimanan kepada-Nya.

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allâh dan ingatlah Allâh banyak-banyak supaya kamu beruntung. [Al-Jumu’ah/ 62: 10]

Artinya menebarlah di penjuru bumi untuk mencari penghidupan dengan berbagai cara yang dihalalkan, agar harta halal bisa mengalir dan rezeki-Nya pun bisa dinikmati. Dan perlu diingat, bahwa ikhtiar kita tidak akan mendatangkan hasil kecuali apa yang telah Allah Taala tetapkan.



Bila memang sulit diwujudkan, maka itulah apa yang telah Allah takdirkan. Kalaupun memang mudah, maka itu karena Allah telah memudahkannya. Karena usaha dan ikhtiar bukanlah yang memberi rezeki, namun Allah Dzat Yang memberi rezeki.

Oleh karena itu, merupakan bentuk kesempurnaan tawakal adalah tidak condong dan berserah pada sebab, serta memutuskan keterpautan hati dengan sebab. Sehingga keadaan hatinya adalah percaya sepenuhnya kepada Allah, bukan kepada sebab, sedangkan sikap fisiknya adalah mengupayakan sebab dan ikhtiar.

Bisa saja Allah memberi rezeki kepada sebagian hamba yang yakin dan tawakal dengan tulus, sehingga Allah Taala pun memberikan hal yang di luar kadar kebiasaan. Ini seperti halnya makanan dan buah-buahan yang datang dari Allah Azza wa Jalla kepada Maryam, di mana ia telah beribadah secara total kepada Allah SWT.



Sebagaimana bertawakal kepada Allah yang benar adalah tidak mengandalkan tawakal saja dalam meraih rezeki atau lainnya, tanpa meniti sebab dan ikhtiar. Inipun bentuk tawakal yang kurang.

Hakikat tawakal adalah mengetahui bahwa Allah telah menjamin rezeki dan kecukupan bagi hamba-Nya, dan itu pasti, sehingga hatipun meyakini sepenuhnya dan menyerahkan urusannya kepada Allah SWT, tanpa meninggalkan upaya meniti sebab dan ikhtiar dalam mencari rezeki. Selama seseorang masih hidup, maka Allah Azza wa Jalla pun menjamin rezekinya.

Inilah di antara beberapa sebab meraih harta yang mungkin banyak diabaikan orang, padahal ia sangat menentukan. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah taufiq-Nya kepada kita untuk senantiasa melakukan segala yang terbaik dan sejalan dengan syari’at-Nya.
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3560 seconds (0.1#10.140)