Ammar bin Yasir: Ketika Ramalan Rasulullah Jadi Kenyataan
loading...
A
A
A
TATKALA Rasulullah SAW dan para sahabat mendirikan masjid di Madinah, semuanya bekerja dengan riang gembira. Mereka mengangkut batu, mengaduk pasir dengan kapur atau mendirikan tembok, sekelompok di sini dan sekelompok lagi di sana.
Rasulullah turut mengangkat batu yang paling berat dan melakukan pekerjaan yang paling sukar. Maka di tengah-tengah khalayak ramai yang sedang hilir mudik itu, kelihatanlah Ammar bin Yasir sedang mengangkat batu besar.
Rasulullah melihatnya, lalu mendekati Ammar. Tangan beliau yang penuh berkah itu mengipaskan debu yang menutupi kepala Ammar. Beliau mengamati wajah Ammar kemudian beliau bersabda di hadapan semua sahabatnya:
"Aduhai Ibnu Sumayyah, ia dibunuh oleh golongan pendurhaka!"
Ramalan ini diulangi oleh Rasulullah sekali lagi. Kebetulan bertepatan dengan ambruknya dinding di atas tempat Ammar bekerja, hingga sebagian kawannya menyangka bahwa ia tewas yang menyebabkan Rasulullah meratapi kematiannya itu. Para sahabat sama terkejut dan menjadi ribut karenanya, tetapi dengan nada menenangkan dan penuh kepastian, Rasulullah menjelaskan:
"Tidak. Ammar tidak apa-apa, hanya nanti ia akan dibunuh oleh golongan pendurhaka!"
Maka wahai, siapakah kiranya yang dimaksud dengan golongan tersebut. Dan bilakah serta di manakah terjadinya peristiwa itu?
Ammar mendengarkan ramalan itu dan meyakini kebenaran pandangan tembus yang disingkapkan oleh Rasul yang utama. Tetapi ia tidak merasa gentar, karena semenjak menganut Islam ia telah dicalonkan untuk menghadapi maut dan mati syahid di setiap detik baik siang maupun malam.
Dan hari-hari pun berlalu. Tahun demi tahun silih berganti. Rasulullah SAW telah kembali ke tempat tertinggi..., disusul oleh Abu Bakar ke tempat ridla Ilahi. Lalu berangkatlah pula Umar pergi mengiringi. Setelah itu khilafat dipegang oleh Dzun Nurain Utsman bin Affan.
Sementara itu musuh-musuh Islam yang bergerak di bawah tanah, berusaha menebus kekalahannya di medan tempur dengan jalan menyebarluaskan fitnah.
Terbunuhnya Umar merupakan hasil pertama yang dicapai oleh gerakan atau subversi ini, yang gerakannya merembes ke Madinah tak ubahnya bagai angin panas, dan bergerak dari negeri yang kerajaan dan singgasananya telah dibebaskan oleh ummat Islam.
Berhasilnya usaha mereka terhadap Umar membangkitkan minat dan semangat mereka untuk melanjutkannya, mereka sebarkan fitnah dan nyalakan apinya di sebagian besar negeri-negeri Islam. Dan mungkin Utsman r. a. tidak memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini hingga terjadilah pula peristiwa yang menyebabkan syahidnya Utsman dan terbukanya pintu fitnah yang melanda Kaum Muslimin.
Mu'awiyah bangkit hendak merebut jabatan khalifah dari tangan khalifah Ali bin Abu Thalib yang baru diangkat
Di pihak siapakah berdirinya laki-laki yang mengenai dirinya Rasulullah SAW pernah bersabda: "Dan ambillah olehmu petunjuk yang dipakai oleh Ammar sebagai bimbingan."
Dan bagaimanakah pendirian orang yang mengenai dirinya, Rasulullah SAW pernah pula bersabda:
"Barangsiapa yang memusuhi Ammar, maka ia akan dimusuhi oleh Allah."
