Para Sufi Gunakan Istilah Teknis yang Mendekati Misteri
Selasa, 25 Agustus 2020 - 09:17 WIB
"Mencari telur."
"Tidak ada di sarang (burung) pada akhir tahun!"
"Jangan terlalu yakin," ucap Nashruddin. "Jika engkau adalah burung dan menginginkan untuk melindungi telur-telurmu, apakah engkau akan membangun sebuah sarang baru, dengan setiap mata melihatmu?" ( )
Ini merupakan cerita lain dari cerita-cerita Nashruddin yang terlihat pada Don Quixote. Fakta bahwa lelucon ini bisa dibaca paling tidak dengan dua cara, mungkin bisa menghalangi pemikir formal, tetapi justru memberikan kesempatan kepada kaum darwis untuk memahami dualitas dari wujud-nyata, yang dikaburkan oleh pemikiran manusia konvensional. Oleh sebab itu, apa yang rancu bagi intelektual menjadi kekuatan bagi pemahaman secara intuitif. ( )
"Tidak ada di sarang (burung) pada akhir tahun!"
"Jangan terlalu yakin," ucap Nashruddin. "Jika engkau adalah burung dan menginginkan untuk melindungi telur-telurmu, apakah engkau akan membangun sebuah sarang baru, dengan setiap mata melihatmu?" ( )
Ini merupakan cerita lain dari cerita-cerita Nashruddin yang terlihat pada Don Quixote. Fakta bahwa lelucon ini bisa dibaca paling tidak dengan dua cara, mungkin bisa menghalangi pemikir formal, tetapi justru memberikan kesempatan kepada kaum darwis untuk memahami dualitas dari wujud-nyata, yang dikaburkan oleh pemikiran manusia konvensional. Oleh sebab itu, apa yang rancu bagi intelektual menjadi kekuatan bagi pemahaman secara intuitif. ( )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)