Ahli Tafsir Mimpi yang Dipenjara Gara-Gara Bangkai Tikus

Rabu, 08 Juli 2020 - 19:24 WIB
loading...
A A A
Sebagai bukti dari kesimpulan di atas adalah, ketika Umar bin Hubairah al-Farazi yang diangkat menjadi gubernur Irak, pernah meminta Ibnu Sirin menemuinya, lalu beliau datang bersama saudaranya. Sang wali menyambutnya dengan penuh hormat kemudian bertanya banyak tentang agama dan dunia.

Dia berkata, “Dalam kondisi seperti Anda akan tinggalkan kota di mana kezaliman telah merajalela sedangkan Anda tak menghiraukannya.”



Saudaranya mencubit kaki Ibnu Sirin demi mendengar jawaban seperti itu tapi beliau menoleh kepadanya, “Bukan engkau yang ditanya, melainkan aku. Ini adalah kesaksian: “Dan barangsiapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya.” (QS Al-Baqarah: 283)

Usai pertemuannya, beliau dilepas kepergiannya seperti sambutan ketika datangnya, dengan penuh santun dan rasa hormat. Lalu dihadiahkanlah sekantong uang berisi 3000 dirham dari kas Negara, tapi sama sekali tak disentuhnya.

Bertanyalah anak saudaranya, “Apa yang menghalangimu untuk menerima hadiah dari amir itu?”

Beliau berkata, “Dia memberi karena mengira aku orang baik. Bila benar aku baik, tidak pantas aku mengambil uang itu. Namun jika aku tidak seperti yang ia duga, tentu lebih layak lagi untuk tidak mengambilnya…” (

Dipenjara
Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak menguji ketulusan dan kesabaran Muhammad bin Sirin berupa cobaan seperti yang telah menimpa orang-orang mukmin lain.

Satu contoh dari ujian tersebut adalah peristiwa di mana beliau membeli minyak seharga 40.000 dirham sebanyak satu bejana penuh dibayar belakangan. Ketika diperiksa ternyata ada bangkai tikus yang sudah membusuk di dalamnya.



Dia berpikir, “Minyak ini ditampung dalam satu wadah dan najisnya tidak hanya di sekitar bangkai itu. Jika aku kembalikan kepada penjualnya, pasti akan dijualnya kepada orang lain.” Maka dibuangnya semua minyak di bejana tersebut.

Ini terjadi di saat perniagaannya rugi cukup besar. Akhirnya beliau terbelit utang, pemilik minyak menagih utangnya sedangkan beliau tak mampu membayarnya, lalu orang itu mengadukan persoalan tersebut kepada yang berwenang. Akhirnya diperintahkan agar beliau dipenjara sampai bisa mengembalikan utangnya.

Cukup lama beliau dipenjara, hingga penjaga merasa kasihan karena mengetahui keteguhan agama dan ketakwaannya dalam ibadah. ( )

Dia berkata, “Wahai Syaikh, pulanglah kepada keluarga bila malam tiba dan kembalilah kemari pada pagi harinya. Anda bisa melakukan itu sampai bebas nanti.”

Beliau menolak, “Tidak, Demi Allah aku tidak akan melakukan itu.”

Penjaga berkata, “Mengapa?”

Beliau menjawab, “Agar aku tidak membantumu mengkhianati pemerintah.” ( )

Ketika Anas bin Malik sakit keras, beliau berwasiat agar yang memandikan jenazahnya kelak adalah Muhammad bin Sirin, sekaligus menyalatkannya. Tapi Ibnu Sirin masih berada di dalam tahanan.

Hubungan ayahnya dengan Anas bin Malik tidak seberapa dibandingkan dengan hubungan Ibn Sirin dengan sahabat Rasulullah itu. Dia belajar di bawahnya dan pergi ke Persia untuk belajar darinya. Dia adalah salah satu penulis Malik dan kedua pria memiliki hubungan yang kuat dan saling mencintai satu sama lain.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2511 seconds (0.1#10.140)