Inilah Hak-hak Istri Atas Suami

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 17:14 WIB
Karena suami memiliki hak untuk melarang istrinya keluar rumah tanpa seizin dengan suaminya maka istri memiliki hak untuk berekreasi keluar rumah. Ini adalah salah satu hak istri atas suaminya. Foto ilustrasi/ist
Islam mengibaratkan sebuah keluarga seperti suatu lembaga yang berdiri di atas suatu kerja sama antara dua orang. Penanggung jawab yang pertama dalam kerja sama tersebut adalah suami. Namun, Islam juga menentukan hak-hak di antara suami dan istri yang dengan menjalankan hak-hak tersebut, maka akan tercapai ketenteraman dan keberlangsungan lembaga.

(Baca juga : Mengganti Salat Usai Haid, Bagaimana Aturannya? )

Syariat juga menyuruh suami istri agar menunaikan apa yang menjadi kewajibannya dan tidak mempermasalahkan beberapa kesalahan kecil yang mungkin saja terjadi. Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan:

نْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. ” [Ar-Ruum: 21)

Soal hak-hak istri atas suaminya, Allah Ta'ala berfirman :

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” [QS Al-Baqarah: 228]

(Baca juga : Kisah Perempuan di Perang Uhud yang Mengkhawatirkan Rasulullah )

Hal ini merupakan suatu kaidah menyeluruh yang mengatakan bahwasanya seorang perempuan memiliki kesamaan dengan laki-laki dalam semua hak, kecuali satu perkara yang diungkapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan firman-Nya :

وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada isterinya.” (QS Al-Baqarah: 228)

(Baca juga : Hadiah Pahala Jariyah dari Anak yang Saleh )

Kelebihan suami sangat terkait karena posisinya sebagai penanggung jawab keluarga. Bagi istri, selain kewajiban yang harus dijalankan, ada hak-hak tertentu yang ia harus dapat dari suaminya. Disadur dari buku 'Nizamul usra fil Islam' oleh Dr Ali Yusif Elsubki, dijelaskan ada 7 hak istri atas diri suaminya. Yakni sebagai berikut:

1. Mahar Sadaq

Mahar adalah sesuatu yang diberikan oleh suami kepada istrinya saat akad nikah. Jika mahar itu dalam bentuk benda yang bisa dipakai saat akad nikah sebaiknya digunakan pada saat itu dan jika berbentuk uang tunai bisa disebut bisa juga tidak dan itu tidak membatalkan akad nikah.

(Baca juga : Erupsi, Gunung Kerinci Terus Semburkan Asap Tebal Bikin Warga Kayu Aro Panik )

Mahar atau pemberian bukan sebuah harga bagi perempuan karena perempuan bukan barang yang dijual oleh orang tuanya tetapi ia lebih sebagai penghargaan dan penghormatan suami kepada istri atas kesediaannya menerima niat baiknya untuk menjalin sebuah kehidupan keluarga yang selama lamanya dan mendidik anak anak di masa yang akan datang.

Sebagai seorang suami ia wajib memberikan sesuatu kepada istrinya apapun bentuknya sesuai kemampuannya. Sebagaimana firman Allah Tala dalam surah al Baqarah ayat 333, "Dan berikanlah kepada wanita wanita kalian sodaqa sebagai pemberian dan penghargaan kepadanya.

Karena mahar bukan sebuah harga tetapi lebih simbol maka sebaiknya adalah sesuatu yang bernilai apapun bentuknya. Akan tetapi jika calon suami tidak memiliki apapun yang bisa diberikan maka membaca Al-Qur'an sebagai mahar itu juga diperbolehkan

(Baca juga : Bertambah 4.301, Kini Ada 357.762 Kasus Covid-19 di Indonesia )

2. Memberi Nafkah

Sejak kehidupan keluarga oleh pasangan dimulai, suami wajib memberi nafkah kepada istrinya terlepas ia kaya atau miskin bekerja atau tidak. Memberi nafkah merupakan kewajiban kewajiban suami terhadap keluarganya sebagaimana telah ditetapkan dalam Al-Qur'an sebagaimana disebutkan dalam surah At Talaq ayat 7, "Agar kalian membelanjakan apa yang anda miliki".

Dalam satu riwayat Rasulullah bersabda "Satu dinar untuk dijalan Allah satu dinar yang dibelanjakan untuk diri sendiri satu dinar yang engkau berikan kepada fakir miskin dan satu dinar yang engkau belanjakan untuk keluargamu akan lebih baik dan mulia yang dibelanjakan untuk keluarga kalian.

