Thufail bin Amr Ad-Dausi: Penyair yang Paling Dikhawatirkan Masuk Islam oleh Kaum Kafir

Kamis, 14 Juli 2022 - 15:28 WIB
loading...
A A A
Karena itulah, kita menyaksikan saat tiba di rumah dan kampung halamannya, ia langsung menjumpai ayahnya dan menjelaskan kepadanya tentang akidah dan hajat dalam hatinya.

Ia langsung mengajak ayahnya masuk Islam setelah menceritakan perihal Rasul yang menyeru kepada agama Allah, dan tentang kebesaran, kesucian, amanah, ketulusan, serta ketaatan beliau kepada Allah Rabb semesta alam.

Ayahnya masuk Islam seketika itu juga. Selanjutnya, Thufail beralih kepada ibunya, maka ibunya pun menerima Islam. Setelah itu, ia berdakwah kepada istrinya yang juga menerima Islam. Ketika hatinya menjadi tenteram karena Islam telah meliputi rumahnya, iapun berpindah kepada kerabat dekat, bahkan kepada seluruh penduduk Daus. Namun, tidak ada seorang pun di antara mereka yang memenuhi seruannya dan memeluk Islam selain Abu Hurairah.



Kaumnya justru menghina dan mengucilkannya, hingga akhirnya ia tidak bisa lagi menahan kesabaran untuk tetap bersama mereka dan atas perlakuan mereka. Ia menaiki kendaraannya menempuh padang pasir dan kembali kepada Rasulullah SAW mengadukan kondisinya dan menambah bekal dengan ajaran-ajaran beliau.

Ketika telah tiba di Mekkah, ia bergegas ke rumah Rasulullah SAW dengan membawa kerinduan di hati. Ia berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, aku tidak kuasa lagi menghadapi perzinaan dan riba yang merajalela di Daus. Karena itu, berdoalah kepada Allah agar menghancurkan Daus.”

Akan tetapi, betapa terharunya Thufail ketika melihat Rasulullah mengangkatkan kedua tangan ke langit sembari berdoa, “Ya Allah, tunjukilah orang-orang Daus, dan datangkanlah mereka ke sini sebagai muslim.”

Setelah itu beliau memalingkan pandangan ke Thufail sembari bersabda, “Kembalilah kepada kaummu dan berdakwahlah kepada mereka dengan lemah lembut.”

Peristiwa yang disaksikan ini memenuhi jiwa Thufail dengan keharuan dan mengisi kalbunya dengan kepuasan. Ia lalu memuji Allah dengan pujian setinggi-tingginya, yang telah menjadikan Rasul SAW sebagai insan pengasih ini sebagai guru dan pembimbingnya, dan menjadikan Islam sebagai agama dan tempat berlindungnya.

Ia segera bangkit dan kembali ke kampung halaman dan kaumnya. Di sana, ia senantiasa mengajak mereka kepada Islam secara lembut seperti yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW.



Selama ia berada tengah-tengah kaumnya, Rasulullah telah hijrah ke Madinah dan telah terjadi Perang Badar, Uhud, dan Khandag. Ketika Rasulullah SAW sedang berada di Khaibar, setelah kota itu dibukakan oleh Allah untuk kaum muslimin, tiba-tiba satu rombongan besar yang terdiri dari delapan puluh keluarga Daus datang menghadap Rasulullah SAW sambil membaca tahlil dan takbir. Mereka lalu duduk di hadapan beliau dan berbaiat secara bergantian.

Ketika pemandangan meriah dan proses baiat yang diberkahi itu telah selesai, Thufail duduk seorang diri, merenungkan kembali kenangan-kenangan lamanya dan membayangkan langkah yang akan diambilnya untuk masa mendatang.

Ia teringat saat kedatangannya kepada Rasulullah SAW memohon agar beliau mengangkat tangan ke arah langit dan mengucapkan doa, “Ya Allah, hancurkanlah orang-orang Daus,” namun ternyata Rasulullah SAW menyampaikan permohonan lain yang menggugah keharuannya dengan ungkapan, “Ya Allah, tunjukilah orang-orang Daus, dan bawalah mereka ke sini sebagai muslim.”

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1663 seconds (0.1#10.140)