Zubair: Orang Pertama yang Menghunuskan Pedang di Jalan Allah
loading...
A
A
A
“Aku datang untuk memukul dengan pedangku ini siapa pun yang menyakitimu wahai Rasul!” jawab Zubair.
Kisah lainnya menyebut, pada saat kaum muslimin di Makkah masih sedikit, mereka selalu bersembunyi-sembunyi di rumah Arqam. Pada suatu hari tiba-tiba tersebar berita bahwa Rasulullah terbunuh.
Seketika itu, Zubair menghunus pedang dan mengacungkannya. Ia mondar mandir di jalan-jalan kota Makkah laksana tiupan angin kencang. la mula-mula pergi meneliti berita tersebut dengan bertekad andainya berita itu benar, maka niscaya pedangnya akan menebas semua pundak orang Quraisy, sehingga ia mengalahkan mereka, atau mereka menewaskan-nya. ( )
Di suatu tempat ketinggian kota Makkah, Rasulullah bertemu Zubair dan bertanya apa yang ia lakukan. Zubair menyampaikan berita tersebut, maka Rasulullah mendoakan kebaikan baginya serta keampuhan bagi pedangnya.
Zubair bin Awwam memang terkenal sebagai sosok yang pemberani dan dijuluki dengan orang pertama yang menghunuskan pedang di jalan Allah SWT (awwalu man salla sayfahu fi sabiilillah).
Meskipun masih terbilang remaja, keberanian Zubair bin Awwam ditopang oleh tubuhnya yang tinggi besar.
Menurut kitab Siyar A’lam al-Nubala digambarkan bahwa ketika Zubair bin Awwam menunggang kuda, maka kakinya bisa menyentuh tanah. Dalam kitab yang sama, dideskripsikan bahwa pribadi Zubair bin Awwam selalu wangi dan rapi dengan jenggot tipis menghiasi dagunya.
Ia salah seorang dari enam ahli syura, yang memusyawarahkan pengganti khalifah Umar bin Khattab. Ini merupakan pengakuan terhadap keilmuan dan kematangannya.
Hawari Nabi
Zubair merupakan keponakan dari ibunda Khadijah radhiallahu ‘anha, karena ayahnya adalah saudara laki-laki ummul mukminin. Adapun ibunya adalah bibi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Shafiyyah binti Abdul Muthalib. Nasab laki-laki Quraisy ini adalah sebagai berikut: Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab al-Qurasyi al-Asadi. Kunyahnya adalah Abu Abdullah, Hawari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hawari Rasulullah ini dilahirkan 28 tahun sebelum hijrah, melalui perantara Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Zubair adalah seorang bangsawan terpandang dalam kaumnya. Namun, ia tak lepas dari siksaan kaum kafir Quraisy. Yang memimpin penyiksaan itu adalah pamannya sendiri.
Keislamannya menimbulkan kemarahan orang-orang kafir Quraisy, terutama dari kalangan keluarganya. Beliau pernah juga disekap di suatu kurungan, kemudian dipenuhi dengan embusan asap api agar sesak nafasnya, lalu mereka memaksa Zubair untuk keluar dari Islam. "Tolaklah olehmu Tuhan Muhammad itu, nanti kulepaskan kamu dari siksa ini.”
"Tidak.. ! Demi Allah, aku tak akan kembali kepada kekafiran untuk selama-lamanya!" jawab Zubair dengan pedas dan mengejutkan.
Zubair turut serta dalam dua kali hijrah, hijrah ke Habasyah lalu menikah dengan putri Abu Bakar , Asma binti Abu Bakar radhiallahu ‘anha, kemudian ke Madinah dan mendapat anugerah putra pertama yang diberi nama Abdullah dan putra kedua Mush’ab radhiallahu ‘anhuma.
Tak pernah ia ketinggalan dalam berperang atau bertempur. Banyaknya tusukan dan luka-luka yang terdapat pada tubuhnya dan masih berbekas sesudah lukanya itu sembuh membuktikan pula kepahlawanan Zubair dan keperkasaannya.
Dari Aurah dan Ibnu al-Musayyib keduanya berkata, “Laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah adalah Zubair.” Peristiwa tersebut terjadi saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diganggu, lalu ia menghunuskan pedangnya kepada orang-orang yang mengganggu Nabi.(Baca juga : Perang Badar (1): Menguji Kesetiaan Kaum Anshar )
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di hari Perang Ahzab, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?” Zubair menjawab, “Saya (ya Rasulullah)” Beliau kembali bertanya, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?” Zubair kembali merespon, “Saya” Lalu Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap nabi memiliki hawari (teman-teman setia), dan hawariku adalah Zubair.”