3. Pendidikan dan pengajaran

Islam mewajibkan kaum laki-lKI dan perempuan belajar dan menuntut ilmu agar mengetahui urusan agamanya dan dunianya. Jika satu pasangan suami istri sama sama memiliki ilmu dan pengetahuan maka itu akan lebih baik dan lebih mulia karena keduanya dapat mengerti dan memahami segala hal yang terkait dengan kehidupan dan agamanya.

(Baca juga : Harga Beli Kembali Emas Antam Turun di Bawah Cetiau )

Akan tetapi jika salah satunya khususnya istri tidak mengerti tentang urusan agama maka suami berkewajiban mengajarinya segala hal yang terkait dengan urusan agama agar istrinya dapat memahami dan menjalankan tuntunan agama secara baik. Suami wajib mengajar istrinya tata cara salat, puasa dan lain lain.

"Jagalah keluargamu dari api neraka Sayyidina Ali bin Abi Ttholib mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah ajarlah dan didiklah keluarga kalian agar mereka terbebas dari api neraka," (QS At-Tahrim : 6)

4. Bersikap adil dalam melayaninya

Jika seorang suami memiliki lebih dari satu istri maka ia wajib bersikap adil dalam melayaninya termasuk memberi nafkah. Aisyah radhiyallahu'anha mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam membagi waktunya di antara kami secara adil kemudian mengatakan, "Ya Tuhanku inilah bagian yang saya miliki karena itu janganlah sesali apa yang aku tidak miliki."

(Baca juga : Penjelasan Kemenkes tentang Alur Pelayanan Rawatan Pasien Corona )

Rasulullah juga bersabda, "Barang siapa yang memiliki dua istri kemudian dia hanya condong kepada salah satunya maka nanti di hari kiamat akan datang dalam keadaan miring".

Seorang suami yang memiliki dua atau tiga istri kemudian dia tidak berlaku adil maka ia telah melakukan pengrusakan dalam kehidupan keluarganya dan dosanya akan ditanggung semuanya

5. Memberi kesempatan berekreasi

Karena suami memiliki hak untuk melarang istrinya keluar rumah tanpa seizin dengan suaminya maka istri memiliki hak untuk berekreasi keluar rumah. Di sini suami bertanggung jawab dan berkewajiban sesekali membawa istrinya keluar rumah untuk menikmati keindahan yang ada di luar sana bergembira ria bersama keluarga namun bukan pada hal hal yang bertentangan dengan ajaran agama.

(Baca juga : Kilau Uang Bisnis Alat Kesehatan Global )

Suami tidak diperbolehkan memperkosa hak istrinya untuk bersuka ria dan bergembira dan justru harus memenuhinya dengan baik sehingga istri tidak jenuh dan bosan mengurus keluarganya sehari hari selama dalam koridor kewajaran

6. Cemburu yang tidak berlebihan

Cemburu adalah sesuatu yang dibolehkan bagi suami tetapi dalam batas batas tertentu tidak boleh berlebihan karena yang demikian itu akan menimbulkan kerusakan dalam rumah tangga. Kecemburuan yang dibolehkan adalah cemburu terhadap istri karena kebaikanya lemah lembut dan kesetiannya.

Hal demikian ini akan menjaga keluarga itu dari kerusakan dan akan menjadikan keluarga lebih harmonis dan langgeng. Cemburu seperti ini justru dianjurkan dalam agama bahkan setiap orang harus memiliki kecemburuan seperti ini karena yang demikian ini akan menambah keutuhan rumah tangga.

(Baca juga : Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga )

7. Berbaik sangka

Rasulullah adalah panutan yang paling baik dalam kehidupan keluarganya Beliau tidak pernah membiarkan pada dirinya muncul sebuah prasangka buruk terhadap istri istrinya. Ia selalu menghindari hal hal yang dapat menimbulkan kecurigaan dan mengganggu perasaan istrinya apalagi jika ia kembali ke rumahnya sedang istrinya sudah tidur.

Nabi selalu menahan diri untuk tidak masuk ke dalam kamarnya karena tidak ingin jika ada prasangka buruk terhadap istrinya. Rasulullah pun juga meminta sahabat sahabatnya agar tidak berprasangka buruk terhadap istrinya termasuk ketika ia mendatanginya setelah meninggalkan istrinya beberapa hari.

Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Amalah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Shalat pada waktunya. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berjuang pada jalan Allah. Kemudian aku tidak menambah pertanyaan lagi karena menjaga perasaan beliau.

(HR. Bukhari No. 5513)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More