Kisah Nabi Muhammad SAW Tidur di Depan Pintu Rumah karena Pulang Kemalaman

Senin, 18 Juli 2022 - 16:07 WIB
loading...
A A A
Rasulullah SAW adalah suami dan pribadi yang sangat sabar dan tidak banyak protes terhadap istrinya. Beliau juga sangat sopan dan tidak pernah satu kali pun mencela istrinya.

Sebuah riwayat menceritakan dari 'Aisyah, suatu hari masakan Aisyah rasanya terlalu asin. Namun, Rasulullah SAW tetap menyanjung makanan itu tanpa berkomentar apa pun. Sajian tersebut juga habis dilahapnya.

Belakangan, Aisyah mencicipi masakannya sendiri dan sadar akan rasa yang terlampau asing.

Sebagai istri, wajar bila kecemburuan datang ketika suami menyebut-nyebut nama perempuan lain. Aisyah ra pernah suatu ketika terbakar api cemburu karena merasa dirinya dibanding-bandingkan dengan Khadijah ra, istri pertama Rasulullah SAW.

Di sinilah peran Rasulullah SAW membimbing istrinya itu agar rasa cemburu tidak meningkat ke emosi yang tak perlu. Sanjungan terhadap Khadijah ra tidak berarti menafikkan peran satu istrinya yang lain. Rasulullah SAW sebagai seorang suami mampu mengubah kecemburuan istrinya menjadi cinta kasih.

Aisyah ra merupakan wanita cerdas dan beruntung. Kebersamaan dengan Rasulullah SAW merupakan upaya belajar sepanjang hayat. Saat salah seorang sahabat bertanya, seperti apakah akhlak Rasulullah SAW. ‘Aisyah menyebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah Al-Qur'an “berjalan”. Maknanya, kehidupan Nabi Muhammad SAW selalu sesuai dengan perintah Alquran.

Suatu malam, Aisyah RA begitu heran mendapati suaminya sholat sunnah berpuluh rakaat. Bahkan, kaki Rasulullah tampak bengkak-bengkak karena itu. Aisyah pun bertanya, “Mengapa engkau melakukan ini, ya Rasulullah? Bukankah engkau sudah dijamin masuk surga kelak oleh Allah?”

Apa jawab beliau? Rasulullah SAW dengan nada haru berkata, ibadah sholat ini sebagai upayanya memanjatkan rasa syukur kepada Allah.



Akhlak Al-Quran
Setelah Nabi Muhammad wafat, seorang arab badui menemui Siti Aisyah dan berkata: "Ceritakan padaku akhlak Muhammad”.

Isteri Nabi yang sering disapa “Khumairah” oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur’an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur’an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur’an berjalan.

Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab, “Ah, semua perilakunya indah.” Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri.

“Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, "Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu."

Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2366 seconds (0.1#10.140)