Permintaan Pertama: Mencabut Rasa Cinta kepada Wanita

Minggu, 21 Juni 2020 - 14:17 WIB
loading...
A A A


Aku melihat Amir berjalan hingga berhenti di suatu tempat yang lebat pepohonannya dan tersembunyi dan pandangan manusia. Lalu dia menghadap ke kiblat, berdiri untuk salat. Aku tidak melihat salat yang lebih bagus, lebih sempurna dan lebih khusyuk dan salatnya.



Setelah berlalu beberapa rekaat yang dikehendaki Allah, dia berdo’a kepada Allah dan bermunajah kepada-Nya. Di antara yang dia ucapkan adalah: “Wahai Ilahi, sungguh Engkau telah menciptakan aku dengan penintah-Mu, lalu Engkau tempatkan aku ke dunia ini sesuai kehendak-Mu, lalu Engkau perintahkan “berpegang teguhlah!”, bagaimana aku akan berpegang teguh jika Engkau tidak meneguhkan aku dengan kelembutan-Mu yaa Qawiyyu yaa Matiin!


Wahai Ilahi sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa seandainya aku memiliki dunia dan seluruh isinya, kemudian diminta demi meraih ridha-Mu niscaya aku akan memberikan kepada orang yang memintanya, maka berikanlah jiwaku kepadaku ya Arhamar Rahimin!


Wahai Ilahi, kecintaanku kepada-Mu yang sangat, membuatku terasa ringan menghadapi musibah, ridha atas segala qadha’, maka aku tidak peduli apapun yang menimpa diriku pagi dan sore harinya selagi masih bisa mencintaiMu.”

Putra Bashrah itu melanjutkan: “Kemudian rasa kantuk mendatangiku hingga aku tertidur. Berkali-kali aku tidur dan bangun sedangkan Amir masih tegak di tempatnya, tetap dalam salat dan munajahnya sampai datanglah waktu subuh.

ahi Munkar

Usai salat subuh beliau berdo’a: “Ya Allah, waktu subuh telah datang, manusia segera bangun dan pergi mencari karunia-Mu. Sesunguhnya masing-masing mereka memiliki keperluan, dan sesungguhnya keperluan Amir di sisiMu adalah agar Engkau mengampuninya. Ya Allah, kabulkanlah keperluanku dan juga keperluan mereka ya Akramal Akramin.



Ya Allah, sesungguhnya aku telah memohon kepada-Mu tiga perkara, lalu Engkau mengabulkan dua di antaranya dan tinggal satu saja yang belum. Ya Allah, perkenankanlah permohonan tersebut sehingga aku bisa beribadah kepadaMu sesuka hatiku dan sekehendakku!”

Beliau beranjak dan tempat duduknya dan tiba-tiba pandangan matanya tertuju kepadaku.



Beliau terperanjat dan berkata: “Apakah Anda membuntutiku sejak kemarin malam wahai saudaraku dari Bashrah?”

Aku menjawab: ‘Benar.”

Beliau berkata: “Rahasiakanlah apa yang Anda lihat, semoga Allah merahasiakan aib Anda!”

Aku menjawab: “Demi Allah, engkau beritahukan aku terlebih dahulu tentang tiga permohonanmu kepada Allah tersebut, atau aku akan memberitahukan kepada manusia tentang apa yang aku lihat’darimu.”



Beliau berkata: Duhai celaka, jangan sampai Anda beritahukan kepada orang lain!”

Aku katakan: “Dengan syarat engkau penuhi permintaanku padamu.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2613 seconds (0.1#10.140)