Kisah lainnya menyebut, pada saat kaum muslimin di Makkah masih sedikit, mereka selalu bersembunyi-sembunyi di rumah Arqam. Pada suatu hari tiba-tiba tersebar berita bahwa Rasulullah terbunuh.
Seketika itu, Zubair menghunus pedang dan mengacungkannya. Ia mondar mandir di jalan-jalan kota Makkah laksana tiupan angin kencang. la mula-mula pergi meneliti berita tersebut dengan bertekad andainya berita itu benar, maka niscaya pedangnya akan menebas semua pundak orang Quraisy, sehingga ia mengalahkan mereka, atau mereka menewaskan-nya. ( )
Di suatu tempat ketinggian kota Makkah, Rasulullah bertemu Zubair dan bertanya apa yang ia lakukan. Zubair menyampaikan berita tersebut, maka Rasulullah mendoakan kebaikan baginya serta keampuhan bagi pedangnya.
Zubair bin Awwam memang terkenal sebagai sosok yang pemberani dan dijuluki dengan orang pertama yang menghunuskan pedang di jalan Allah SWT (awwalu man salla sayfahu fi sabiilillah).
Meskipun masih terbilang remaja, keberanian Zubair bin Awwam ditopang oleh tubuhnya yang tinggi besar.
Menurut kitab Siyar A’lam al-Nubala digambarkan bahwa ketika Zubair bin Awwam menunggang kuda, maka kakinya bisa menyentuh tanah. Dalam kitab yang sama, dideskripsikan bahwa pribadi Zubair bin Awwam selalu wangi dan rapi dengan jenggot tipis menghiasi dagunya.
Ia salah seorang dari enam ahli syura, yang memusyawarahkan pengganti khalifah Umar bin Khattab. Ini merupakan pengakuan terhadap keilmuan dan kematangannya.
Hawari Nabi
Zubair merupakan keponakan dari ibunda Khadijah radhiallahu ‘anha, karena ayahnya adalah saudara laki-laki ummul mukminin. Adapun ibunya adalah bibi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Shafiyyah binti Abdul Muthalib. Nasab laki-laki Quraisy ini adalah sebagai berikut: Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab al-Qurasyi al-Asadi. Kunyahnya adalah Abu Abdullah, Hawari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hawari Rasulullah ini dilahirkan 28 tahun sebelum hijrah, melalui perantara Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Zubair adalah seorang bangsawan terpandang dalam kaumnya. Namun, ia tak lepas dari siksaan kaum kafir Quraisy. Yang memimpin penyiksaan itu adalah pamannya sendiri.
Keislamannya menimbulkan kemarahan orang-orang kafir Quraisy, terutama dari kalangan keluarganya. Beliau pernah juga disekap di suatu kurungan, kemudian dipenuhi dengan embusan asap api agar sesak nafasnya, lalu mereka memaksa Zubair untuk keluar dari Islam. "Tolaklah olehmu Tuhan Muhammad itu, nanti kulepaskan kamu dari siksa ini.”
"Tidak.. ! Demi Allah, aku tak akan kembali kepada kekafiran untuk selama-lamanya!" jawab Zubair dengan pedas dan mengejutkan.
Zubair turut serta dalam dua kali hijrah, hijrah ke Habasyah lalu menikah dengan putri Abu Bakar , Asma binti Abu Bakar radhiallahu ‘anha, kemudian ke Madinah dan mendapat anugerah putra pertama yang diberi nama Abdullah dan putra kedua Mush’ab radhiallahu ‘anhuma.
Tak pernah ia ketinggalan dalam berperang atau bertempur. Banyaknya tusukan dan luka-luka yang terdapat pada tubuhnya dan masih berbekas sesudah lukanya itu sembuh membuktikan pula kepahlawanan Zubair dan keperkasaannya.
Dari Aurah dan Ibnu al-Musayyib keduanya berkata, “Laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah adalah Zubair.” Peristiwa tersebut terjadi saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diganggu, lalu ia menghunuskan pedangnya kepada orang-orang yang mengganggu Nabi.(Baca juga : Perang Badar (1): Menguji Kesetiaan Kaum Anshar )
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di hari Perang Ahzab, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?” Zubair menjawab, “Saya (ya Rasulullah)” Beliau kembali bertanya, “Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?” Zubair kembali merespon, “Saya” Lalu Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap nabi memiliki hawari (teman-teman setia), dan hawariku adalah Zubair.”