Kendati Banyak yang Memilih, Khalifah Umar Larang Anaknya Jadi Pejabat

Senin, 20 Juli 2020 - 17:16 WIB
Abdullah bin Umar mulai mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW sejak usia 13 tahun. Ibnu Umar lahir 612 – wafat 693/696 atau 72/73 H. Ia masuk Islam bersama ayahnya saat ia masih kecil, yakni saat berusia 10 tahun. Ia ikut hijrah ke Madinah bersama ayahnya. Pada saat itu ia ingin menyertai ayahnya dalam Perang Badar, tapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menolaknya. Perang pertama yang diikutinya adalah Perang Khandaq.

Ia ikut berperang bersama Ja’far bin Abu Thalib dalam Perang Mu’tah, dan turut pula dalam pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah). Setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal, ia ikut dalam Perang Yarmuk dan dalam penaklukan Mesir serta daerah lainnya di Afrika .

Abdullah di jalan Allah hingga usia senja. Beliau dikenal sebagai sosok peniru Rasulullah . Bahkan ketika hendak salat, dia meniru gaya Rasulullah menunggangi unta.

Sayyidah Aisyah , istri Rasulullah memuji kesetiaan Abdullah. Tak seorang pun mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW, di tempat-tempat pemberhentiannya, sebagai dilakukan oleh Ibnu Umar!



Karena ketekunannya selalu mengikuti langkah Nabi, dia pun sering menjadi perawi hadis . Namun, dia selalu bersikap hati-hati dalam menyampaikannya. Dia tidak akan menyampaikan hadis Rasulullah, jika tidak ingat dengan seluruh kata-kata Rasulullah. Ini karena dia tidak ingin terselip atau berkurangnya satu huruf saja dari apa yang disampaikan Rasulullah.

Ibnu Umar meriwayatkan hadis terbanyak kedua setelah Abu Hurairah ra. Sebanyak 2.630 hadits sudah ia riwayatkan, karena ia selalu mengikuti ke mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pergi.



Tak hanya itu, ketika memberikan fatwa, dia tetap berhati-hati dan menjaga diri. Dia pun tidak berijtihad karena khawatir fatwa yang diberikannya salah. Dia menolak ketika ditawari jabatan hakim oleh Utsman bin Affan. Karena amanah itu hanya ada tiga macam; hakim yang tanpa ilmu dan hakim yang menggunakan nafsu akan masuk neraka. Sedangkan hakim yang ijtihadnya benar adalah yang adil, tetapi tidak berdosa dan tidak berpahala.

Utsman berharap alasan tersebut tidak tersebar karena khawatir banyak masyarakat yang mengikuti jejaknya, sehingga tak ada lagi yang mau menerima jabatan hakim. Namun, bukan berarti tindakan Abdullah adalah kurang tepat. Karena dia berpikir masih banyak sahabat Rasulullah yang dapat memegang jabatan tersebut. Abdullah berharap untuk selalu meningkatkan ibadah dan ketaatan kepada Allah.



Apalagi, saat itu Islam sedang berjaya, umat Islam begitu mudah mendapatkan harta dan jabatan. Maka hal itu menjadi ujian bagi Abdullah. Ketika remaja, Abdullah pernah bermimpi. Di masa Rasulullah SAW saya bermimpi seolah-olah ditanganku ada selembar kain beludru. Tempat mana saja yang saya ingin di surga, maka beludru itu akan menerbangkanku ke sana. Hafshah, saudaranya, menceritakan mimpi tersebut kepada Rasulullah.

Sang Nabi berkata Abdullah akan menjadi laki-laki yang paling utama masuk surga, seandainya dia sering salat malam dan banyak melakukannya. Sejak saat itu hingga ujung usia, dia tak pernah meninggalkan qiyamul lail saat bermukim maupun menjadi musafir. Dia menghidupkan malam dengan salat, membaca Al-Quran dan berzikir menyebut Allah hingga bercucuran air mata ketika mendengar ayat Al-Quran tentang peringatan.

Abdullah bin Umar sangat bergairah ketika panggilan jihad berkumandang. Namun ia juga anti kekerasan, terlebih ketika yang bertikai adalah sesama golongan Islam.



Kesalehan Ibnu Umar sering mendapatkan pujian dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin lainnya. Jabir bin Abdullah berkata, “Tidak ada di antara kami disenangi oleh dunia dan dunia senang kepadanya, kecuali Umar dan putranya Abdullah.”

Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan, “Ibnu Umar meninggal dan keutamaannya sama seperti Umar. Umar hidup pada masa banyak orang yang sebanding dengan dia, sementara Ibnu Umar hidup pada masa yang tidak ada seorang pun yang sebanding dengan dia.”



Pedagang kaya raya

Ibnu Umar adalah seorang pedagang sukses dan kaya raya, tetapi juga banyak berderma. Ia hidup sampai 60 tahun setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia kehilangan pengelihatannya pada masa tuanya. Ia wafat dalam usia lebih dari 80 tahun, dan merupakan salah satu sahabat yang paling akhir yang meninggal di kota Makkah.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menegakkan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

(HR. Bukhari No. 36)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More