Tali Celana, Keledai Pembawa Musibah, dan Resep Masakan
Selasa, 26 Januari 2021 - 20:22 WIB
Berikut Canda Ala Sufi terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.
Lihat, Apa yang akan Kulakukan
Suatu ketika, Nashruddin menjadi seorang tamu di sebuah desa. Namun, dia kehilangan tali celananya. Karena itu, dia berkata kepada penduduk desa itu, "Jika kalian tak mendapatkan tali celanaku, lihat apa yang akan kulakukan."
Setelah tahu bahwa Nashruddin adalah salah seorang tokoh masyarakat, mereka kebingungan dan berusaha mencari tali itu agar dapat mengembalikannya pada Nashruddin. Salah seorang di antara mereka mendekat pada Nashruddindan berkata, "Andai kami tak menemukan tali celana itu, apa yang akan Anda perbuat?"
Dengan tenang, Nashruddin menjawab, "Aku punya sebuah karpet tua dan aku akan menjadikannya tali celanaku..."
Agar Semua Orang Tahu Deritaku
Nashruddin membawa keledainya ke pasar untuk dijual. Lalu datanglah seseorang dan meletakkan tangannya ke dalam mulut keledai itu untuk mengetahui berapa umurnya. Namun, keledai itu menggigitnya, sehingga dia merasa kesakitan dan mengumpat sambil meninggalkannya.
Tak lama, datanglah seorang pembeli lain. Ketika hendak memegang ekornya, tiba-tiba keledai itu menghentakkan kakinya hingga mengenai orang itu dan terjatuh. Dia pun mengumpat keledai itu dan pergi.
Seseorang berkata pada Nashruddin, "Kalau keledai ini dijual pada orang lain, dia akan menggigit dan menghentakkan kakinya."
Mendengar ucapan orang itu, Nashruddin berkata, "Aku datang ke mari bukan untuk menjual keledai, tetapi untuk menunjukkan kepada semua orang musibah yang menimpaku lantaran keledai ini."
Resep Masakan
Suatu hari, Nashruddin pergi ke pasar untuk membeli sepotong daging. Di tengah jalan, dia bertemu dengan salah seorang temannya yang bertanya, "Bagaimana engkau akan memasak sepotong daging itu?"
Nashruddin menjawab, "Seperti biasa," sambil menyebutkan sejenis makanan yang biasa Nashruddin makan. Orang itu berkata kembali, "Tentu engkau harus memasaknya menjadi masakan lezat, yaitu dengan resep yang kan kuajarkan padamu."
Setelah orang itu menyebutkan resep dan cara memasaknya, Nashruddin berkata padanya, "Aku tidak dapat menghapalnya satu persatu. Tolong engkau catat semua resep itu dalam kertas ini dan aku akan mencobanya."
Orang itu lalu menuliskan resepnya dan Nashruddin pulang sambil mengkhayalkan lezatnya makanan yang akan dimasaknya.
Tak lama, karena lelap dalam lamunannya, tiba-tiba datanglah seekor burung elang dan menyambar daging Nashruddin itu serta membawanya terbang ke angkasa. Nashruddin bingung. Dia lalu mengambil resep itu sambil memandangi burung elang yang sedang terbang cepat ke angkasa, seraya berkata, "Hai elang, daging itu tak bermanfaat bagimu... Engkau takkan dapat menyantapnya begitu saja, karena resep masakannya ada padaku."
Lihat, Apa yang akan Kulakukan
Suatu ketika, Nashruddin menjadi seorang tamu di sebuah desa. Namun, dia kehilangan tali celananya. Karena itu, dia berkata kepada penduduk desa itu, "Jika kalian tak mendapatkan tali celanaku, lihat apa yang akan kulakukan."
Setelah tahu bahwa Nashruddin adalah salah seorang tokoh masyarakat, mereka kebingungan dan berusaha mencari tali itu agar dapat mengembalikannya pada Nashruddin. Salah seorang di antara mereka mendekat pada Nashruddindan berkata, "Andai kami tak menemukan tali celana itu, apa yang akan Anda perbuat?"
Dengan tenang, Nashruddin menjawab, "Aku punya sebuah karpet tua dan aku akan menjadikannya tali celanaku..."
Agar Semua Orang Tahu Deritaku
Nashruddin membawa keledainya ke pasar untuk dijual. Lalu datanglah seseorang dan meletakkan tangannya ke dalam mulut keledai itu untuk mengetahui berapa umurnya. Namun, keledai itu menggigitnya, sehingga dia merasa kesakitan dan mengumpat sambil meninggalkannya.
Tak lama, datanglah seorang pembeli lain. Ketika hendak memegang ekornya, tiba-tiba keledai itu menghentakkan kakinya hingga mengenai orang itu dan terjatuh. Dia pun mengumpat keledai itu dan pergi.
Seseorang berkata pada Nashruddin, "Kalau keledai ini dijual pada orang lain, dia akan menggigit dan menghentakkan kakinya."
Mendengar ucapan orang itu, Nashruddin berkata, "Aku datang ke mari bukan untuk menjual keledai, tetapi untuk menunjukkan kepada semua orang musibah yang menimpaku lantaran keledai ini."
Resep Masakan
Suatu hari, Nashruddin pergi ke pasar untuk membeli sepotong daging. Di tengah jalan, dia bertemu dengan salah seorang temannya yang bertanya, "Bagaimana engkau akan memasak sepotong daging itu?"
Nashruddin menjawab, "Seperti biasa," sambil menyebutkan sejenis makanan yang biasa Nashruddin makan. Orang itu berkata kembali, "Tentu engkau harus memasaknya menjadi masakan lezat, yaitu dengan resep yang kan kuajarkan padamu."
Setelah orang itu menyebutkan resep dan cara memasaknya, Nashruddin berkata padanya, "Aku tidak dapat menghapalnya satu persatu. Tolong engkau catat semua resep itu dalam kertas ini dan aku akan mencobanya."
Orang itu lalu menuliskan resepnya dan Nashruddin pulang sambil mengkhayalkan lezatnya makanan yang akan dimasaknya.
Tak lama, karena lelap dalam lamunannya, tiba-tiba datanglah seekor burung elang dan menyambar daging Nashruddin itu serta membawanya terbang ke angkasa. Nashruddin bingung. Dia lalu mengambil resep itu sambil memandangi burung elang yang sedang terbang cepat ke angkasa, seraya berkata, "Hai elang, daging itu tak bermanfaat bagimu... Engkau takkan dapat menyantapnya begitu saja, karena resep masakannya ada padaku."
(mhy)