Mukmin Itu Bagaikan Lebah, Berikut Penjelasannya

Senin, 28 Desember 2020 - 17:29 WIB
loading...
Mukmin Itu Bagaikan Lebah, Berikut Penjelasannya
Ciri orang mukmin di antaranya jarang menyakiti, rendah (tawadlu), bermanfaat, selalu merasa cukup (qonaah) dan menjauhi hal-hal yang haram. Foto/kajian Habib Umar Bin Hafizh
A A A
Salah satu nikmat terbesar adalah ketika Allah menjadikan kita golongan orang beriman (mukmin). Orang beriman yangsenantiasa berbuat baik akan meraih keberuntungan besar sebagaimana firman-Nya:

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu'. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya." (QS Al-Baqarah Ayat 25)

(Baca Juga: Ibarat Satu Tubuh, Sesama Muslim Itu Bersaudara)

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم memberi perumpamaan orang mukmin seperti lebah sebagaimana hadis dari Abdullah bin Amru ia berkata, Nabi bersabda:

وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد

"Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak." (HR Ahmad)

Al-Habib Quraisy Baharun menjelaskan maksud mukmin bagaikan lebah yang artinya ia hanya memakan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Kemudian ia selalu mengeluarkan ucapan dan perbuatan yang baik dan bermanfaat sebagaimana lebah yang mengeluarkan madu yang bermanfaat untuk manusia.

"Di manapun ia berada, tak pernah berbuat kerusakan. Bahkan ia menjadi pintu pintu pembuka kebaikan untuk manusia. Ia selalu rajin berusaha dan tak pernah malas. Ulet dan tak pernah menyerah. Bahkan ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain," jelas ulama yang juga Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan itu.

Para Salafunas Sholeh rahimahullah berkata:

: “ووجه الشبه: حذق النحل، وفِطنته، وقلة أذاه، وحقارته، ومنفعته، وقنوعه، وسعيه في النهار، وتنزُّهه عن الأقذار، وطيب أكله، وأنه لا يأكل مِن كسب غيره، وطاعته لأميره، وأن للنحل آفاتٍ تقطعه عن عمله، منها: الظلمة، والغَيْم، والريح، والدخَان، والماء، والنار، وكذلك المؤمن له آفات تُفقِره عن عمله؛ ظلمة الغفلة، وغَيْم الشك، وريح الفتنة، ودخَان الحرام، ونار الهوى

"Sisi kesamaannya adalah bahwa lebah itu cerdas, ia jarang menyakiti, rendah (tawadhu), bermanfaat, selalu merasa cukup (qona'ah), bekerja di waktu siang, menjauhi kotoran, makanannya halal nan baik, ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain, amat taat kepada pemimpinnya, dan lebah itu berhenti bekerja bila ada gelap, mendung, angin, asap, air dan api. Demikian pula mukmin amalnya terkena penyakit bila terkena gelapnya kelalaian, mendungnya keraguan, angin fitnah, asap haram, dan api hawa nafsu."

Mudah-mudahan Allah Ta'ala senantiasa membimbing kita dengan hidayah dan taufik-Nya dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang mukmin. Allahumma Aamiin.

(Baca Juga: Habib Quraisy Baharun: 2 Perhiasan Paling Baik Bagi Manusia)

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1741 seconds (0.1#10.140)