Menakjubkan! Ibadah Seluruh Jamaah Haji Diterima Berkat Orang Ini

Senin, 11 Oktober 2021 - 08:05 WIB
loading...
A A A
"Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah Anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala Haji Mabrur?"

"Wah, saya sendiri tidak tahu Tuan!"

"Coba ceritakan bagaimana kehidupan Anda selama ini".

Maka Sa'id bin Muhafah bercerita. "Setiap tahun, setiap musim Haji, aku selalu mendengar: 'Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni'mata laka wal mulka. Laa syarika laka".

(Ya Allah, aku datang karena panggilan Mu.Tiada sekutu bagi Mu. Segala nikmat dan puji adalah kepunyan Mu dan kekuasaan Mu. Tiada sekutu bagi Mu).

Setiap kali aku mendengar kalimat itu, aku selalu menangis. "Ya Allah, aku rindu Makkah. Ya Allah aku rindu melihat Ka'bah. Ijinkan aku datang, ijinkan aku datang ya Allah."

Sejak puluhan tahun lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 Dirham, cukup bekal untuk saya berhaji. "Saya sudah siap berhaji."

"Tapi anda batal berangkat haji?" tanya Abdullah Bin Mubarak. "Benar"

"Apa yang terjadi?" "Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat."

"Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini? "Iya sayang."

"Cobalah engkau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku."

"Saya pun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir roboh. Di situ ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit."

Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya. Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan: "Tidak boleh tuan. Dijual berapapun akan saya beli!"

"Makanan itu tidak dijual, tuan," katanya sambil berlinang mata.

Akhirnya saya tanya kenapa? Sambil menangis, janda itu berkata: "Daging ini halal untuk kami dan haram untuk Tuan," kata janda itu.

Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?

Karena itu saya mendesaknya lagi: "Kenapa?"

Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Di rumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.

"Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".

Mendengar ucapan itu, spontan Sa'id si tukang sol sepatu menangis, lalu pulang ke rumahnya dan menceritakan kejadian itu kepada istrinya. Istrinya pun ikut menangis.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3161 seconds (0.1#10.140)