Meneladani Ibrahim (5/Tamat): Ujian Berat Dilalui Berkat Kematangan Iman
Selasa, 24 Agustus 2021 - 23:47 WIB
Tentu ayat terakhir ini merupakan bukti kuat (dalil) bahwa anak yang disembelih itu memang Ismail. Selain karena pemberitahuan akan berita gembira itu terjadi setelah penyembelihan. Juga dikuatkan oleh informasi Kitab Taurat yang menyatakan bahwa yang disembelih itu adalah anak satu-satunya Ibrahim.
Saya tidak akan memasuki area perdebatan tentang siapa yang disembelih. Karena memang bagi kita umat Islam berdasarkan ayat Al-Qur'an jelas. Dan pastinya kalau itu dari Al-Qur'an maka itu berarti merupakan rana iman yang harus diterima.
Dari semua proses ujian yang terjadi itu hal yang ingin saya garis bawahi adalah pemberian balasan yang baik (jazaa) kepada Ibrahim. Bagaimana bentuk balasan itu?
Balasan yang dimaksud itu dapat ditemukan di Surah Al-Baqarah ayat 124: "Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa Kalimat (perintah atau ujian). Lalu dia sempurnakan pelaksanaan ujian itu. Allah lalu berfirman: Sesungguhnya Aku menjadikan kamu Pemimpin bagi manusia".
Dengan demikian balasan yang dimaksud pada ayat sebelumnya kepada Ibrahim: "Begitulah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan." (As-Shoofat: 110) adalah diangkatnya Ibrahim menjadi Imam (pemimpin) bagi seluruh manusia.
Sekaligus ini pulalah pelajaran terpenting dari kisah ini. Pertama, bahwa Ibrahim merupakan sosok yang tidak saja mewakili dirinya secara individu (pribadi). Tapi juga sebagai umat (ummatan qanitho).
Kedua, bahwa Ibrahim telah dijadikan sebagai pemimpin bagi manusia. Hal itu karena Ibrahim telah memenuhi segala perintah Tuhannya. Artinya bahwa kepemimpinan dalam Islam itu banyak terkait dengan ketaatan yang sempurna kepada Allah.
Ketiga, kesempurnaan agama yang menjadi jalan kepemimpinan Ibrahim dilalui dengan berbagai tantangan. Justru dalam pandangan iman tantangan adalah bagian integral dari proses menuju kepada kesempurnaan iman itu sendiri.
Dan umat ini sebagai Khaer Umat masanya sadar dan bangkit untuk kembali meraih kepemimpinan global (imamat lin naas) itu. Tentu hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun keseriusan dan komitmen untuk memenuhi semua ajaran Allah (berislam secara kaaffah). Bahkan mempersiapkan diri menghadapi berbagai ujian dalam prosesnya. Karena ujian itu sendiri menjadi fondasi bagi terwujudnya kemenangan.
Semoga Allah memudahkan dan memberikan pertolonganNya. Aamin!
New York, 23 Agustus 2021
Saya tidak akan memasuki area perdebatan tentang siapa yang disembelih. Karena memang bagi kita umat Islam berdasarkan ayat Al-Qur'an jelas. Dan pastinya kalau itu dari Al-Qur'an maka itu berarti merupakan rana iman yang harus diterima.
Dari semua proses ujian yang terjadi itu hal yang ingin saya garis bawahi adalah pemberian balasan yang baik (jazaa) kepada Ibrahim. Bagaimana bentuk balasan itu?
Balasan yang dimaksud itu dapat ditemukan di Surah Al-Baqarah ayat 124: "Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa Kalimat (perintah atau ujian). Lalu dia sempurnakan pelaksanaan ujian itu. Allah lalu berfirman: Sesungguhnya Aku menjadikan kamu Pemimpin bagi manusia".
Dengan demikian balasan yang dimaksud pada ayat sebelumnya kepada Ibrahim: "Begitulah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan." (As-Shoofat: 110) adalah diangkatnya Ibrahim menjadi Imam (pemimpin) bagi seluruh manusia.
Sekaligus ini pulalah pelajaran terpenting dari kisah ini. Pertama, bahwa Ibrahim merupakan sosok yang tidak saja mewakili dirinya secara individu (pribadi). Tapi juga sebagai umat (ummatan qanitho).
Kedua, bahwa Ibrahim telah dijadikan sebagai pemimpin bagi manusia. Hal itu karena Ibrahim telah memenuhi segala perintah Tuhannya. Artinya bahwa kepemimpinan dalam Islam itu banyak terkait dengan ketaatan yang sempurna kepada Allah.
Ketiga, kesempurnaan agama yang menjadi jalan kepemimpinan Ibrahim dilalui dengan berbagai tantangan. Justru dalam pandangan iman tantangan adalah bagian integral dari proses menuju kepada kesempurnaan iman itu sendiri.
Dan umat ini sebagai Khaer Umat masanya sadar dan bangkit untuk kembali meraih kepemimpinan global (imamat lin naas) itu. Tentu hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun keseriusan dan komitmen untuk memenuhi semua ajaran Allah (berislam secara kaaffah). Bahkan mempersiapkan diri menghadapi berbagai ujian dalam prosesnya. Karena ujian itu sendiri menjadi fondasi bagi terwujudnya kemenangan.
Semoga Allah memudahkan dan memberikan pertolonganNya. Aamin!
New York, 23 Agustus 2021
(rhs)