Dan orang yang bila suaranya kedengaran mendekat ke rumah Rasulullah, maka beliau segera menyambut dengan sabdanya: "Selamat datang bagi orang baik dan diterima baik izinkanlah ia masuk !"
Rasulullah turut mengangkat batu yang paling berat dan melakukan pekerjaan yang paling sukar. Maka di tengah-tengah khalayak ramai yang sedang hilir mudik itu, kelihatanlah Ammar bin Yasir sedang mengangkat batu besar.
Rasulullah melihatnya, lalu mendekati Ammar. Tangan beliau yang penuh berkah itu mengipaskan debu yang menutupi kepala Ammar. Beliau mengamati wajah Ammar kemudian beliau bersabda di hadapan semua sahabatnya:
"Aduhai Ibnu Sumayyah, ia dibunuh oleh golongan pendurhaka!"
Ramalan ini diulangi oleh Rasulullah sekali lagi. Kebetulan bertepatan dengan ambruknya dinding di atas tempat Ammar bekerja, hingga sebagian kawannya menyangka bahwa ia tewas yang menyebabkan Rasulullah meratapi kematiannya itu. Para sahabat sama terkejut dan menjadi ribut karenanya, tetapi dengan nada menenangkan dan penuh kepastian, Rasulullah menjelaskan:
"Tidak. Ammar tidak apa-apa, hanya nanti ia akan dibunuh oleh golongan pendurhaka!"
Maka wahai, siapakah kiranya yang dimaksud dengan golongan tersebut. Dan bilakah serta di manakah terjadinya peristiwa itu?
Ammar mendengarkan ramalan itu dan meyakini kebenaran pandangan tembus yang disingkapkan oleh Rasul yang utama. Tetapi ia tidak merasa gentar, karena semenjak menganut Islam ia telah dicalonkan untuk menghadapi maut dan mati syahid di setiap detik baik siang maupun malam.
Dan hari-hari pun berlalu. Tahun demi tahun silih berganti. Rasulullah SAW telah kembali ke tempat tertinggi..., disusul oleh Abu Bakar ke tempat ridla Ilahi. Lalu berangkatlah pula Umar pergi mengiringi. Setelah itu khilafat dipegang oleh Dzun Nurain Utsman bin Affan.
Sementara itu musuh-musuh Islam yang bergerak di bawah tanah, berusaha menebus kekalahannya di medan tempur dengan jalan menyebarluaskan fitnah.
Terbunuhnya Umar merupakan hasil pertama yang dicapai oleh gerakan atau subversi ini, yang gerakannya merembes ke Madinah tak ubahnya bagai angin panas, dan bergerak dari negeri yang kerajaan dan singgasananya telah dibebaskan oleh ummat Islam.
Berhasilnya usaha mereka terhadap Umar membangkitkan minat dan semangat mereka untuk melanjutkannya, mereka sebarkan fitnah dan nyalakan apinya di sebagian besar negeri-negeri Islam. Dan mungkin Utsman r. a. tidak memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini hingga terjadilah pula peristiwa yang menyebabkan syahidnya Utsman dan terbukanya pintu fitnah yang melanda Kaum Muslimin.
Mu'awiyah bangkit hendak merebut jabatan khalifah dari tangan khalifah Ali bin Abu Thalib yang baru diangkat
Di pihak siapakah berdirinya laki-laki yang mengenai dirinya Rasulullah SAW pernah bersabda: "Dan ambillah olehmu petunjuk yang dipakai oleh Ammar sebagai bimbingan."
Dan bagaimanakah pendirian orang yang mengenai dirinya, Rasulullah SAW pernah pula bersabda:
"Barangsiapa yang memusuhi Ammar, maka ia akan dimusuhi oleh Allah."
Dan orang yang bila suaranya kedengaran mendekat ke rumah Rasulullah, maka beliau segera menyambut dengan sabdanya: "Selamat datang bagi orang baik dan diterima baik izinkanlah ia masuk !"